Menkes Budi: COVID-19 Lagi Naik di Semua Negara, Termasuk di Indonesia

Kenaikan kasus COVID-19 sedang terjadi di semua negara, termasuk juga di Indonesia.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 08 Des 2023, 09:29 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengakui kenaikan kasus COVID-19 sedang terjadi di semua negara, termasuk juga di Indonesia. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan saat ini sedang terjadi kenaikan kasus COVID-19 bukan cuma di Indonesia. Negara tetangga Malaysia dan Singapura sebelumnya telah melaporkan kenaikan kasus COVID-19.

"Angka COVID di semua negara naik, di Indonesia juga naik. Kita tuh sempat ada di 50-an, 60-an kasus sehari. Jadi ya 200, 300, 400 persen naiknya. Kenaikan kita dari (angka) yang terkecil," ungkap Budi Gunadi di Mahkamah Konstitusi Jakarta pada Kamis, 7 Desember 2023.

Masih Berada di Batas Aman

Walau terjadi kenaikan kasus COVID-19, Budi Gunadi menilai Indonesia masih dalam posisi batas aman dan terkendali. Perhitungan ini dilihat dari pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dihitung dari jumlah penduduk.

Apabila dihitung 20 per 100.000 populasi per hari, angka kasus COVID Indonesia di bawah 6.000 - 7.000 kasus masuk kategori aman.

"Di WHO ada guidance-nya (pedoman) berapa kasus yang terbanyak adalah (dihitung) 20 per 100.000 populusi per hari. Jadi itung-itungannya kalau belum 7.000, 8.000 per hari itu masih masuk kategori aman, karena kan penyakit terjadi terus," terang Menkes Budi.

"Kalau sampai masih di bawah 6.000, 7.000 kasus untuk jumlah penduduk kita per hari ya aman."


Kenaikan COVID-19 karena Ada Varian Baru

Kenaikan kasus COVID Indonesia berada di rentang 240-an kasus per hari, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada pekan lalu. Angka tersebut naik dari yang tadinya di kisaran 50-an kasus per hari.

"Kita berada di angka, minggu lalu saya lihat 240-an per hari, betul naik dari 50 per hari," terang Budi Gunadi Sadikin.

Penyebab kasus COVID-19 naik ditegaskan oleh Menkes Budi karena ada varian baru. Dalam hal ini, bukan dipengaruhi oleh liburan.

Budi mengatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab COVID juga terus bermutasi.

"Kenaikan COVID itu kan dulu ada yang banyak yang bilang Lebaran, liburan, itu tidak ilmiah. Secara ilmiah sudah dibuktikan, semua kenaikan COVID terjadi karena ada varian baru. Ya Omicron kan ada anak cucu gitu, dia bermutasi terus," pungkas Budi Gunadi.

"Dia penularan lebih cepat tapi fatality rate (kematian) rendah."


Keterisian Rumah Sakit 0,06 Persen

Ilustrasi berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 di Indonesia bertambah sebanyak 35 - 40 kasus. (pexels/andrea piacquadio).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 di Indonesia bertambah sebanyak 35 - 40 kasus.

Sementara, pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60 - 131 orang. Dengan tingkat keterisian rumah sakit saat ini sebesar 0,06 persen dan angka kematian nol sampai 3 kasus per hari.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu menyebut kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat.

Selain varian XBB Indonesia juga sudah mendeteksi adanya subvarian EG2 dan EG5.

Kasus COVID Masih Jauh Lebih Rendah

Meskipun ada kenaikan, namun kasus ini masih jauh kebih rendah dibandingkan saat pandemi yang mencapai 50.000 sampai 400.000 kasus per minggu.

Maxi kembali mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) menyusul peningkatan kembali kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir.

“Yang sakit, sekarang mewajibkan diri sendiri pakai masker, cuci tangan pakai sabun, menjaga imunitas dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, kemudian jaga jarak, apalagi kalau sedang sakit agar tidak menularkan,” pesan Maxi saat konferensi pers pada Rabu, 6 Desember 2023.


Tak Banyak Laporan Rawat Inap COVID

Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengatakan bahwa Indonesia juga mengalami kenaikan kasus COVID-19.

"Ini sekarang jadi pertanyaan banyak orang ya, apakah juga terjadi peningkatan kasus di Indonesia? Jawabannya iya,” ujar Erlina dalam media briefing daring pada Rabu (6/12/2023).

“Kalau kita lihat, di tanggal 2-8 Oktober 65 kasus yang terkonfirmasi, di 20-26 November ada 151. Jadi dua setengah kali (lipat) peningkatannya kalau kita lihat dari Oktober ke November,” tambahnya.

Pada Oktober 2023, lanjut Erlina, tidak ada laporan kasus meninggal. Sedangkan pada November, satu orang dinyatakan meninggal setelah terinfeksi COVID-19.

“Rawat inap bagaimana? Tidak banyak rumah sakit yang melaporkan ada kasus rawat inap. Akhir-akhir ini ada dua pasien rawat inap di RSUD Dokter Soetomo Surabaya," sambungnya.

"Sementara laporan dari Jawa Barat mengatakan bahwa Bed Occupancy Rate (keterisian tempat tidur RS) kurang dari tiga persen pada September sampai November.”

Infografis 6 Tips Cuci Pakaian Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya