Daftar Nama 23 Pendaki Korban Meninggal Erupsi Gunung Marapi di Sumbar

Operasi SAR gabungan yang dilakukan untuk mencari puluhan pendaki yang terjebak saat erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat terjadi segera ditutup setelah penemuan korban ke-23.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 07 Des 2023, 07:00 WIB
Proses evakuasi pendaki yang meninggal dunia akibat terdampak erupsi Gunung Marapi oleh tim gabungan. (dok. BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Erupsi Gunung Marapi meninggalkan duka bagi keluarga para pendaki yang meninggal. Menurut catatan hingga Rabu, 6 Desember 2023, pukul 21.00 WIB, total korban jiwa yang meninggal dunia adalah 23 orang. 

Dalam bencana tersebut, otoritas menyatakan 75 pendaki tercatat sedang mendaki puncak salah satu gunung paling aktif di Pulau Sumatera tersebut pada Minggu sore, 3 Desember 2023, saat erupsi terjadi. Kantor SAR Padang menyebutkan dari 75 pendaki itu, 49 langsung turun pada hari yang sama erupsi terjadi, sedangkan 26 lainnya terjebak di atas Gunung Marapi.

Petugas penyelamat gabungan akhirnya bisa menemukan korban hilang terakhir pada Rabu, 6 Desember 2023. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Ichwan Pratama Danda mengonfirmasi bahwa korban terakhir yang ditemukan meninggal dunia telah teridentifikasi.

"Semua korban sudah ditemukan, terakhir satu orang meninggal dunia. Dengan begitu, untuk pencarian dan pertolongan yang dikomandoi rekan Basarnas, sesuai hasil rapat evaluasi tadi dan sudah ditemukan, operasi SAR kita tutup," ujar Ichwan saat dihubungi, dikutip dari rilis BNPB pada Kamis (7/12/2023). Berikut adalah daftar korban jiwa yang telah teridentifikasi:

1. Muhammad Adan/21th/L

2. Muhammad Teguh Amanda/19th/L

3. Nazahra Adzin Mufadhol/22th/L

4. Muhammad Alfikri/19th/L

5. Nurva Afitri/27th/P

6. M. Wilki Syaputra/20th

7. Divo Suhandra/26th

8. Afranda Junaidi/26th

9. Wahlul Alde Putra/19th

10. Riski Rahmat Hidayat/20th

11. Reyhani Zahra Fadli/18th

12. Filhan Alfiqh Faizin/18th

13. Aditya Prasetyo/20th

14. Yasirli Amri/20th

15. Irfandi Putra/21th

16. Muhammad Iqbal/23th

17. Ilham Nanda Bintang/21th

18. Novita Intan Sari/39th

19. Lenggo Baren/19th

20. Zikri Habibi/19th

21. Liarni/22th

22. Frengki Chandra Kusuma/23th

23. Siska Alfina

 

 

 


Posko Tanggap Darurat

Proses evakuasi pendaki yang meninggal dunia akibat terdampak erupsi Gunung Marapi oleh tim gabungan. (dok. BNPB)

 

Kendati demikian, lanjut Ichwan, BPBD Kabupaten Agam akan tetap mengaktifkan posko tanggap darurat. Ia menjelaskan, pembukaan posko tersebut bertujuan agar apabila ada pihak yang masih mencari anggota keluarganya, dapat berkoordinasi lebih lanjut di posko tersebut.

"Posko tanggap darurat masih akan kita aktifkan dalam situasi darurat ini, karena mana tahu ada keluarga yang mencari anggota keluarganya maka bisa mencari ke sini (posko) dengan membawa data valid dan kami lebih sarankan apabila ada yang mencari untuk datang ke posko karena kalau lewat telepon rawan miskomunikasi," tambahnya.

Pihak BPBD juga direncanakan akan berkoordinasi dengan lintas instansi mulai dari instansi yang menangani sektor pertanian, kehutanan, hingga kesehatan guna menangani dampak lanjutan dari erupsi Gunung Marapi ini. Ia mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi untuk tidak beraktivitas apapun dalam radius 3 km dari puncak.

Selain itu, masyarakat yang berada di empat kecamatan terdekat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Empat kecamatan dimaksud adalah Kecamatan Canduang, Kecamatan Sungai Pua, Kecamatan Ampek Angkek, dan Kecamatan Malalak.

Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu yang masih simpang siur dan tidak menyebarkan informasi yang belum bisa diverifikasi kebenarannya. Mereka diharapkan selalu mengikuti arahan dan imbauan dari pemerintah daerah setempat.


Pengakuan Korban Selamat

Hingga Senin kemarin, Tim SAR gabungan masih berupaya mencari keberadaan 12 pendaki lainnya yang hilang. Kantor SAR Kota Padang menyebut pencarian terhadap 12 pendaki tersebut akan kembali dilanjutkan pada Selasa ini. (AP Photo/Ardhy Fernando)

Dari sekian korban selamat, beberapa menggambarkan kepanikan yang dialami pendaki setelah Gunung Marapi erupsi. "Aku berlari zig-zag, turun sekitar 30 meter sampai 40 meter ke pos pendakian," kata Ridho yang dirawat di rumah sakit terdekat kepada AFP, dikutip Rabu, 6 Desember 2023.

"Letusannya terdengar keras, saya melihat ke belakang lalu segera lari seperti yang dilakukan semua orang. Beberapa melompat dan jatuh. Aku berlindung di balik bebatuan, tidak ada pohon di sana," sambungnya.

Sementara, Kapolda Sumbar menyebutkan dua anggota polisi berada di antara 75 pendaki saat erupsi terjadi. Seorang di antaranya selamat, tetapi ia khawatir seorang lainnya meninggal dunia.

"Mereka berdua hanya ingin melihat gunung tersebut, sedang tidak bertugas," ujarnya. "Satu orang selamat dan patah lengannya, sedang dirawat dokter. Satu orang lagi kita duga meninggal dunia. Kita tunggu konfirmasinya."

Di sisi lain, dua korban tewas erupsi Marapi teridentifikasi atas nama M Wilky Saputra dan Ilham Nanda Bintang. Mereka adalah mahasiswa asal Pekanbaru, Provinsi Riau. Mengutip kanal Regional Liputan6.com, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Rozita menjelaskan, jenazah kedua pendaki gunung itu sudah dibawa ke Rumah Sakit Ahmad Mochtar Bukittinggi. 

"(Wilky) dikenali (keluarga) melalui pakaian dan gelang kaki yang dipakainya," kata Rozita, Selasa petang, 5 Desember 2023.


Masih Ada Kemungkinan Korban Lain?

Gunung Marapi memuntahkan abu vulkanik dari kawahnya di Agam, Sumatera Barat, Indonesia, Selasa (5/12/2023). Pihak berwenang Indonesia pada Senin menghentikan pencarian belasan pendaki setelah gunung berapi Gunung Marapi meletus lagi, mengeluarkan semburan abu panas baru sebagai setinggi 800 meter (2.620 kaki) ke udara, kata para pejabat. (AP Photo/Givo Alputra)

Marapi, yang berarti "Gunung Api", masih mengepulkan asap ke langit pada Rabu pagi sebelum terjadi letusan lagi tepat setelah tengah hari waktu setempat (0500 GMT), kata jurnalis AFP. Para pejabat yang memantau gunung berapi tersebut juga mendeteksi setidaknya lima letusan lebih lanjut pada Selasa, 5 Desember 2023, ketika pencarian terus dilakukan.

Kepala Badan Vulkanologi Indonesia, Hendra Gunawan, mengatakan Marapi berstatus level II dari sistem peringatan empat tingkat sejak 2011, dan zona eksklusi sepanjang tiga kilometer telah diberlakukan di sekitar kawahnya. Dia tampaknya menyalahkan para pendaki setelah letusan karena terlalu dekat dengan kawah, dan mengatakan bahwa badan tersebut merekomendasikan tidak ada aktivitas di daerah tersebut.

Jumlah resmi pendaki yang diberikan oleh pejabat bersumber dari sistem registrasi online, namun para pejabat memperingatkan bahwa mungkin ada lebih banyak lagi yang menempuh jalur ilegal. "Mungkin ada pendaki yang tidak terdaftar, dan kadang pendaki ilegal tidak mau membayar, mereka hanya mendaki," kata Suharyono.

Indonesia sering mengalami aktivitas seismik dan vulkanik karena posisinya di Cincin Api Pasifik, tempat lempeng tektonik bertabrakan. Marapi merupakan gunung berapi paling aktif di Sumatera dan salah satu dari hampir 130 gunung berapi aktif di Indonesia.

Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya