AS Akui Kehabisan Uang untuk Mendanai Perang Ukraina

Gedung Putih menggarisbawahi bahwa memotong dana dan aliran senjata ke Ukraina kemungkinan akan menguntungkan Rusia di medan perang.

oleh Tim Global diperbarui 05 Des 2023, 11:00 WIB
Serangan Rusia di Ukraina selatan menjadi lebih intens minggu ini, setelah Presiden Vladimir Putin menarik Rusia dari kesepakatan masa perang yang memungkinkan Ukraina mengirim biji-bijian ke negara-negara yang menghadapi ancaman kelaparan.

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) kehabisan uang dan waktu untuk membantu Ukraina dalam pertahanannya melawan agresi Rusia. Demikian disampaikan Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Shalanda Young. Ia memperingatkan itu dalam suratnya kepada ketua DPR dari Partai Republik Mike Johnson dan para pemimpin Kongres AS lainnya.

Young mengatakan dalam suratnya bahwa pada akhir tahun ini, AS tidak lagi memiliki dana untuk mengirim senjata dan bantuan ke Ukraina.

"Mereka tidak akan mampu terus berjuang," kata Young mengenai Ukraina, sambil menekankan bahwa AS sudah kehabisan uang untuk menopang perekonomian Ukraina, seperti dilansir VOA Indonesia, Selasa (5/12/2023).

Oktober lalu, pemerintah Joe Biden meminta Kongres menyediakan dana hampir USD 106 miliar untuk membiayai rencana ambisius bagi Ukraina, Israel, dan keamanan perbatasan AS.

Dana untuk Ukraina telah menjadi kontroversial secara politik di kalangan anggota parlemen berhaluan kanan di Kongres yang didominasi Partai Republik. Namun, Young mengatakan dalam surat yang dirilis Gedung Putih bahwa memotong dana dan aliran senjata ke Ukraina kemungkinan akan menguntungkan Rusia di medan perang.

"Saya ingin memperjelas: tanpa tindakan kongres, pada akhir tahun ini kita akan kehabisan sumber daya untuk membeli lebih banyak senjata dan peralatan bagi Ukraina, untuk menyediakan peralatan dari persediaan militer AS," tulisnya.

"Tidak ada dana ajaib yang tersedia untuk memenuhi momen ini. Kita kehabisan uang – dan hampir kehabisan waktu."

Senator Partai Demokrat Mark Warner mengatakan pekan lalu bahwa Kongres AS berada di ambang membuat kesalahan yang tragis.

"Menurut saya, jika Kongres tidak memberi bantuan sebelum Natal, itu akan menjadi kesalahan bersejarah," kata Warner kepada kantor berita Reuters.


Desakan Menhan AS

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan di Telegram bahwa layanan darurat berada di tempat kejadian di kampung halamannya itu dan mereka berusaha menyelamatkan orang sebanyak mungkin. (AFP/Ukrainian Emergency Service)

Kongres AS yang terpecah belum mengambil langkah jangka panjang untuk mendanai pemerintah federal, melainkan mengeluarkan langkah jangka pendek yang disebut, resolusi berkelanjutan hingga tahun baru.

Para petinggi militer mengatakan, hal itu membahayakan keamanan nasional dan mendesak Kongres untuk segera meloloskan alokasi keuangan setahun penuh.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, "Itu satu-satunya hal terbaik yang bisa dilakukan oleh Kongres untuk memperkuat pertahanan nasional kita. Anda tahu, pesaing kita tidak harus mendanai pemerintah berdasarkan resolusi berkelanjutan, sehingga tindakan itu akan mengikis keamanan dan kemampuan kita untuk bersaing. Saya juga mendesak (Kongres) untuk menyetujui permintaan anggaran tambahan yang mendesak, guna membantu mendanai kebutuhan keamanan nasional kita, untuk mendampingi mitra-mitra kita yang berada dalam bahaya, dan berinvestasi pada industri dasar pertahanan kita."


Zelenskyy: Dunia Tidak Boleh Melupakan Ukraina

Menurut Zelenskyy, Rusia tahu wilayah itu merupakan area warga sipil. Ini menjadi serangan yang paling mematikan di wilayah tersebut sejak perang dilancarkan Rusia. (AP Photo/Alex Babenko)

Kegagalan untuk meloloskan rencana pengeluaran jangka panjang, mungkin berdampak serius terhadap berlanjutnya dukungan perang, baik bagi Ukraina dan Israel – sebuah fakta yang tidak luput dari perhatian Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Zelenskyy mengatakan, Ukraina tidak boleh membiarkan dunia melupakan bahwa negaranya seperti juga Israel, sedang berjuang untuk bertahan hidup, sebelum pertempuran musim dingin dimulai.

Pada Konferensi Iklim PBB atau COP28, Sekjen NATO Jens Stoltenberg menyampaikan pesan yang jelas dari sekutu NATO yaitu, dukungan berkelanjutan untuk Ukraina.

"Jadi, akan menjadi tragedi besar bagi Ukraina jika Presiden (Rusia) Vladimir Putin menang. Namun hal ini juga akan berbahaya bagi kita, karena pesan yang akan ia dan para pemimpin otoriter lainnya peroleh adalah, jika mereka menggunakan kekuatan militer, jika menyerang negara lain, (dan) jika melanggar hukum internasional, mereka memperoleh apa yang mereka inginkan," tutur Stoltenberg.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya