AS Kini Dapat Mengakses Seluruh Pangkalan Militer Swedia Pasca Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan

Perjanjian yang ditandatangani di Washington pada Selasa (5/12/2023) ini disebut akan menciptakan kondisi yang lebih baik bagi Swedia untuk dapat menerima dukungan dari AS jika terjadi perang atau krisis.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Des 2023, 09:04 WIB
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson dalam penandatanganan perjanjian kerja sama pertahanan kedua negara di Washington pada 5 Desember 2023. (Dok. AP/Kevin Wolf)

Liputan6.com, Washington, DC - Swedia, yang selangkah lagi bergabung dengan NATO, menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat (AS). Perjanjian yang akan memungkinkan AS mengakses semua pangkalan militer di negara Skandinavia tersebut diklaim akan meningkatkan keamanan regional.

Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson menuturkan perjanjian yang ditandatangani di Washington pada Selasa (5/12/2023), "Akan menciptakan kondisi yang lebih baik bagi Swedia untuk dapat menerima dukungan dari AS jika terjadi perang atau krisis."

Jonson menambahkan perjanjian ini tidak berarti bahwa 17 pangkalan militer Swedia akan digunakan AS, "Namun, hanya yang paling penting dari sudut pandang militer untuk menyimpan peralatan pertahanan, misalnya."

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin yang menandatangani perjanjian bersama dengan Jonson mengatakan bahwa dengan menambahkan kemampuan angkatan bersenjata Swedia ke NATO, "Kita akan menjadi lebih kuat."

"Kesepakatan ini mengirimkan sinyal kuat bahwa kita tetap berkomitmen untuk mengatasi tantangan keamanan bersama," tutur Austin, seperti dilansir AP, Kamis (7/12).

AS membuat perjanjian serupa dengan tetangga barat Swedia, Norwegia, pada tahun 2021 dan saat ini sedang merundingkan perjanjian tersebut dengan anggota NATO lainnya, Finlandia dan Denmark.


Masih Menanti Persetujuan Resmi Turki dan Hongaria

Ilustrasi Swedia. (Dok. Pixabay)

Swedia dan negara tetangganya Finlandia memutuskan untuk membatalkan kebijakan non-blok yang telah lama mereka terapkan dan mengajukan keanggotaan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu. Finlandia kemudia lebih awal bergabung dengan NATO, yaitu pada April.

Anggota baru NATO harus disetujui oleh semua negara anggota aliansi yang ada. Turki dan Hongaria belum secara resmi menyetujui tawaran aksesi Swedia.

Turki telah menunda ratifikasi selama lebih dari setahun dengan menuduh Swedia tidak menanggapi masalah keamanan Turki dengan cukup serius, termasuk perjuangannya melawan militan Kurdi dan kelompok lain yang dianggap Ankara sebagai ancaman keamanan.


Barter Kepentingan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)

Dalam pernyataan yang diterbitkan Rabu oleh Anadolu Agency, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaitkan ratifikasi keanggotaan NATO Swedia dengan persetujuan Kongres AS atas permintaan Turki untuk membeli 40 jet tempur F-16 dan perlengkapannya untuk memodernisasi armada yang ada.

Permintaan tersebut didukung oleh Gedung Putih tetapi mendapat tentangan di Kongres.

"Saya telah memenuhi tugas saya, namun saya juga mengharapkan sesuatu dari Anda (AS)," kata Erdogan. "Anda (AS) harus meloloskan isu (F-16) secara bersamaan di Kongres Anda."

Pekan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengungkapkan dia mengatakan kepada Erdogan bahwa "waktunya telah tiba" untuk membiarkan Swedia menjadi anggota NATO.

Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya