Ketahui Jenis Sakit Kepala dan Cara Mendiagnosisnya

Memahami jenis sakit kepala dan karakteristik uniknya sangat penting untuk pengelolaan yang efektif. Oleh karena itu, ketahui berbagai jenis sakit kepala dan cara mendiagnosisnya.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 07 Des 2023, 17:04 WIB
Ketahui Jenis Sakit Kepala dan Cara Mendiagnosisnya - Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sakit kepala menjadi salah satu masalah kesehatan yang hampir dialami setiap individu. Tapi tahukah Anda kalau tidak semua sakit kepala itu sama? Memahami jenis sakit kepala dan karakteristik uniknya sangat penting untuk pengelolaan yang efektif.

Oleh karena itu, ketahui berbagai jenis sakit kepala dan cara mendiagnosisnya, seperti melansir dari Times of India, Kamis (7/12/2023).

1. Sakit kepala primer

Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang sebenarnya, bukan sekadar gejala dari masalah mendasar menurut Stanford Health Care. Walaupun rasa sakitnya bisa sangat hebat, sakit kepala ini biasanya tidak berbahaya.

Ketidaknyamanan ini muncul akibat peradangan di area sensitif nyeri di sekitar kepala, termasuk saraf, pembuluh darah dan otot. Berikut ini adalah beberapa sakit kepala primer yang umum terjadi:

  • Sakit kepala migren

Hal ini bisa dikenali dari rasa sakit yang berdenyut-denyut di satu atau kedua sisi kepala. Kebanyakan disertai gejala seperti mual, muntah, kepekaan terhadap cahaya dan gangguan penglihatan. Sakit kepala ini memiliki fase-fase yang meliputi firasat, aura, sakit kepala dan resolusi.

  • Sakit kepala tegang

Sering dikaitkan dengan stres dan otot tegang, sakit kepala ini juga disertai nyeri tumpul atau seperti pita di sekitar kepala, biasanya di kedua sisi. Gejalanya lambat, tanpa gejala berat seperti mual atau kepekaan terhadap cahaya.

  • Sakit kepala hipnik

Jenis sakit kepala langka yang biasanya membuat seseorang terbangun dari tidurnya.

  • Sakit kepala cluster

Terjadi secara berkelompok atau cluster yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan- bulan. Ini adalah rasa sakit yang hebat di satu sisi, biasanya di belakang mata. Hal ini terkait dengan kemerahan, bengkak dan hidung berair di sisi yang terkena.

 


2. Sakit kepala sekunder

Ilustrasi sakit kepala/credit: pexels.com/Ron

Berbeda dengan kondisi independen, sakit kepala sekunder merupakan reaksi terhadap penyakit lain, mereka berfungsi sebagai perwakilan yang berhati-hati dalam mengingatkan pasien akan masalah seperti tumor otak, aneurisma, infeksi seperti meningitis, atau cedera pada kepala dan leher.

Penyakit yang muncul secara tiba-tiba dan semakin parahnya menjadi tanda peringatan, sehingga memerlukan penilaian yang lebih menyeluruh terhadap kesehatan kita secara umum.

Sakit kepala ini seperti kurir yang membawa pesan penting mengenai kesehatan pembuluh darah, otak, atau saraf kita.

Menentukan penyebabnya menjadi hal yang penting karena setiap sakit kepala sekunder mewakili bagian berbeda dari amsalah kesehatan yang lebih besar.

Sakit kepala ini berfungsi sebagai tanda peringatan dini dan memerlukan evaluasi medis yang cermat yang mencakup tinjauan riwayat kesehatan, tes darah, rontgen sinus dan pencitraan lanjutan. 


Diagnosis sakit kepala

Ilustrasi sakit kepala sebagai salah satu gejala HIV. (Sumber foto: Pexels.com)

Membuat diagnosis sakit kepala sangatlah penting dan seseorang harus melakukan evaluasi medis secara menyeluruh, dengan profesional medis menyelidiki frekuensi sakit kepala pasien, lokasi dan gejala terkait.

Selain dari hal-hal yang sudah jelas, pemeriksaan ini juga menyelidiki perubahan perilaku, psikologis dan bahkan pola tidur.

Jika pemeriksaan neurologis normal menyingkirkan kemungkinan migrain atau sakit kepala tipe tegang, pengujian tambahan mungkin tidak diperlukan.

Namun, prosedur diagnostik lebih lanjut seperti tes darah, rontgen sinus, MRI, atau CT scan harus dipertimbangkan jika sakit kepala menunjukkan hal yang berbeda.

 

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya