Cloudera: AI Generatif Bisa Dongkrak Ketahanan Bisnis di Tengah Krisis Ekonomi

Cloudera menyampaikan, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) Generatif dapat menjadi kunci untuk meningkatkan ketahanan perusahaan dan mendukung pengambilan keputusan

oleh M. Labib Fairuz Ibad diperbarui 07 Des 2023, 11:25 WIB
Principal Solution Engineer Cloudera Fajar Muharandy dan Vice President APAC & Jepang Cloudera Remus Lim. (Liputan6.com/Labib Fairuz)

Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian global belakangan ini mengalami banyak guncangan, seperti peningkatan inflasi, kenaikan suku bunga, dan harga minyak yang tidak stabil. 

Saat tantangan ini merambah wilayah Asia Pasifik (APAC), para pemimpin bisnis perlu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan ketahanan perusahaan mereka, serta membantu decision making.

Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) Generatif dan memaksimalkan arsitektur data yang kuat, demikian disampaikan Vice President APAC & Jepang Cloudera Remus Lim pada acara konferensi pers, Selasa (5/12/2023).

“Perusahaan sekarang benar-benar membutuhkan manajemen data yang baik, dan AI dapat membantu hal ini. Akan tetapi, agar bisa mempercayai AI, perusahaan juga perlu memiliki data yang dapat dipercaya,” ujarnya.

Remus mengutarakan, perusahaan yang tidak bisa mempercayai AI generatif akan menemukan kondisi yang berbahaya. Pasalnya, semua keputusan yang diambil AI akan berpengaruh ke masa depan perusahaan itu sendiri.

Untuk diketahui, AI banyak digunakan perusahaan untuk meningkatkan nilai bisnis pada 2023, dan diprediksi akan terus menjadi fokus pada tahun depan. 

Pasalnya, AI Generatif dan machine learning (ML) kini lebih mudah diakses oleh banyak orang, dan banyak organisasi mengambil langkah-langkah serupa untuk mengoptimalkan keuntungan yang dapat diberikan oleh AI/ML bagi bisnis mereka.

Pengoperasian AI tidak hanya berdampak pada penghematan biaya dan efisiensi operasional dengan mengotomatisasi tugas-tugas yang monoton dan memakan waktu, tetapi juga membuka peluang inovasi dan pendekatan kreatif terhadap tantangan bisnis. 

Penting untuk diingat bahwa platform AI tidak beroperasi secara terpisah, melainkan membutuhkan seluruh arsitektur data bisnis yang terintegrasi untuk memberikan akses cepat dan mudah ke data yang tersedia.

 

Kualitas Data Sebanding dengan Kualitas AI

Bagi Cloudera, kualitas model AI/ML sebanding dengan kualitas data yang diberikan kepada mereka, yang menekankan pentingnya keamanan dan tata kelola data yang konsisten di seluruh organisasi.

Organisasi yang ingin memanfaatkan model AI/ML dengan baik harus memastikan bahwa mereka menjalankan strategi AI/ML dan platform data yang tepat, termasuk teknologi keamanan dan tata kelola yang terintegrasi. 

Nantinya, hal ini akan memberikan visibilitas dan kendali penuh atas data di seluruh organisasi, independen dari lokasi penyimpanan data.

Lebih lanjut, Remus menyatakan bahwa adaptasi organisasi tidak harus mengorbankan inovasi atau pertumbuhan. 

Dalam menghadapi masa depan ekonomi yang tidak pasti, langkah-langkah yang diambil harus menjaga keseimbangan antara resiliensi dan kemampuan untuk terus berinovasi. 

Strategi AI harus diintegrasikan dengan cermat ke dalam strategi bisnis, bukan hanya menjadi tren yang diikuti begitu saja.

Baginya, penting untuk membangun pondasi AI yang kuat sejak awal dan memastikan bahwa teknologi, manusia, dan proses saling mendukung. 

Dengan melakukan hal ini, organisasi dapat memanfaatkan AI pada data yang terpercaya, mendorong inovasi, dan tetap tumbuh bahkan di tengah ketidakpastian. 

Sebuah organisasi yang mampu beradaptasi dapat bertahan dan tetap teguh, sementara organisasi yang antifragile terus beradaptasi, berkembang, dan menjadi lebih kuat melalui setiap tantangan.

Principal Solution Engineer Cloudera Fajar Muharandy dan Vice President APAC & Jepang Cloudera Remus Lim. (Liputan6.com/Labib Fairuz)

Infografis: Beragam Model Kejahatan Siber

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya