Harga Emas Antam Hari Ini Meroket Rp 15.000 per Gram, Minat Beli?

Harga emas terbaru di Antam Senin 4 Desember 2023 dipatok Rp 1.145.000 per gram, naik Rp 15.000 jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Des 2023, 09:30 WIB
Harga emas terbaru di Antam Senin 4 Desember 2023 dipatok Rp 1.145.000 per gram, naik Rp 15.000 jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas terbaru yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk atau biasa disebut dengan emas Antam terbang tinggi di awal pekan ini. Harga emas terbaru di Antam Senin 4 Desember 2023 dipatok Rp 1.145.000 per gram, naik Rp 15.000 jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin.

Demikian juga dengan harga emas Antam untuk pembelian kembali atau harga emas Antam buyback juga dipatok Rp 1.044.000 per gram. Harga buyback ini merupakan patokan bila Anda menjual emas, maka harga emas Antam akan dihargai Rp 1.044.000 per gram.

Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda bisa memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Antam juga menawarkan beberapa seri emas seperti emas seri batik, gift seri dengan ukuran beragam.

Harga emas Antam hari ini belum termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Hingga pukul 08.38 WIB, harga emas Antam sebagian besar masih ada.

Rincian Harga Emas Antam

Berikut rincian harga emas Antam hari ini, melansir laman logammulia.com, Senin (4/12/2023):

  • Harga emas Antam 0,5 gram = Rp 622.500
  • Harga emas Antam 1 gram = Rp 1.145.000
  • Harga emas Antam 2 gram = Rp 2.230.000
  • Harga emas Antam 3 gram = Rp 3.320.000
  • Harga emas Antam 5 gram = Rp 5.500.000
  • Harga emas Antam 10 gram = Rp 10.945.000
  • Harga emas Antam 25 gram = Rp 27.237.000
  • Harga emas Antam 50 gram = Rp 54.395.000
  • Harga emas Antam 100 gram = Rp 108.712.000
  • Harga emas Antam 250 gram = Rp 271.515.000
  • Harga emas Antam 500 gram = Rp 542.820.000
  • Harga emas Antam 1.000 gram = Rp 1.085.600.000.

Prediksi Harga Emas Dunia Usai Cetak Rekor Tertinggi, Bakal Lebih Mahal Lagi?

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sebelumnya, harga emas mencatatkan rekor pada penutupan November 2023, namun hal tersebut tidak cukup bagi investor emas. Hal ini karena momentum yang kuat telah mendorong harga emas ke titik tertinggi sepanjang masa menjelang akhir pekan.

Dikutip dari Kitco, harga emas berjangka bulan Februari diperdagangkan pada USD 2.091,90 per ounce, naik lebih dari 4% dari penutupan Jumat pekan lalu. Rekor harga emas dunia sebelumnya berada di USD 2.089,20 pada Agustus 2020.

Harga emas melihat momentum pembelian baru karena pasar terus memperhitungkan potensi penurunan suku bunga pada awal bulan Maret. Reli logam mulia terjadi bahkan ketika bank sentral mempertahankan sikap pengetatannya. 

Pada hari Jumat lalu, Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa dia masih tidak yakin kebijakan moneter cukup ketat untuk menurunkan inflasi hingga 2%.

Namun, pasar kurang memperhatikan apa yang dikatakan Powell, karena CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga lebih dari 50% pada kuartal pertama 2024.

“Logam mulia tetap didukung oleh taruhan pemotongan Fed sementara faktor teknis terus mendukung momentum kenaikan,” kata Lukman Otunuga, Manajer Analisis Pasar di Forexlive.com.“Dengan tidak adanya katalis fundamental baru, penutupan bulanan bulan November di atas USD 2.000 bisa saja terjadi, memberikan landasan bagi pembeli untuk mendorong harga lebih tinggi," lanjut dia.

Pergerakan Harga Emas

Sementara itu, Kepala Investasi Zaye Capital Markets, Naeem Aslam mengatakan ini bisa menjadi awal dari pergerakan harga emas yang lebih besar dengan 'hari-hari cerah di masa depan'.

“Kami percaya bahwa The Fed telah mencapai puncak siklus kenaikan suku bunganya terlepas dari apa yang terus dikatakan oleh beberapa anggota The Fed,” ujarnya. 

"Kami percaya bahwa ada kemungkinan nyata bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga menjelang akhir kuartal pertama tahun depan. Namun, ancaman inflasi tetap ada. Jika kita tidak melihat CPI mendekati angka 3% atau bahkan lebih rendah, The Fed mungkin mempertahankan suku bunga pada level saat ini hingga akhir semester pertama," jelas dia.

 


Kebijakan Moneter Agresif Federal Reserve

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Meskipun kebijakan moneter agresif Federal Reserve masih menimbulkan risiko bagi emas, beberapa analis mengatakan bahwa perlambatan ekonomi berarti bahwa, pada akhirnya, langkah Federal Reserve selanjutnya adalah menurunkan suku bunga, yang berpotensi dilakukan lebih cepat.

Direktur Strategi Investasi ETF abrdn, Robert Minter mengatakan bahwa perlambatan terus muncul di pasar real estat komersial AS karena sektor ini terus merasakan dampak kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve dan tingginya lowongan karena para pekerja terus bekerja dari rumah.

"Jika – itu adalah 'jika' yang besar, tetapi jika kita melihat awal dari gelembung real estate komersial, akan ada lebih banyak pencetakan uang. Itu adalah bagian dari apa yang kita lihat lagi pada harga emas saat ini. Bagian lainnya adalah pasar memperkirakan tidak ada lagi kenaikan suku bunga, dan potensi penurunan suku bunga yang lebih tinggi dalam waktu dekat. Maka kita bisa mendapatkan pasar bullish emas seperti tiga kali terakhir siklus suku bunga Dana Fed terjadi," kata Minter dalam komentarnya kepada Berita Kitco.

Minter menambahkan bahwa dalam tiga kali pengumuman terakhir Federal Reserve menghentikan siklus pengetatannya, harga emas telah menguat masing-masing sebesar 57%, 235% dan 69%. Dia mencontohkan, harga emas sejauh ini naik 5,4% sejak The Fed mengambil sikap netral.

 


Harga Emas Terus Bergerak Lebih Tinggi

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Kepala Strategi Logam MKS PAMP, Nicky Shiel  juga mencatat bahwa harga emas bisa mendapatkan tawaran safe-haven bahkan ketika data ekonomi tetap cukup tangguh.

"Harga emas sedang menginternalisasikan bahwa masyarakat tidak merasa seperti itu. Para ahli berbicara tentang 'pecahnya kesehatan ekonomi dan tatanan sosial kita', namun tidak terlalu dramatis, masyarakat hanya merasa lebih buruk dibandingkan sebelumnya dan hal ini diungkapkan melalui aset-aset yang aman," katanya.

Pada saat yang sama, para analis mencatat bahwa harga emas terus bergerak lebih tinggi meskipun sebagian besar investor ritel menghindari pasar. Para analis mengatakan harga emas akan benar-benar bergerak ketika sentimen ini mulai bergeser.

Terlepas dari optimisme ini, beberapa analis menyarankan investor berhati-hati dengan emas pada level tersebut dan tidak mengejar pasar.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya