Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Keuangan, memberi peluang emas bagi mahasiswa Indonesia guna memaksimalkan potensi di bidang akademik, untuk meraih pendidikan tinggi di program magister atau dokter, baik di dalam atau luar negeri, melalui LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).
Program LPDP yang dimulai pada 2010 hingga hari ini telah mengelola dan mengembangkan Dana Abadi di Bidang Pendidikan hingga sebesar Rp134,107 triliun per Maret 2023. Dana tersebut pun dialokasikan untuk mendanai beasiswa jenjang S-2 dan S-3. Sebagaimana diketahui, LPDP membuka dua kali pendaftaran beasiswa tiap tahunnya. Sepanjang tahun 2023 ini, total ada 9.956 orang yang dinyatakan lolos seleksi beasiswa LPDP.
Advertisement
Angka itu naik hampir tujuh kali lipat sejak pertama kali LPDP menyelenggarakan layanan beasiswanya pada 2013 silam. Kala itu total pendaftar di tahun pertama yang dinyatakan lolos berjumlah 1.555 orang. Total, sejak pertama kali membuka layanan beasiswa pada 2013 hingga sekarang, tercatat sebanyak 45.495 anak bangsa telah berhasil mendapatkan beasiswa LPDP.
Mendanai Beasiswa Kolaborasi
LPDP juga mendanai beasiswa kolaborasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kemenag). Terdapat total 262.840 penerima beasiswa kolaborasi dengan Kemendikbudristek sejak 2020 sampai Oktober 2023. Sedangkan penerima beasiswa kolaborasi dengan Kemenag sebanyak 2.183 orang dari 2022 sampai Oktober 2023.
Dengan kata lain, LPDP menciptakan suatu beasiswa yang inklusif berkeadilan, karena menyasar seluruh lapisan masyarakat Indonesia dengan ragam beasiswa yang dihadirkan seperti Beasiswa Umum, Beasiswa Afirmasi, dan Beasiswa Targeted. Ketiga ragam beasiswa tersebut semakin memudahkan masyarakat untuk menentukan pilihan terbaiknya.
Selain itu, beasiswa LPDP memungkinkan generasi muda Indonesia untuk mengejar pendidikan tinggi di dalam maupun luar negeri dengan dukungan finansial penuh. Bekal pengetahuan dan keterampilan tersebut yang bisa dibawa pulang dan diaplikasikan untuk memajukan bangsa di berbagai sektor dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Advertisement
Dukung Riset Inovatif Berkelanjutan
Tidak hanya layanan beasiswa, LPDP juga memberikan pendanaan riset bernama Riset Inovasi Produksi (RISPRO) guna mendukung penelitian ilmiah untuk kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Program RISPRO pertama kali dibuka pada tahun 2013 dan sampai saat ini telah ada total 2.492 proyek riset dengan status on-going sebanyak 1.568 proyek dan yang sudah selesai sebanyak 924 proyek dengan total pendanaannya mencapai Rp1.9117 triliun.
Berbagai skema pendanaan riset kolaborasi maupun invitasi dengan menggandeng sejumlah stakeholders seperti Kemendikbudristek, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan pihak lainnya tersebut pun berdasarkan kesepakatan. Selain itu, pendanaan LPDP juga banyak membantu jalannya penelitian dan pengembangan di berbagai sektor penting seperti pangan, energi, kesehatan, tata kelola/kebijakan, pemberian penghargaan apresiasi talenta riset dan lainnya. Para penerima sekaligus pelaku riset sendiri berasal dari akademisi perguruan tinggi maupun peneliti di instansi yang sedang bekerja sama.
Dana Abadi Perguruan Tinggi
Ada pula pemanfaatan Dana Abadi Perguruan Tinggi (DAPT) yang disalurkan kepada 16 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). DAPT ini dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan akademis di kampus seperti penyelenggaraan webinar/konferensi internasional, pembentukan dan penguatan World Class University (WCU), pameran pendidikan, student exchange, dan program-program pengembangan lainnya.
Total saat ini nilai kontrak untuk 16 PTNBH mencapai Rp365,8 miliar dengan proses pencairan secara multiyear yang sedang berjalan. Selain itu, alokasi APBN 2024 memastikan komitmen dan keberpihakan pemerintah dengan menganggarkan Rp665 triliun untuk bidang pendidikan. Anggaran tersebut akan dipakai untuk peningkatan akses dan kualitas pendidikan melalui penyaluran PIP, KIP Kuliah, BOS, BOP PAUD, sertifikasi dan beasiswa, selain meningkatkan sarana prasarana di daerah 3T.
Anggaran tersebut juga digunakan untuk penguatan kesesuaian pasar kerja (vokasi & sertifikasi). Dan LPDP diproyeksikan mendapat penambahan dana abadi dari APBN sekitar Rp25 triliun untuk tahun 2024. Berbagai langkah pemerintah untuk menciptakan SDM yang unggul dan berdaya saing global melalui alokasi APBN untuk LPDP pun semakin membuktikan langkah konkret menuju Indonesia Emas 2045.
(*)
Advertisement