Putin Akan Kunjungi Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, Puncaknya Negosiasi dengan Pangeran Mohammed bin Salman

Lawatan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Uni Emirat Arab dan Arab Saudi kelak terjadi di tengah bayang-bayang penangkapan Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Dapatkah Putin ditangkap?

oleh Khairisa Ferida diperbarui 05 Des 2023, 16:07 WIB
Dalam pidatonya, Putin berterima kasih kepada bangsa karena telah menunjukkan persatuan patriotik sambil mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa pilot Rusia tewas menentang pawai kelompok milisi Wagner di Moskwa. (Gavriil GRIGOROV / SPUTNIK / AFP)

Liputan6.com, Moskow - Vladimir Putin berencana mengunjungi Uni Emirat Arab dan Arab Saudi pekan ini. Hal ini dilaporkan media Rusia pada Senin (4/12/2023).

Perjalanan ke kedua negara tersebut dilakukan oleh sang presiden Rusia dalam rangka kunjungan kerja. Laporan AP pada Selasa (5/12), yang melansir media Rusia menyebutkan bahwa Putin dijadwalkan akan bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

"Putin akan mengunjungi Arab Saudi di mana negosiasinya terutama akan dilakukan dengan putra mahkota tidak lama setelah melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab," sebut saluran Shot Telegram yang mengutip ajudan Putin, Yuri Ushakov.

Uni Emirat Arab sendiri saat ini tengah menjadi tuan rumah Konferensi Iklim PBB (COP28) dan belum jelas apakah kehadiran Putin terkait acara tersebut.

"Saya berharap negosiasi ini akan sangat berguna, yang kami anggap sangat penting," kata Ushakov seperti dikutip dari Life News.


Berpotensi Ditangkap ICC?

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Dok. AFP)

Kunjungan Putin disebut akan berlangsung di tengah upaya Rusia meningkatkan peran dan pengaruhnya dalam konflik di Timur Tengah dan menantang narasi Barat mengenai perang Ukraina.

Namun, di lain sisi, lawatan Putin kelak terjadi di tengah bayang-bayang penangkapan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Pasalnya, ICC yang berbasis di Den Haag pada Maret telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin atas tuduhan melakukan kejahatan perang, menudingnya bertanggung jawab secara pribadi atas penculikan anak-anak Ukraina.

 


Arab Saudi dan Uni Emirat Arab Bukan Anggota ICC

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa landasan peluncuran selama pertemuan mereka di kosmodrom Vostochny di luar kota Tsiolkovsky, sekitar 200 kilometer (125 mil) dari kota Blagoveshchensk di wilayah timur jauh Amur, Rusia, pada Rabu, 13 September 2023. (Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Sejak surat perintah penangkapan tersebut dikeluarkan ICC, Putin memilih untuk tidak menghadiri pertemuan puncak BRICS di Afrika Selatan karena negara tersebut akan diwajibkan menangkap Putin pada saat kedatangannya mengingat Afrika Selatan merupakan negara anggota ICC.

Baik Arab Saudi maupun Uni Emirat Arab tidak menandatangani perjanjian pendirian ICC, sehingga keduanya tidak akan dipaksa untuk menangkapnya.

Surat perintah penangkapan terhadap Putin adalah kali pertama pengadilan global mengeluarkan surat perintah terhadap pemimpin salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

ICC dalam pernyataannya menyebutkan bahwa Putin dituduh melakukan kejahatan perang berupa deportasi yang melanggar hukum terhadap anak-anak dari wilayah pendudukan Ukraina ke Rusia.

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya