Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Apa Penyebabnya?

Baru-baru ini Kementerian Kesehatan Singapura menyebutkan adanya lonjakan kasus COVID-19.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 04 Des 2023, 17:00 WIB
Ilustrasi Singapura (AP/Wong Maye-E)

Liputan6.com, Bandung - Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) melaporkan adanya lonjakan kasus Covid-19 di Singapura secara signifikan dalam kurun waktu sepekan. Pihak Kemenkes Singapura menyebutkan bahwa pada periode 19-25 November 2023 terjadi lonjakan kasus menjadi 22.094.

Informasi tersebut dibagikan langsung oleh Kementerian Kesehatan Singapura pada Sabtu (2/12/2023) dan naik dari minggu sebelumnya 12-18 November sebanyak 10.726 kasus. Meskipun terjadi lonjakan kasus di Singapura pihaknya menyebutkan bahwa saat ini kasus rawat inap dan ICU harian tetap stabil.

“Rata-rata kasus rawat inap dan ICU harian akibat Covid-19 tetap stabil,” ujarnya mengutip dari Channel News Asia.

Pihak Kementerian Kesehatan Singapura juga mengimbau masyarakat untuk tetap melanjutkan vaksinasi meskipun peningkatan kasus tidak diikuti dengan lonjakan jumlah rawat inap. Adapun di Singapura EG.5 atau sub-garis keturunan HK.3 tetap menjadi subvarian utama namun tidak ada indikasi yang membuat penyakit lebih menular atau parah.

Sebagai informasi peningkatan kasus Covid-19 terjadi selang enam bulan setelah WHO mengumumkan berakhirnya pandemi Covid-19. Sementara itu di beberapa negara pengumuman berakhirnya pandemi tersebut telah berlangsung lebih dahulu.

Termasuk di Indonesia sendiri diumumkan berakhirnya pandemi Covid-19 dilakukan sejak Juni lalu oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Keputusan tersebut dilakukan karena angka kasus harian penyakit tersebut mendekati 0 dan masyarakat dinilai telah memiliki imunitas yang kuat.


Lantas Apa Penyebab Terjadinya Lonjakan Kasus COVID-19 di Singapura?

Ilustrasi virus Covid-19 yang merajalela di Indonesia. /pixabay.com Geralt

Melansir dari pernyataan Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) peningkatan infeksi tersebut kemungkinan karena beberapa faktor. Di antaranya musim perjalanan di akhir tahun dan menurunnya sistem kekebalan para penduduk.

Setelah terjadi lonjakan kasus tersebut Kementerian Kesehatan Singapura juga mengimbau masyarakatnya untuk segera mengikuti vaksinasi Covid-19. Selain itu pada (27/11/2023) pihaknya menyebutkan jika subvarian corona tersebut tidak ada indikasi lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah.

“Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar,” ujarnya.

Menurut MOH secara keseluruhan kasus penyakit pernapasan di yang terjadi di Singapura terutama yang menyerang anak-anak tetap stabil. Selain itu di Singapura saat ini berbeda dengan negara-negara di wilayah beriklim sedang yang tercatat mengalami peningkatan kasus penyakit pernapasan seperti pneumonia pada anak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya