Liputan6.com, Jakarta - Brand pakaian aktivitas luar ruangan, The North Face, baru-baru ini tengah jadi perbincangan hangat di jagat maya. Semua bermula ketika seorang perempuan di Selandia Baru yang mengeluh tentang jaket yang dikenakannya dari brand itu.
Perempuan tersebut membagikan komplainnya soal jaket itu melalui unggahan di akun TikTok @fannypack310 pada 17 November 2023. Video berdurasi 42 detik itu menunjukkan dirinya tengah berjalan di jalur pendakian di tengah hujan.
Advertisement
Dirinya basah kuyup sambil mengenakan rain jacket berlogo The North Face. "Saya punya opsi untuk memilih North Face," kata Jensen dalam video yang telah ditonton lebih dari 11,6 juta kali.
"Saya membeli 'rain jacket' ini beberapa hari yang lalu dan label iklannya mengatakan bahwa ini tahan air. Dengar, saya 100 persen yakin di luar sedang hujan dan saya basah kuyup," lanjutnya.
Perempuan itu mengungkapkan bahwa, "Dengar, saya tidak ingin pengembalian dana. Saya ingin Anda mendesain ulang rain jacket ini agar tahan air dan mengirimkannya secara ekspres ke puncak Hooker Valley Lake di Selandia Baru di mana saya akan menunggu."
Ia pun menandai akun TikTok The North Face dalam keterangannya. Salah satu komentar, seorang warganet dengan akun @timbrodini menulis, "*Northface telah meninggalkan percakapan."
Brand ini lantas membuat video TikTok mereka sendiri sebagai tanggapan atas komentar @timbrodini. "Kami sedang sibuk mengirimkan jaketnya kepada @Jenn di puncak gunung," bunyi keterangan brand itu.
Kirim Langsung dengan Helikopter
Dalam video TikTok, seorang karyawan The North Face terlihat mengambil jaket merah dari salah satu toko fisiknya dan kemudian melompat ke helikopter untuk terbang ke Selandia Baru. Pria tersebut kemudian melompat keluar dari helikopter di puncak gunung dan berlari melemparkan jaket tersebut ke Jensen yang sudah menunggu.
Jensen mengucapkan "terima kasih" di akhir video. Ia kemudian membuat video lanjuta di akunnya yang menjelaskan bahwa tim pemasaran The North Face melihat videonya dan ingin "menebus kesalahannya".
Ia mengatakan mereka menerbangkannya dengan helikopter ke puncak gunung di Selandia Baru untuk memberinya perlengkapan hujan baru. "Pada titik ini, ujian terakhirnya adalah apakah perlengkapan hujan baru yang mereka berikan kepada saya di puncak gunung itu akan mampu bertahan hingga standar yang sangat tinggi yang telah ditetapkan oleh North Face untuk diri mereka sendiri," tutupnya di akhir video. Beberapa warganet berspekulasi apakah video aslinya juga merupakan bagian dari aksi pemasaran.
Advertisement
Strategi Marketing
Tetapi Jensen menjawab bahwa dia "menolak" kesempatan untuk dibayar untuk video tindak lanjut perusahaan tersebut. "Saya bukan seorang influencer, saya hanya pelanggan yang kecewa," ungkapnya.
Strategi pemasaran tersebut tampaknya menjadi cara baru bagi brand untuk terhubung dengan pelanggan dengan menunjukkan kepeduliannya sekaligus menyediakan video yang menghibur di media sosial. Warganet pun turut menyampaikan tanggapannya di kolom komentar.
"Tim Pemasaran yang bagus..🫡… respons yang sempurna," bunyi salah satu komentar.
Warganet lainnya menyebut, "Saya dapat melihat tim pemasaran Anda sedang dalam permainan mereka dengan memastikan tidak turun hujan sehingga tetap mengharapkan hasil yang sama karena ini adalah masalah lini produk."
"merek yang memahami tugasnya," jelas lainnya.
"Suka humor di antara ini, brilian 😂🥰 Jaket North Face saya tidak pernah mengecewakan saya ☔️😃 Selamat menjelajah!!," kata lainnya.
Warganet lain mengekspresikan rasa terkejutnya ketika staf The North Face memberi jaket baru lewat helikopter. "Ya ampun, kamu melakukannya, kamu benar-benar melakukannya," bunyi komentar itu.
Disebut Tiru Strategi Marketing Brand Lain
Tanggapan lain berbunyi, "Saya merasa video ini memerlukan lebih banyak penayangan mengingat upaya yang telah dilakukan untuk membuatnya. Seharusnya videonya digabungkan di awal untuk konteksnya."
"Respons terbaik dari sebuah perusahaan hingga saat ini! Terima kasih North Face, kamu akan selalu menjadi nomor satu bagiku🥰," kata salah seorang lainnya.
"Alih-alih merespons secara agresif seperti kebanyakan orang, mereka mencari cara cerdas untuk memanfaatkan situasi dan sekarang kita semua menonton North Face," ungkap lainnya.
Warganet lain menyebut, "Mereka seharusnya mempelajari ini di kelas pemasaran!! Suka tanggapan terhadap tiktok itu."
"Bicara tentang tim pemasaran yang tahu apa yang mereka lakukan 👏🏻👏🏻👏🏻," ungkap lainnya.
The North Face nampaknya mengikuti langkah merek tempat minum Stanley. Brand tersebut belakangan viral usai menghadiahkan mobil baru kepada seorang perempuan. Mobil perempuan itu sendiri terbakar, tetapi dalam video TikTok dia menunjukkan bahwa cangkir Stanley miliknya selamat dari kebakaran mobil dan es di dalamnya bahkan belum mencair.
Advertisement