Liputan6.com, Pyongyang - Kim Jong Un mengatakan adalah tugas perempuan untuk menghentikan penurunan angka kelahiran di negaranya guna memperkuat kekuatan nasional, kata media pemerintah pada hari Senin (4/12).
Pemimpin tertinggi Korea Utara itu menyatakan hal itu sewaktu pemerintahnya meningkatkan seruan agar warga Korea Utara mempunyai lebih banyak anak.
Advertisement
Meskipun sangat sulit untuk mengetahui tren populasi Korea Utara secara mendetail karena terbatasnya data statistik yang diungkapkan, pemerintah Korea Selatan menilai bahwa tingkat kesuburan di Korea Utara terus menurun secara konsisten selama 10 tahun terakhir.
Hal ini merupakan perkembangan yang memprihatinkan bagi negara yang bergantung pada tenaga kerja yang umumnya dimobilisasi untuk membantu menjaga perekonomiannya yang rusak dan terkena sanksi berat agar tetap bertahan.
Seruan terbaru Kim Jong Un agar perempuan memiliki lebih banyak anak disampaikan pada hari Minggu dalam acara Pertemuan Ibu Nasional di negara tersebut, yang merupakan pertemuan pertama dalam 11 tahun.
“Menghentikan penurunan angka kelahiran dan memberikan perawatan dan pendidikan anak yang baik adalah urusan keluarga yang harus kita selesaikan bersama dengan kaum ibu kita,” kata Kim dalam pidato pembukaannya.
Tingkat Kesuburan
Menurut badan statistik pemerintah Korea Selatan, tingkat kesuburan total di Korea Utara, atau jumlah rata-rata bayi yang diperkirakan akan dilahirkan oleh seorang perempuan sepanjang hidupnya, berada pada angka 1,79 pada tahun 2022, turun dari 1,88 pada tahun 2014.
Penurunan tersebut masih lebih lambat dibandingkan dengan saingan dekatnya yang lebih kaya, Korea Selatan, yang tingkat kesuburannya tahun lalu adalah 0,78, turun dari 1,20 pada tahun 2014.
Tingkat kesuburan di Korea Selatan, yang terendah di antara negara-negara maju, diyakini disebabkan oleh berbagai alasan kuat yang membuat masyarakat enggan memiliki bayi, termasuk pasar kerja yang menurun, lingkungan sekolah yang sangat kompetitif untuk anak-anak, bantuan penitipan anak yang secara tradisional lemah, dan budaya perusahaan yang berpusat pada laki-laki di mana banyak perempuan merasa mustahil untuk menggabungkan karier dan keluarga.
Meskipun Korea Utara adalah salah satu negara termiskin di dunia, perubahan struktur demografinya mirip dengan negara-negara kaya, kata beberapa pengamat.
“Banyak keluarga di Korea Utara juga tidak berniat memiliki lebih dari satu anak saat ini karena mereka tahu bahwa mereka membutuhkan banyak uang untuk membesarkan anak-anak mereka, menyekolahkan mereka dan membantu mereka mendapatkan pekerjaan,” kata Ahn Kyung-su, direktur DPRKHEALTH.ORG, sebuah situs web yang berfokus pada masalah kesehatan di Korea Utara.
Ahn, yang telah mewawancarai banyak pembelot Korea Utara, mengatakan penyelundupan sejumlah besar drama TV dan film Korea Selatan dalam 20 tahun terakhir yang menunjukkan peningkatan status sosial perempuan juga kemungkinan besar mempengaruhi perempuan di Korea Utara untuk tidak memiliki banyak anak.
Advertisement
Status Sosial
Korea Utara menerapkan program pengendalian kelahiran pada tahun 1970-80an untuk memperlambat pertumbuhan populasi pascaperang. Tingkat kesuburan negara tersebut mencatat penurunan besar setelah terjadinya bencana kelaparan pada pertengahan tahun 1990an yang diperkirakan telah menewaskan ratusan ribu orang, menurut Hyundai Research Institute yang berbasis di Seoul dalam sebuah laporan pada bulan Agustus.
“Mengingat Korea Utara kekurangan sumber daya dan kemajuan teknologi, maka negara ini akan menghadapi kesulitan untuk menghidupkan kembali dan mengembangkan industri manufaktur jika tidak tersedia tenaga kerja yang cukup,” kata laporan lembaga tersebut.
Menurut laporan media pemerintah Korea Utara tahun ini, negara tersebut telah memperkenalkan serangkaian tunjangan bagi keluarga dengan tiga anak atau lebih, termasuk pengaturan perumahan gratis, subsidi negara, makanan gratis, obat-obatan dan perlengkapan rumah tangga, serta tunjangan pendidikan untuk anak-anak.
Badan statistik Korea Selatan memperkirakan populasi Korea Utara mencapai 25,7 juta jiwa. Laporan Institut Hyundai mengatakan bahwa Korea Utara diperkirakan akan mengalami penyusutan populasi mulai tahun 2034 dan memperkirakan populasinya akan berkurang menjadi 23,7 juta pada tahun 2070.
Ahn, kepala situs web tersebut, mengatakan bahwa kemunculan berulang kali Kim Jong-un di depan umum bersama putrinya yang masih kecil, Ju Ae, kemungkinan besar juga merupakan upaya untuk memberikan semangat kepada keluarga. Pakar lain mengatakan kemunculan anak perempuan tersebut lebih merupakan upaya untuk menunjukkan bahwa ia adalah pewaris ayahnya.