Liputan6.com, Jakarta - Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus dahsyat pada Minggu, 3 Desember 2023, sekitar pukul 14.55 WIB. Data terakhir pada Rabu (6/12/2023), tercatat 22 pendaki meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi, 52 orang selamat, dan seorang masih dicari oleh tim gabungan.
Salah seorang yang berhasil selamat adalah Zhafira Zahrim Febrina. Pendaki perempuan itu diketahui sempat mengirim pesan ke ibunya. Videonya yang terkena hujan abu vulkanik kemudian sudah tersebar luas dan diunggah ulang oleh warganet di lini masa, salah satunya akun TikTok @jejakpendakiofficial, pada Selasa, 5 Desember 2023.
Advertisement
"Bu Ivy udah nggak kuat bu, badan Ivy menggigil, kepala Ivy udah berdarah, tangan Ivy patah, bu tolong cariin bantuan," suara wanita yang biasa dipanggil Ivy itu terdengar tak berdaya.
Di pesan suara selanjutnya, ia mengatakan,"Bu baterainya udah lemah nggak aktif, cari aja di titik terakhir dan jalan lurus ke depannya."
Lewat akun Tiktok pribadinya, @tingkiyuff, Zhafira merupakan mahasiswi Politeknik Negeri Padang jurusan Teknik Sipil. Ia juga sempat menunjukkan kemampuannya dalam pencak silat lewat salah satu unggahan.
Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com, erupsi Gunung Marapi terjadi pada Minggu sore. Tinggi kolom abunya teramati mencapai sekitar 3.000 meter dari atas puncak, atau sekitar 5.891 meter dari atas permukaan laut (mdpl). Petugas Pengamat Gunung Marapi Ahmad Rifandi mengungkapkan, kolom abu teramati berwarna kelabu berintensitas tebal ke arah timur. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara lebih kurang 4 menit 41 detik.
Diikuti Banjir Lahar Dingin
Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com, Rabu (6/12/2023), selama dua hari total 46 erupsi dan 66 kali embusan yang terjadi dengan erupsi eksplosif pertama kali pada 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB. "Dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 3.000 meter di atas puncak atau 5.891 meter di atas permukaan laut," kata Kepala Pos Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi, Selasa 5 Desember 2023.
Usai erupsi Gunung Marapi, banjir lahar dingin menerjang sejumlah daerah di Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, pada Selasa malam, 5 Desember 2023. Bupati Kabupaten Tanah Datar Eka Putra saat meninjau kawasan yang diterjang banjir lahar dingin di Kabupaten Tanah Datar, Rabu (6/12/2023) mengungkapkan, debit air meningkat drastis di Batang Air Sigarungguang Nagari Baringin dan Batang Air Lona Nagari Parambahan.
Di Nagari Pariangan banjir lahar menghantam lokasi pemandian air panas yang berada di kawasan Masjid Ishlah. Lalu, di Nagari Batubasa, Kecamatan Pariangan, banjir lahar menerjang sebuah masjid serta rumah warga tepatnya di Jorong (dusun) Sialahan.
Kemudian, di kawasan Koto Baranjak, Nagari Baringin, Kecamatan Limo Kaum banjir lahar dingin menyebabkan sebuah jembatan terban di kedua sisinya sehingga tidak bisa dilalui mobil bertonase besar.
"Jangan panik. Dengarkan instruksi dari pihak berwenang. Jangan termakan isu, apalagi menyebarkan isu yang bisa membuat panik masyarakat," katanya.
Advertisement
Korban Tewas Teridentifikasi
Mengutip kanal Regional Liputan6.com, dari sejumlah pendaki yang tewas, dua di antaranya adalah M Wilky Saputra dan Ilham Nanda Bintang. Mahasiswa asal Pekanbaru, Provinsi Riau itu sudah dievakuasi tim gabungan dari puncak gunung.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Rozita menjelaskan, jenazah kedua pendaki gunung itu sudah dibawa ke Rumah Sakit Ahmad Mochtar Bukittinggi. Menurut Rozita yang saat ini memantau para korban di Bukittinggi, jenazah M Wilky Saputra telah diidentifikasi oleh pihak keluarganya yang datang dari Pekanbaru.
"Dikenali (keluarga) melalui pakaian dan gelang kaki yang dipakainya," kata Rozita, Selasa petang, 5 Desember 2023.
Meskipun sudah dikenali pihak keluarga, kedua jenazah pendaki Marapi itu sesuai prosedur tetap diidentifikasi oleh pihak terkait sebelum diserahkan ke pihak keluarga. Rozita menambahkan, Tim DVI di Posko Post Mortem Rumah Sakit Ahmad Mochtar akan menerima 17 kantong jenazah yang tengah dievakuasi petugas gabungan.
Status Waspada tapi Dibuka untuk Pendakian?
Sementara, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatera Barat, Ade Edward menilai ada unsur kelalaian di balik jatuhnya banyak korban. "Gunung Marapi ini statusnya waspada level II sejak Agustus 2011, dievaluasi terus dan trennya sama tidak pernah turun," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa, 5 Desember 2023.
Ade menjelaskan, status waspada level II itu, gunung api sewaktu-waktu dapat meletus membahayakan manusia. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan rekomendasi untuk tidak boleh mendekati puncak gunung dala radius 3 kilometer.
"Iya karena tidak ada yang tahu kapan akan meletusnya makanya tidak boleh didekati, tapi oleh BKSDA malah dibuka sebagai wisata," jelasnya. Karena itu, ia menunjuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar adalah pihak yang mesti bertanggung jawab atas dampak korban jiwa dalam bencana ini.
Ade mengatakan, satu-satunya instansi yang berwenang dalam hal gunung api ialah Kementerian ESDM yakni PVMBG. Jika ada instansi lain yang membuka dengan tujuan wisata, lanjutnya, mitigasi bencananyanya menjadi tidak jelas apalagi jika tidak berkoordinasi dengan pihak terkait. "Masalahnya dalam pembukaan kawasan ini mulai dari pemerintah daerah, provinsi dan BKSDA setuju untuk pembukaan taman wisata alam yang dikelola BKSDA ini," ujarnya.
Advertisement