Liputan6.com, Jakarta PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) membukukan kinerja keuangan yang kurang memuaskan hingga kuartal III 2023. Hal itu tercermin dari penurunan pendapatan dan laba bersih pada periode tersebut.
Mengacu laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Surya Esa Perkasa mencatatkan pendapatan sebesar USD 232,63 juta. Angka itu merosot 58,23 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD 557,03 juta.
Advertisement
Sedangkan, Perseroan membukukan laba bersih senilai USD 9,76 juta. Hasil ini menurun 90,66 persen dari kuartal III 2022 sebesar USD 104,64 juta.
Terkait penurunan kinerja tersebut, Presiden Direktur Surya Esa Perkasa Kanishk Laroya menuturkan pendapatan hingga kuartal III 2023 menurun 58 persen. Ini mengingat, harga komoditas mengalami penurunan hingga periode sembilan bulan pertama 2023.
"Penekan kinerjanya sebenarnya hanya amonia. Kalau kami lihat dari sisi operasionalnya, kita jauh lebih efisien dari tahun-tahun sebelumnya dan sedang melakukan semua operasional perusahaan itu dan kalau kami lihat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, itu terbaik saat ini. Jadi penekan kinerjanya hanya harga produk atau harga komoditas," kata Kanishk dalam paparan publik, Rabu (6/12/2023).
Meski demikian, ESSA memperkirakan harga amonia akan tetap pada tingkat yang tinggi dibandingkan pada sembilan bulan pertama 2023, karena harga komoditas meningkat. seiring dengan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
Ia melanjutkan, ESSA secara konsisten memprioritaskan pengurangan biaya yang terkendali dan peningkatan keunggulan operasional, dan perusahaan akan tetap fokus pada bidang ini. "Perseroan tidak memiliki rencana penghentian operasional pabrik pada tahun 2024, sehingga pencapaian produksi diperkirakan akan lebih tinggi pada tahun 2024," kata dia.
Pasokan Amonia
Pasokan amonia diperkirakan akan tetap terbatas hingga akhir 2023, akan tetapi diharapkan terdapat kenaikan permintaan pada 2024. Namun situasi tersebut akan bergantung pada perkembangan situasi ekonomi di China.
Bahkan, sistem SAP akan diterapkan di seluruh ESSA Group sebagai bagian dari transformasi digital Perseroan. Kemudian, studi kelayakan proyek Amonia Biru terus berlanjut. Fase 1 telah selesai dan Fase 2 kini sedang berlangsung. Proyek ini diharapkan selesai pada awal 2027. "ESSA terus melakukan eksplorasi peluang di lebih banyak proyek hilir gas," tandasnya.
Advertisement