Liputan6.com, Dubai - Usai meluncurkan dokumen Nusantara's Net Zero Emission Strategy/RLDC di COP28 Dubai pada 3 Desember 2023, Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) akan merilis Nature Positive Plan tahun depan.
Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri saat menjadi keynote speech dalam panel diskusi bertajuk Realizing Net Zero Emissions Indonesia's New Capital City 2045. "Tahun depan kami akan meluncurkan Nature Positive Plan sebagai dokumen lain yang akan melengkapi RLDC Nusantara," kata Myrna, Selasa (5/12/2023).
Advertisement
"Tujuannya untuk melakukan reboisasi dan mengendalikan deforestasi. Kami juga telah menerapkan kebijakan moratorium izin baru kelapa sawit dan pertambangan."
Ia juga menyebut, begitu pula dengan penegakan hukum terhadap aktivitas penambangan liar yang dilakukan bersama kementerian dan lembaga hukum lainnya melalui satuan tugas khusus penambangan liar.
Sementara itu, Myrna juga menyebut sektor konstruksi dan energi, serta pengelolaan limbah juga mendapat perhatian khusus.
"Pada tahun 2045, IKN akan menggunakan 100% energi terbarukan. Masa transisi akan diperlukan beberapa waktu sebelum itu," kata Myrna.
"Penggunaan material bangunan yang lebih ramah lingkungan juga akan menjadi target kami."
"Mungkin terlihat sulit, namun ingin saya sampaikan bahwa hal tersebut bukan tidak mungkin. Kerangka kebijakan yang kuat sudah ada, organisasi birokrasi yang hibrid dan tangkas akan menjadi pendorong inovasi."
Myrna menyebut bahwa OIKN telah menerima dukungan dari banyak pihak, pemerintah pusat dan daerah, lembaga multilateral, sektor swasta, universitas, dan LSM.
OIKN Jawab Sejumlah Tantangan Capai Target Net Zero 2045
Masih dalam event yang sama Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi guna mencapai target Net Zero 2045.
“Kami memahami bahwa tidak mudah untuk mencapai tujuan ini, mengingat beberapa faktor,” kata Myrna dalam acara side event COP28 bertajuk Realizing Net Zero Emissions Indonesia's New Capital City 2045, Selasa (5/12/2023).
“Di sektor FOLU misalnya, kita harus menghadapi situasi saat ini dimana sebagian besar ekosistem hutan sedang terdegradasi.”
Menurutnya, ini merupakan warisan masa lalu dimana industri ekstraktif telah mengubah hutan alam menjadi hutan monokultur, kelapa sawit, dan pertambangan batu bara.
“Demikian pula dengan kebakaran hutan di Kalimantan Timur pada tahun 1990an yang menghancurkan sebagian besar hutan di kawasan yang kini menjadi IKN,” kata Myrna.
Meskipun demikian, kebijakan dan program reboisasi adalah suatu keharusan, kata Myrna.
“Perencanaan tata ruang kami telah menetapkan 65 persen IKN sebagai kawasan lindung yang perlu direboisasi.”
“Kami harus bekerja keras di bidang ini. Bukan sekedar menanam pohon tetapi membangun kembali hutan yang sehat dengan keanekaragaman hayati yang lebih baik.”
Advertisement
Di COP28 OIKN Sebut Ingin Tingkatkan Keanekaragaman Hayati Nusantara
Sementara itu, dalam sesi panel diskusi Realizing Net Zero Emissions Indonesia's New Capital City 2045, Direktur Pembangunan Kehutanan dan Sumber Daya Air OIKN, Pungky Widiaryanto mengatakan Nusantara akan tetap meningkatkan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut dan terus melakukannya di tengah target men also Net Zero tahun 2045.
“Nusantara bukan hanya kota yang berketahanan tetapi juga kota yang memiliki sifat positif, dan kami ingin meningkatkan keanekaragaman hayati. Kami tahu bahwa ada banyak keanekaragaman yang lebih baik di Nusantara,” kata Pungky Widiaryanto, di Paviliun Indonesia Dubai Expo City, Selasa (5/12/2023).
“Tidak hanya di darat tetapi juga di laut, misalnya , lumba-lumba di Teluk Balikpapan.”
Pungky juga menegaskan bahwa target pada tahun 2045 ini juga selaras dengan kebijakan nasional.
Nantinya segala upaya yang telah ditargetkan oleh pihak OIKN tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tapi juga melibatkan banyak pihak.
“Nusantara adalah wilayah yang cukup besar dan akan berstatus administratif dan lokal. Lantaran kami akan melibatkan komunitas lokal dan juga masyarakat adat,” kata Pungky.