Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan saat ini Gunung Marapi di Sumatera Barat masih berada pada status level II atau Waspada.
Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, usai Gunung Marapi erupsi (meletus) dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 3 ribu meter di atas puncak atau setara 5.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan intensitas tebal condong ke arah timur pukul 14.54 WIB kemarin (Minggu, 3/12/2023).
Advertisement
"Pasca-erupsi 14.54 WIB kemarin terekam sampai pukul 00.00 WIB tadi malam 36 kali letusan tapi kecil ya. Jadi memang sifatnya yang pukul 14.54 WIB itu meletus sampai 3 ribu meter, amplitudo dari rekamannya over scale. Nah berikutnya hanya beberapa mili saja amplitudonya, banyak tapi kecil," ujar Hendra, Bandung, Senin, 4 Desember 2023.
Hendra mengatakan letusan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara ini kurang lebih 4 menit 41 detik.
Letusan besar Gunung Marapi kemarin tidak diawali dengan adanya peningkatan kegempaan vulkanik yang signifikan.
"Gempa vulkanik dalam hanya terekam tiga kali antara 16 November-2 Desember 2023. Alat tiltmeter untuk deformasi (perubahan fisik gunung) yang berada di stasiun puncak menunjukan pola mendatar pada sumbu radial dan sedikit inflasi pada sumbu tangensial," jelas Hendra.
Hal ini sebut Hendra, menunjukan proses letusan berlangsung cepat. Pusat tekanan hanya berada pada kedalaman dangkal atau sekitar puncak.
Adanya letusan ini, Hendra menerangkan PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, telah menerbitkan rekomendasi masyarakat sekitar dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung Api Marapi pada radius 3 Kilometer dari kawah atau puncak.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak abu vulkanik bagi kesehatan," kata Hendra.
Hendra mengimbau agar masyarakat setempat mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Masyarakat yang ada di sekitar Gunung Marapi diharapkan tenang tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Marapi dari sumber yang tidak diketahui latar belakangnya.
"Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah," ucap Hendra.
Ancaman Bahaya
Hendra menerangkan potensi ancaman bahaya Gunung Marapi dapat berupa Iontaran batu atau pasir diperkirakan berada dalam radius 3 kilometer dari puncak Kawah Verbeek Gunung Marapi.
Sedangkan untuk potensi ancaman dari abu erupsi dapat menyebar yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.
"Terdapat potensi ancaman bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti C02, CO, S02, dan H2S di area kawah Gunung Marapi," ungkap Hendra.
Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Marapi, terdapat potensi ancaman bahaya yang dibagi ke dalam tiga tingkatan.
Pertama yakni Kawasan Rawan Bencana-lll (KRB-III), adalah kawasan sumber erupsi, daerah puncak dan sekitarnya yang sangat berpotensi terlanda oleh berbagai macam hasil erupsi dalam bentuk aliran piroklastika, aliran lava, gas vulkanik beracun, jatuhan piroklastik dan Iontaran fragmen batuan (pijar).
"Kawasan ini berada pada radius sekitar 3 kilometer dari pusat erupsi," Hendra menyebutkan.
Kedua yakni KRB-II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran Java, lahar, Iontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Kawasan ini mencakup daerah dengan radius sekitar 5 kilometer dari pusat erupsi.'
Untuk KRB-I yakni kawasan yang berpotensi terlanda lahar serta banjir dan kemungkinan dapat terkena perluasan lahar atau awan panas serta jatuhan piroklastik.
"Kawasan ini terletak di sepanjang daerah aliran sungai atau di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak, sedangkan kawasan yang berpotensi terlanda oleh jatuhan abu dan fragmen batuan kurang dari 2 Centimeter dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi," tukas Hendra.
Advertisement
Kondisi Gunung Marapi
Dicuplik dari laman magma.esdm.go.id, pada hari Senin, 4 Desember 2023, pukul 08.22 WIB Gunung Marapi kembali meletus.
Laporan yang ditulis petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ahmad Rifandi, tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 800 meter di atas puncak satara dengan kurang lebih 3.691 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 68 detik.
Gunung Marapi secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.
Gunung api tersebut dipantau secara visual dan instrumenl dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di Bukittinggi.