Biografi Syekh Ibnu Qasim Al-Ghazi, Ulama Asal Gaza Palestina Pengarang Kitab Fathul Qarib

Salah satu kitab fiqih yang sangat populer dan dikaji di beberapa pesantren di Indonesia ialah kitab Fathul Qarib.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2023, 12:30 WIB
Salah satu kitab kuning kuno yang akan dipamerkan di festival kitab kuning di Banyuwangi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kitab fiqih yang sangat populer dan dikaji di beberapa pesantren di Indonesia ialah kitab Fathul Qarib.

Siapa sangka, mushanif atau pengarang kitab fenomenal yang merupakan syarah kitab Taqrib li Abu Suja ini berasal dari daerah yang kini tengah mengalami konflik peperangan dengan Israel, yakni Gaza, Palestina.

Siapa yang tidak mengenal kitab Fathul Qarib, salah satu kitab klasik yang paling banyak dikaji di pesantren-pesantren serta majelis-majelis ilmu di Indonesia.

Menukil annajah.co.id, Fathul Qarib adalah salah satu kitab fiqih yang pembahasannya cukup universal karena hampir membahas keseluruhan aspek fiqih, terutama fiqih madzhab Syafi’i.

Kitab ini sangat populer di kalangan para santri ini. Maka alangkah penting mengetahui biografi pengarangnya. Berikut ini biografi pengarang kitab Fathul Qarib.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Biografi Pengarang Kitab Fathul Qarib

Santri belajar kitab kuning di bangunan nonpermanen Pesantren Ismun Karim, Citaringgul, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Senin (8/3/2021). Pesantren ini menampung 20 santri yatim piatu dan 30 pulang pergi secara gratis dengan fasilitas seadanya dan minim bantuan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Pengarang kitab Fathul Qarib yaitu Syekh Ibnu Qasim Al-Ghazi. Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Qasim bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazi al-Qahiri as-Syafi’i.

Lahir di kota Gaza, Palestina pada tahun 859 H/1455 M. Sejak kecil, Syekh Ibnu Qasim Al-Ghazi telah menunjukan minat yang cukup besar untuk memperdalam imu agama.

Syekh Ibnu Qasim sejak kecil mulai menghafalkan al-Qur’an, nadzam As-Syatibiyyah dalam ilmu Qira’at, menghafal kitab Minhajut Thalibin karya imam Nawawi, Alfiyah Al-Hadits karya Al-Iraqi, dan sebagian besar kitab Jam’ ul Jawami’ karya imam Tajuddin As-Subki dalam Usul Fiqih.


Belajar Banyak Disiplin Ilmu

Santri mengaji kitab kuning di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jatim, Kamis (12/8). Ratusan santri kilat dari berbagai daerah ini menetap selama bulan selama Ramadhan di Ponpes Lirboyo.(Antara)

Setelah itu, Syekh Ibnu Qasim hijrah ke Mesir untuk melanjutkan pencarian ilmunya di Al-Azhar Kairo. Dari sana, beliau banyak memperdalam ilmu-ilmu dari banyak tokoh-tokoh besar. Diantaranya adalah Syekh Muhammad bin ‘Abdul Mun’im bin Muhammad Al-Jaujari As-Syafi’i dalam bidang fiqh dan ilmu ‘arudh.

Kemudian belajar kepada Syekh Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Abu Bakar bin ‘Utsman bin Muhammad As-Sakhawi untuk memperdalam kitab Alfiyah Ibnu Malik serta kitab-kitab karya Syekh As-Sakhawi sendiri.

Selanjutnya kepada Syekh Kamaluddin bin Abi Syarif Muhammad bin Muhammad al-Maqdisi As-Syafi’i, untuk memperdalam fiqh, Ushul Fiqih, ushuluddin, dan sebagainya.

Serta memperdalam kembali kitab Jam’ul Jawami’. Serta kepada Syekh Muhammad bin Ahmad Al-Ghazal. Kehidupan Syekh Ibnu Qasim selama di Kairo adalah belajar di masjid al-Azhar. Setelah itu menjadi pengajar di sana serta di masjid al-Qal’ah.  Syekh Ibnu Qasim wafat di Kairo pada tahun 918 H dalam usia yang cukup muda yaitu 58 tahun.

 


Karya-Karyanya

Sebagian besar hidup beliau dihabiskan untuk belajar, menulis kitab serta mengajarkan ilmu-ilmu agama. Syekh Ibnu Qasim Al-Ghazi banyak menulis karya-karya kitab yang sampai hari ini masih banyak dikaji. Di antara karya-karya beliau yang banyak disebutkan oleh pakar sejarah adalah:

1.  Fathul Qorib Al-Mujib fi Alfadziy Taqrib, kitab Fiqh dasar pokok di kalangan santri pesantren Indonesia.

2.  Fathur Rabbi Al-Malik (syarh kitab Alfiyah Ibnu Malik).

3.  Hasyiah (syarh Tashrif karya Syekh Sa’duddin At-Taftazaniy).

4.  Hasyiah (syarh ‘Aqaid Nasafiah karya At-Taftazaniy).

5.  Syarh Minhajut Thalibin karya Imam Nawawi.

6.  Al-Qaul Al-Wafi li Syarhi ‘Aqaidun Nasafi.

7.  Nuzhatun Nadhir bit Tharfi dalam ilmu Sharf.

8.  Nafa’isul Faroidh wa ‘Araisul Fawa’id.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya