Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit industri perbankan pada Oktober 2023 mencapai Rp 6.903 triliun atau naik 8,99 persen secara tahunan (yoy).
"Kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit tercatat 8,99 persen year on year, dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 10,22 persen year on year," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam RDK Bulanan November 2023 secara virtual, Senin (4/12/2023).
Advertisement
Ditinjau dari kepemilikan bank pada Oktober 2023, Bank BUMN atau Himpunan Bank Milik Negara Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 11,76 persen.
Di sisi lain pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK pada Oktober 2023 tercatat sebesar 3,43 persen secara tahunan, dengan deposito menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 5,66 persen (yoy).
Kemudian, likuiditas industri perbankan pada Oktober 2023 dalam level yang memadai dengan rasio likuiditas jauh di atas level kebutuhan pengawasan.
Rasio Likuiditas
OJK mencatat rasio alat likuiditas terhadap non core deposit (NCD) dan alat likuiditas atau AL/DPK masing-masing naik. Untuk AL/NCD naik menjadi 117,29 persen, di mana September yang lalu adalah 115,37 persen. Kemudian AL/DPK naik menjadi 26, 36 persen sedangkan September 25,83 persen, atau jauh di atas trashold masing-masing di atas 50 persen dan 10 persen.
Selanjutnya, Dian melaporkan, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77 persen pada Oktober 2023, dan NPL gross sebesar 2,42 persen.
Lebih lanjut, Dian mengatakan, OJK telah melakukan survei yang menunjukkan volatilitas pasar keuangan global tidak berpengaruh terhadap kondisi perbankan domestik.
"Responden memperkirakan kinerja perbankan akan terjaga baik, kredit akan terjaga baik, dan laba juga akan terjaga," ujarnya.
Menurutnya, optimisme kinerja perbankan didorong oleh ekspektasi bahwa penyaluran kredit masih akan cukup baik, sehingga berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.
Transaksi Digital Banking Indonesia Sentuh Rp 5.118 Triliun di November 2023
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.
“Pada Oktober 2023 nilai transaksi uang elektronik meningkat 17,67% year-on-year, sehingga mencapai Rp. 41,71 triliun secara bulanan,” ungkap Gubernur Bank Indonesia erry Warjiyo, dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan November 2023, dikutip Kamis (23/11/2023).
Sementara nilai transaksi digital banking tercatat Rp. 5.118,9 triliun atau tumbuh 15,57% year-on-year.
Adapun nominal transaksi QRIS yang tercatat tumbuh 186,1% year-on-year, mencapai Rp. 24,97 triliun pada bulan Oktober 2023.
BI mencatat, QRIS kini memiliki 43,44 juta pengguna 29,63 juta merchant yang sebagian besar merupakan UMKM.
“Bank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, dan perluasan kerjasama sistem pembayaran antar negara guna mendorong inklusi Ekonomi keuangan dan memperluas ekonomi dan keuangan digital,” tutur Perry Warjiyo.
Advertisement
Transaksi Pembayaran
Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit dan kartu kredit mencapai Rp. 664,9 triliun atau turun sebesar 3,53 year-on-year.
”Dari sisi pengelolaan uang Rupiah jumlah uang kartal yang diedarkan pada Oktober 223 meningkat 5,73% year-on-year sehingga mencapai Rp. 957,7 triliun,” papar Gubernur BI.
“Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI termasuk pemenuhan kebutuhan Natal dan Tahun Baru,” ucapnya.