Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadia memamerkan hasil kinerja Kementeriannya di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2023, Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Ia menjelaskan sejak Indonesia merdeka hingga tahun 2020 kuartal III, investasi di Pulau Jawa lebih besar dibandingkan di luar Pulau Jawa. Namun sejak kuartal III 2020 hingga kuartal III 2023 investasi di luar Pulau Jawa sudah lebih besar dibandingkan di Pulau Jawa.
Advertisement
"PMA (Penanaman Modal Asing) Sulawesi Tengah mengalahkan Jakarta, mengalahkan Jawa Timur, mengalahkan Maluku Utara, bukan karena menterinta orang timur, tapi karena kebaikan Bapak Presiden memberikan penguatan kepada Kementerian Investasi," kata Bahlil Lahadalia.
Menurut Bahlil ciri investasi yang berkualitas adalah penyerapan investasi. Sesuai dengan mandat Presiden, ia bilang mengurus investasi jangan hanya yang besar-besar saja, tetapi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga harus diurus.
"Maka kami laporkan, tahun 2022, selain target investasi kita Rp1.207 triliun. Alhamdulillah UMKM mampu memberkan kontirbusi kurang lebih Rp340 triliun di luar Rp1.207 tirliun sebagai bentuk afirmatif negara dalam memberikan kemudahan mereka lewat NIB gratis," jelasnya.
Di Tengah Covid-19
Kinerja positif itu ia sebut bisa dicapai pada saat era Pandemi Covid-19. Padahal Foreign Direct Investment (FDI) atau arus modal internasional yang masuk susah dengan kondisi ekonomi global belum membaik.
"Tapi alhamdulillah FDI kita dari sejak 2020 sampai sekarang PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) itu perimbangannya 52-53 persen PMA dan PMDN kita itu 47-48 persen PMDN," jelasnya.
Bahkan kata Bahlil, FDI Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. "FDI yg masuk di dunia itu yg pertama benua Amerika, yg kedua adalah Asia Tenggara, dan Asia Tenggara untuk sektor keuangan Singapur paling besar, tapi di sektor riil Indonesia yg paling besar," terang Menteri Investasi.
Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi, Jokowi: Semua Negara Butuh Investasi!
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan kembali soal pentingnya investasi di Indonesia. Ia menyebut bahwa semua negara membutuhkan investasi, sebab hal itu merupakan kunci pertumbuhan ekonomi di sebuah negara.
"Saya ingin mengulang lagi bahwa semua negara saat ini butuh yg namanya investasi karena kunci pertumbuhan ekonomi sebuah negara saat ini sangat sulit sekali menaikkan konsumsi masyarakat bukan hal yang gampang menaikkan ekspor bukan hal yang gampang. Naik sedikit saja sangat sulit," kata Jokowi dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi, Jakarta, Kamis (7/12).
Jokowi menyebut adanya pergerakan investasi di dalam negeri bisa membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dan juga mendatangkan penerimaan negara dan daerah.
"Tapi yang dikejari-kejar semua negara saat ini adalah hanya satu, investasi. Dan kita juga sama kita ingin buka kesempatan kerja yang selebar-lebarnya bagi rakyat kita. Oleh sebab itu sekali lagi investasi harus terus tumbuh, karena juga investasi akan mendatangkan penerimaan negara, mendatangkan penerimaan negara dan juga penerimaan daerah," tegasnya.
Advertisement
Penerimaan Negara
Selain membuka kesempatan kerja, Kepala Negara itu bilang, investasi juga mendatangkan penerimaan negara. Diantaranya mulai dari pajak badan pajak penghasilan perorangan, pajak penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
"Banyak yang bertanya, pak investasi itu selain kesempatan kerja apa sih? Penerimaan negara. Karena PPh badan pasti kita dapat, PPh karyawan pasti kita dapat, bea ekspor, PNBP, kalau kita ikut masuk saham, berarti juga dapat dividen setiap tahunnya," jelasnya.
"Sering saya tekankan bahwa, investor itu didorong untuk bekerja sama ber-partner dengan pengusaha-pengusaha nasional. Yang kedua berpartner dengan pengsuaha-pengusaha daerah, seberapapun sahamnya, tapi pengusaha daerah ada, pengusaha nasional ada," pungkasnya.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com