Menelisik Sektor Saham Prospektif pada Sisa Akhir 2023

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dalam jalur bullish pada Desember 2023 setelah melewati level 7.000.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 04 Des 2023, 10:07 WIB
Kinerja pasar modal jelang akhir tahun diprediksi tumbuh positif. Ini mengingat terdapat sejumlah sentimen yang akan membantu pertumbuhan kinerja pasar modal. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja pasar modal jelang akhir tahun diprediksi tumbuh positif. Ini mengingat terdapat sejumlah sentimen yang akan membantu pertumbuhan kinerja pasar modal. 

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dalam jalur bullish pada Desember 2023 setelah melewati level 7.000. Ia juga memperkirakan bank sentral AS atau the Fed akan menahan kenaikan suku bunga pada Desember 2023.

"Potensi window dressing sepertinya berpeluang karena ekonomi Indonesia tahun depan berpotensi masih tumbuh dan the Fed diperkirakan juga akan melakukan cut rate yang agresif sehingga investor bisa optimis menatap 2024," kata Roger kepada Liputan6.com, ditulis Senin (4/12/2023).

Dengan demikian, ia memprediksi masih ada beberapa sektor saham yang masih prospektif jelang Pemilu 2024, yakni sektor telekomunikasi, konsumer, otomotif dan juga perbankan. 

"Kami menjagokan sektor telekomunikasi, konsumer, otomotif serta perbankan," kata dia. 

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi melihat arah kebijakan bank sentral AS atau the Fed mulai jelas dengan data-data yang relatif mendukung. 

Misalnya, perlambatan ekonomi yang terlihat pada indeks manufaktur terkontraksi, daya beli yang terlihat melambat dengan PCE deflator secara inti turun dibawah ekspektasi dan inflasi yang terlihat terkendali. 

Alhasil, investor mulai bersiap melakukan akumulasi saham-saham yang sangat sensitif dengan suku bunga, seperti infrastruktur, teknologi, perbankan dan konsumer non-primer.

"IHSG berpotensi melaju le level 7.300 secara optimistis apabila kuat setelah mencapai target penguat pola inverted head and shoulders di 7.090an," kata dia.

Menurut ia, potensi penguatan pada Desember ini masih memiliki peluang yang besar. Sebab, kondisi 2023 berbeda seperti 2022, harga komoditas lebih ramah, tensi geopolitik mulai mereda, era pemangkasan suku bunga mulai terlihat dan kondisi bisnis juga membaik.

 

 


Melihat Potensi Window Dressing Jelang Akhir 2023

Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, kinerja pasar modal jelang akhir tahun diperkirakan tumbuh positif. Hal ini seiring dengan adanya sejumlah sentimen yang akan mengangkat kinerja pasar modal. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menuturkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung dibayangi sentimen positif pada Desember ini. Sebab, situasi dan kondisi baik itu dari global maupun domestik masih relatif sangat kondusif.

"Kita lihat saja misalnya sentimen terkait dengan tensi geopolitik, misalnya yang terjadi antara Rusia versus Ukraina, maupun juga Israel versus Hamas sudah relatif mereda," kata Nafan kepada Liputan6.com, dikutip Sabtu (2/12/2023).

Selain itu, Bank Sentral AS atau the Fed diprediksi akan menahan kenaikan suku bunga. Sehingga, ada potensi IHSG pada Desember bisa ditutup di zona positif.

"Kalau di bulan Desember memang semestinya potensi terjadinya window dressing, maupun juga terkait dengan Santa Claus Rally Effect, ya itu juga semestinya juga bisa terjadi," kata dia. 

Dia juga melihat situasi dan kondisi serta kemanan politik secara domestik masih kondusif untuk pasar. Bahkan, perekonomian Indonesia pada kuartal IV 2023 berpotensi tumbuh positif. 

Secara fundamental makro ekonomi domestik sangat solid dan pemilu juga bisa merangsang daya beli masyarakat maupun juga pemerintah.

"Jadi, ini juga bisa mendukung atau bisa menjadikan sentimen positif, jadi memang ya semestinya fenomena window dressing juga center close rally di Desember. Bahkan rebalancing MSCI ini juga semestinya bisa ya, bisa berpotensi menjadi sentimen positif ya untuk IHSG yang di akhir tahun ini ya," ujarnya. 

Bagi para investor, ia merekomendasikan saham BBNI, BBCA, BBRI, TLKM, INDF, ICBP, CPIN, JPFA, MDKA dan PTPA untuk dapat dipertimbangkan dalam periode tersebut. 

 


Data Pendukung

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi melihat arah kebijakan bank sentral AS atau the Fed mulai jelas dengan data-data yang relatif mendukung.

Misalnya, perlambatan ekonomi yang terlihat pada indeks manufaktur terkontraksi, daya beli yang terlihat melambat dengan PCE deflator secara inti turun dibawah ekspektasi dan inflasi yang terlihat terkendali. 

Alhasil, investor mulai bersiap melakukan akumulasi saham-saham yang sangat sensitif dengan suku bunga, seperti infrastruktur, teknologi, perbankan dan konsumer non-primer.

"IHSG berpotensi melaju le level 7.300 secara optimis apabila kuat setelah mencapai target penguat pola inverted head and shoulders di 7.090an," kata dia.

Menurut ia, potensi penguatan pada Desember ini masih memiliki peluang yang besar. Sebab, kondisi 2023 berbeda seperti 2022, harga komoditas lebih ramah, tensi geopolitik mulai mereda, era pemangkasan suku bunga mulai terlihat dan kondisi bisnis juga membaik.

 


Penutupan IHSG pada 1 Desember 2023

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Jumat (1/12/2023). Pergerakan IHSG melemah di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.

Mengutip RTI, IHSG merosot 0,29 persen ke posisi 7.059,90. Indeks saham LQ45 naik 1,04 persen ke posisi 939,70. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Pada perdagangan Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.083,85 dan terendah 7.022,76. Sebanyak 338 saham melemah sehingga menekan IHSG. 217 saham menguat dan 204 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.257.914 kali dengan volume perdagangan saham 31,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 12,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.480. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 213,29 miliar. Sedangkan sepanjang 2023, investor asing jual saham Rp 13,6 triliun.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) memerah kecuali sektor saham industri naik 1,46 persen, sektor saham properti menguat 0,12 persen dan sektor saham teknologi bertambah 2,18 persen.

Sementara itu, sektor saham basic merosot 3,53 persen dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi terpangkas 0,52 persen, sektor saham nonsiklikal susut 1,48 persen, sektor saham siklikal merosot 0,99 persen.

Selain itu, sektor saham kesehatan melemah 2,43 persen, sektor saham keuangan susut 0,27 persen, sektor saham infrastruktur terpangkas 0,71 persen dan sektor saham transportasi turun tipis 0,13 persen.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya