Liputan6.com, Agam - Polres Kota Bukittinggi meminta masyarakat yang anggota keluarganya hilang di kawasan Gunung Marapi usai erupsi untuk segera melapor.
"Apabila ada anggota keluarga yang diduga ikut mendaki saat terjadinya erupsi, kami imbau segera melapor," kata Kapolres Kota Bukittinggi Kombes Polisi Yessi Kurniati di Kabupaten Agam, Rabu.
Advertisement
Masyarakat dapat melapor langsung ke kantor polisi terdekat atau posko pencarian yang terletak di Nagari (desa) Batu Palano maupun posko Disaster Victim Identification (DVI) yang berada di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Bukittinggi untuk mengantisipasi adanya korban Gunung Marapi, namun tidak masuk dalam daftar booking online Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumbar.
Apalagi, ujarnya, berdasarkan data pihak Nagari Batu Palano diperkirakan korban hilang atau yang belum ditemukan hingga hari keempat lebih dari lima orang. Sementara, merujuk data BKSDA pendaki yang belum ditemukan satu orang.
Hal itu juga diperkuat jalur masuk ke Gunung Marapi yang cukup banyak, terutama yang tidak resmi. Kemudian, khusus pencarian hari keempat tim gabungan akan menyisir di sekitar puncak kawah sampai ke Taman Edelwais hingga ke Puncak Merpati.
Ia menegaskan apabila tim menemukan lebih dari satu orang korban, personel gabungan akan mengevakuasinya ke bawah untuk proses identifikasi.
"Apabila kita menemukan lebih dari satu korban tentu akan kita evakuasi, kemudian diidentifikasi tim DVI," kata dia.
Data Korban Terupdate
Data update terakhir yang didapat Liputan6.com, jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023) bertambah menjadi 22 orang. Data tersebut didapat per Rabu pagi (6/12/2023), pukul 09.00 WIB.
Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik mengatakan rincian total sementara 75 korban, 52 di antaranya selamat, 22 sudah dievakuasi meninggal dunia dan 1 orang masih dicari.
"Hingga hari keempat ini sementara 22 orang meninggal dunia," ujarnya, Rabu (6/12/2023).
Korban yang meninggal dunia sebanyak 22 orang yang sudah dievakuasi telah dibawa ke RS Ahmad Mochtar Bukittinggi, untuk proses identifikasi.
Ia menyampaikan proses pencarian dan evakuasi masih terus dilanjutkan. Hingga saat ini keberadaan satu orang korban masih belum diketahui.
"Tum gabungan masih melakukan penyisiran," jelasnya.
Abdul menyampaikan, total 75 orang korban itu merupakan data booking online pendakian Gunung Marapi dari pengelola yaitu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar.
Advertisement