Liputan6.com, Jakarta - Caleg DPRD Klaten dari PKS Lingga Permesti mengetengahkan gagasan fundraising politik dan transparansi dana kampanye.
Mantan wartawan media nasional ini menyebutkan, saat ini tantangan terbesar dari sistem Pemilu terbuka adalah ongkos politik yang mahal.
Advertisement
Wanita berusia 35 tahun ini menyebut, ada idiom ongkos politik yang mahal akan melahirkan perilaku korupsi di kemudian hari.
"Maka saya melawan arus itu dengan membuka partisipasi publik termasuk dalam pendanaan kampanye, saya menyebutnya patungan politik untuk Lingga. Konsekuensi logis dari pelibatan dana publik adalah saya berani membuka laporan dana kampanye saya ke publik," ujar alumni IPB University.
Lingga membuat proposal dan gagasan yang ingin dia bawa yang ditujukan ke teman-temannya dan jejaringnya. Kampanye gagasan yang dia usung adalah yang dibawa oleh PKS yakni 1 Lumbung Pangan tiap desa, Penghapusan Tunggakan Iuran BPJS dan hadirkan 8 juta lapangan kerja.
"Saya menambahkan tentang transparansi politik dengan satu-satu Caleg DPRD Klaten di Dapil IV yang berani membuka laporan dana kampanye ke publik dan bisa diakses siapa saja di www.linggapermesti.com," ungkap ibu muda ini.
Buka Pintu untuk Relawan
Gagasan yang dia gulirkan cukup mendapat respons baik. Dia menyebut nominal patungan politik tidak mesti besar, namun yang dia inginkan adalah perubahan paradigma bahwa Pemilu selalu berbiaya mahal.
"Kalau ada gagasan kita selaras dengan apa yang publik inginkan, publik secara sukarela akan menyumbangkan apa yang dia miliki. Bukan hanya materi, tapi tenaga dan pikiran salahh satunya dengan menjadi relawan Gerdu Melati, Gerakan Dukung Mba Lingga Permesti," ungkap penulis buku ini.
Advertisement