Liputan6.com, Jakarta PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) blak-blakan mengungkap alasan generasi milenial maupun Gen Z lebih memilih pinjaman kredit dari paylater ketimbang kartu kredit.
Danamon mencatat, saat ini, penetrasi kartu kredit oleh milenial maupun Gen Z hanya 7,60 persen.
Advertisement
"Sebaliknya, produk yang cenderung baru seperti paylater memiliki penetrasi yang hampir dua kali lipat dibanding kartu kredit, yaitu 13,80 persen," kata Unsecured Business Head Bank Danamon, Tresia Sarumpaet dalam acara Journalist Class di Menara Bank Danamon, Jakarta Selatan, Selasa (5/12).
Tresia mengatakan, tingginya minat generasi milenial maupun Gen Z untuk mengakses pinjaman kredit paylater karena proses pengajuan kredit yang relatif lebih mudah dan instan. Sebaliknya, proses pengajuan kartu kredit jauh lebih ketat.
"Saya sendiri sebagai pengguna kartu kredit, saya pernah mencoba paylater. Kenapa?Supaya saya bisa merasakan experience (pengalaman) apa yang generasi milenial dan gen z rasakan. Memang sangat mudah sekali dan saya sendiri merasa wih, kok secepat ini ya prosesnya," beber Tresia.
Pengajuan Kredit
Selain itu, alasan generasi muda memilih untuk melakukan pengajuan kredit melalui paylater juga syarat dokumen yang lebih sedikit daripada kartu kredit. Yakni, calon debitur cukup dengan memiliki kartu tanda penduduk (KTP).
"Kalo misalnya kartu kredit, data yang diminta itu banyak sampai data tempat bekerja, data rumah, data emergency contact, kalo paylater engga. Cuma data kita sendiri, kadang diminta data pekerjaan juga, kemudian paling diminta data emergency contact atau pihak yang bisa dihubungi untuk membayar," ungkap Tresia.
Nilai Bunga
Meski demikian, nilai bunga yang dikenakan kredit paylater jauh lebih tinggi daripada kartu kredit. Yakni, besaran bunga mencapai 0,3 persen per hari. Sementara itu, bunga pinjaman kartu kredit sebesar 1,75 persen per bulan.
"Jadi, kalau fintech bunganya sekarang 0,3 persen per hari. Itu kalau di kali per bulan 30, kalau dikali per tahun ada 365 hari. Sementara bunga kartu kredit 1,75 persen per bulan," urai Tresia.
Oleh karena itu, Tresia meminta generasi muda agar lebih bijak dalam mengakses pinjaman Paylater yang tengah menjadi tren. Tujuannya, pinjaman yang diperoleh tidak menjadi beban finansial di masa depan.
"Tetap ya dalam mengakses pinjaman apapun kita harus bijak dalam penggunaannya," pungkas Tresia.
Advertisement
Waspada! Milenial Hobi Utang Paylater bisa Ditolak Saat Ajukan Kredit KPR
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap salah satu bahaya generasi muda yang terlilit utang paylater adalah kesulitan dalam mengakses Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Mengingat, nama pengguna Paylater akan masuk ke daftar Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK) sebagai salah satu acuan kepatuhan kredit.
"PayLater sudah masuk ke SLIK kita. Ini anak-anak muda banyak yang harusnya ngajuin KPR rumah pertama, tapi enggak bisa karena ada utang di Paylater," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi di Gedung Menara Radius Prawiro, Jakarta Pusat, Jumat (18/7).
Sebagai informasi, Paylater merupakan layanan untuk menunda pembayaran atau berutang yang wajib dilunasi pada kemudian hari.Kiki mengatakan biasanya nominal utang Paylater anak muda tergolong kecil, berkisar Rp300.000 hingga Rp400.000. Namun seiring waktu, bunga utang menjadi menumpuk akibat tidak sanggup membayar cicilan.
"Tapi, kemudian jelek kan kredit score-nya," ujar Kiki menekankan.