Liputan6.com, Jakarta - Indeks dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada Senin, 4 November 2023.
"Dolar stabil mendekati level terendah dalam tiga bulan, taruhan penurunan suku bunga The Fed meningkat Indeks dolar dan indeks dolar berjangka naik sedikit pada hari Senin, namun tetap berada dalam jangkauan posisi terendah yang terakhir terlihat pada awal Agustus," ungkap Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam paparan tertulis dikutip Selasa (5/11/2023).
Advertisement
Dalam dua pidatonya pada Jumat lalu, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan nada yang tampaknya kurang hawkish.
Sementara pasar bertaruh bahwa komentarnya tentang menjaga keseimbangan antara kebijakan moneter yang ketat dan soft economic landing menandai berakhirnya siklus kenaikan suku bunga The Fed secara pasti.
"Meskipun Powell masih memperingatkan bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, para pedagang meningkatkan ekspektasi mereka terhadap kebijakan The Fed yang tidak terlalu hawkish dalam beberapa bulan mendatang," kata Ibrahim.
Saat ini, pasar memperhitungkan lebih dari 90 persen kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunganya ketika pertemuan bulan Desember, dan lebih dari 60 persen kemungkinan bank tersebut akan mulai memangkas suku bunga pada Maret 2024.
Namun, Ibrahim menambahkan, perkiraan ini sebagian besar bergantung pada inflasi dan pasar tenaga kerja, dengan data nonfarm payrolls yang dirilis pada hari Jumat akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai hal tersebut.
Di sisi lain, prospek kebijakan The Fed yang tidak terlalu hawkish mendorong penguatan mata uang Asia hingga bulan November, ketika dolar anjlok.
Rupiah Menguat pada Senin, 4 November 2023
Rupiah ditutup menguat 22 point dalam penutupan pasar Senin sore, walaupun sebelumnya sempat menguat 40 point dilevel Rp. 15.463 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.485.
"Sedangkan untuk perdagangan Selasa, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 15.430- Rp. 15.490," ungkap Ibrahim.
Prediksi Inflasi Indonesia Desember 2023
Prediksi para ekonom menunjukkan bahwa Indeks harga konsumen (IHK) Indonesia pada Desember 2023 akan berada fi berada di level 116,90, atau mengalami inflasi sebesar 2,92 persen secara tahunan (yoy) atau 0,71 persen secara bulanan (mtm).
Proyeksi tersebut sejalan dengan tren peningkatan inflasi di akhir tahun.
Hal ini terutama didorong oleh naiknya permintaan akibat Hari Besar Keagamaan Nasional, libur akhir tahun, dan kampanye menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).
"Secara umum, tingkat inflasi domestik diprakirakan akan tetap di rentang target," kata Ibrahim.
Bank Indonesia (BI) diprakirakan akan menahan tingkat suku bunga acuannya di level 6 persen pada Desember 2023, sejalan dengan tingkat inflasi inti yang terus menurun.
Advertisement
Imported Inflation
Namun, Ibrahim menyoroti beberapa potensi risiko yang masih perlu diperhatikan, antara lain terkait imported inflation sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar Rupiah dan risiko kenaikan harga energi serta pangan global.
"Adanya sinergi antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam pengendalian inflasi juga perlu terus diperkuat, terutama untuk memitigasi lonjakan inflasi akibat VF," jelasnya.
Seperti diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2023 mencatat terjadi inflasi sebesar 0,38 persen dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,08.
Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2023 terhadap November 2022) tercatat 2,86 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (November 2023 terhadap Desember 2022) sebesar 2,19 persen.