Bursa Saham Asia Beragam Jelang Rilis Data Ekonomi

Sejumlah rilis data ekonomi termasuk inflasi Jepang dan Korea Selatan diumumkan pekan ini bayangi laju bursa saham Asia Pasifik pada Senin, 4 Desember 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Des 2023, 08:51 WIB
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin (4/12/2023) di tengah investor menanti serangkaian data ekonomi penting termasuk inflasi. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin (4/12/2023) di tengah investor menanti serangkaian data ekonomi penting pada Selasa dan pembacaan inflasi akhir pekan ini.

Dikutip dari CNBC, rilis inflasi di Tokyo akan diumumkan pada Selasa, 5 Desember 2023 yang secara luas dipandang sebagai indikator utama tren nasional. Pada hari yang sama juga akan rilis inflasi Korea Selatan.

Reserve Bank of Australia akan mengadakan pertemuan terakhirnya pada 2023 pada Selasa, 5 Desember 2023. Ekonom yang disurvei oleh Reuters prediksi bank tersebut akan pertahankan suku bunga pada 4,35 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 naik 1,17 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,6 persen, dan indeks Kosdaq bertambah 0,53 persen. Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 1 persen dan indeks Topix tergelincir 1,23 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong berada di posisi 16.942, lebih tinggi dari penutupan perdagangan terakhir di kisaran 16.830,3.

Di wall street pada Jumat, 1 Desember 2023, indeks S&P 500 dan Dow Jones menyentuh level tertinggi baru pada 2023. Dua indeks saham acuan itu masing-masing naik 0,59 persen dan 0,82 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,55 persen.

Hal ini terjadi meskipun ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menolak harapan pasar mengenai penurunan suku bunga ke depan. Ia menuturkan, terlalu dini untuk menyimpulkan dengan yakin kebijakan moneter cukup membatasi.

Ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menggambarkan pembicaraan mengenai pemotongan suku bunga sebagai hal yang prematur. Kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin akan terjadi.

 

 

 


Dampak Pengetatan The Fed Belum Terasa

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

“Masih terlalu dini untuk menyimpulkan dengan keyakinan bahwa kita telah mencapai sikap yang cukup membatasi atau berspekulasi mengenai kapan kebijakan akan dilonggarkan. Kami siap untuk memperketat kebijakan lebih lanjut jika diperlukan,” ujar dia.

Pernyataan Powell disampaikan jelang pertemuan bank sentral AS pada 12-13 Desember 2023. The Fed mempertahankan suku bunga pada dua pertemuan terakhirnya.

“Tindakan kuat yang kami ambil telah memindahkan kebijakan suku bunga kami ke dalam wilayah restriktif yang berarti kebijakan moneter yang ketat memberikan tekanan pada aktivitas ekonomi dan inflasi,” tutur Powell.

Powell menuturkan, kebijakan moneter diperkirakan berdampak lambat terhadap kondisi ekonomi. “Dampak penuh dari pengetatan yang kita lakukan kemungkinan belum terasa,” ujar dia.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 1 Desember 2023

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik melemah pada Jumat, 1 Desember 2023. Hal ini berlawanan dengan wall street yang sebagian besar menguat pada perdagangan Kamis pekan ini di tengah beragamnya data ekonomi dari seluruh wilayah.

Selain itu, investor juga menilai indeks manajer pembelian manufaktur Caixin China pada November yang menunjukkan sektor ini berkembang secara tidak terduga.

Angka PMI Caixin mencapai 50,7 dibandingkan 49,5 pada Oktober dan mengalahkan perkiraan jajak pendapat Reuters sebesar 49,8.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,38 persen setelah mencatat kenaikan dalam tiga hari. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,76 persen, sedangkan indeks Kosdaq susut 0,21 persen.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 di bawah garis data. Indeks Topix menguat 0,35 persen. Indeks Hang Seng turun 0,3 persen. Indeks CSI 300 merosot 0,57 persen.


Penutupan Wall Street pada 1 Desember 2023

Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Jumat, 1 Desember 2023. Indeks S&P 500 melonjak ke level tertinggi pada Jumat pekan ini sehingga memperpanjang kenaikan November 2023.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melonjak 0,59 persen ke posisi 4.594,63. Indeks Nasdaq bertambah 0,55 persen ke posisi 14.305,03. Indeks Dow Jones melesat 294,61 poin atau 0,82 persen ke posisi 36.245,50.

Indeks Dow Jones menyentuh level tertinggi baru pada Jumat pekan ini dan membawa indeks tersebut naik hampir 9,4 persen. Indeks Dow Jones mencatat rekor tertinggi baru dan menutup bulan terbaiknya dalam lebih dari setahun.

Indeks S&P 500 ditutup ke level tertinggi sejak Maret 2022. Saham yang membawa indeks saham acuan it uke level tertinggi antara lain saham Ulta Beauty dan Boston Properties yang menguat 10,8 persen dan 11,2 persen. Selain itu, saham Paramount melompat 9,8 persen.

Sementara itu, ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menolak ekspektasi pasar mengenai penurunan suku bunga pada masa mendatang. Ia menuturkan, terlalu dini untuk menyimpulkan dengan yakin kebijakan moneter cukup membatasi.

Sementara itu, imbal hasil obligasi susut seiring saham menguat sepanjang hari, bahkan setelah pernyataan Powell yang hati-hati karena pelaku pasar menafsirkannya sebagai sinyal kalau bank sentral setidaknya sudah selesai menaikkan suku bunga. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun lebih dari 13 basis poin menjadi 4,213 persen.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya