Harga Bitcoin Diprediksi Sentuh Rp 775,98 Juta pada Januari 2024

Prediksi harga bitcoin melonjak di tengah sejumlah pengamat pasar berharap SEC pada akhirnya izinkan dana yang diperdagangkan di bursa.

oleh Agustina MelaniGagas Yoga Pratomo diperbarui 08 Des 2023, 23:28 WIB
Pelaku pasar terutama option traders bersiap dengan taruhan bitcoin akan melonjak menjadi USD 50.000 atau sekitar Rp 775,98 juta (Foto: Visual Stories/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pasar terutama option traders bersiap dengan taruhan bitcoin akan melonjak menjadi USD 50.000 atau sekitar Rp 775,98 juta (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.519) pada 2024.

Dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (7/12/2023), prediksi ini terjadi saat banyak pengamat pasar berharap SEC pada akhirnya izinkan dana yang diperdagangkan di bursa untuk secara langsung simpan dalam kripto tersebut.

Itu adalah tingkat harga dengan jumlah total kontrak yang beredar, untuk membeli bitcoin dengan call options yang akan berakhir pada 26 Januari 2023, menurut data yang dikumpulkan Deribit, bursa opsi kripto terbesar. Call options memberikan pembeli hak kontrak untuk membeli aset dasar dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Bitcoin terakhir kali mencapai USD 50.000 pada Desember 2021. Bitcoin kemudian berada di tengah penurunan dari level tertinggi sepanjang masa dengan sentimen bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mulai hapus stimulus yang ditambahkan selama pandemi COVID-19.

Saat ini harapan the Fed akan mengubah kebijakan moneternya pada 2024 dan ETF bitcoin dipandang sebagai hal yang hampir pasti. Hal itu membawa sektor kripto menguat signifikan.

"Sentimen bullish sedang berkembang,” ujar Chief Commercial Officer Deribit, Luuk Strijers.

Bitcoin telah melonjak lebih dari 60 persen sejak pertengahan Oktober, saat spekuasi melonjak kalau the Securities and Exchange Commission (SEC) atau Komisi Sekuritas dan Bursa hampir menandatangani aplikasi ETF dari perusahaan manajemen aset seperti BlackRock. Pada perdagangan Rabu, 6 Desember 2023, harga bitcoin di kisaran USD 44.000.

Volume perdagangan gabungan spot dan derivatif di bursa terpusat naik 40,7 persen pada November menjadi USD 3,61 triliun, total gabungan tertinggi sejak Maret, menurut peneliti CCData.

Aktivitas derivatif yakni opsi dan kontrak berjangka terus mendominasi perdagangan kripto karena keduanya tetap menjadi salah satu dari sedikit cara bagi investor untuk memanfaatkan taruhan setelah banyak pemberi pinjaman kripto besar bangkrut pada 2022. Selain itu, opsi penyelesaian tunai dan kontrak berjangka dapat membantu pelaku pasar menjalankan strateginya tanpa harus menangani masalah khusus kripto.


Desember 2023 Bakal Jadi Bulan Bullish bagi Bitcoin, Ini Alasannya

Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Sebelumnya diberitakan, menjelang akhir tahun, para pelaku pasar kripto akan memantau dengan cermat pola historis yang menunjukkan Desember bisa menjadi bulan bullish bagi Bitcoin (BTC). 

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengungkapkan, ada kemungkinan besar Bitcoin akan melanjutkan lintasan kenaikannya pada Desember. Setelah sebelumnya menutup Oktober dengan kenaikan 28,5 persen dan berakhir pada November dengan kenaikan 7,18 persen. 

"Menganalisis musiman BTC, menjadi jelas bahwa jika bulan Oktober dan November ditutup dengan positif, maka bulan Desember cenderung mengikutinya. Tren ini bukanlah hal baru, karena data historis menunjukkan pola serupa selama satu dekade terakhir," kata Fyqieh dalam siaran pers, dikutip Sabtu (2/12/2023). 

Fyqieh menjelaskan pada 2015, setelah penutupan Oktober dan November positif dengan kenaikan 33,1 persen dan 19,8 persen, BTC melonjak sebesar 14,1 persen pada Desember. 

Kemudian pada 2016 dan 2017 menunjukkan peningkatan yang lebih luar biasa, dengan imbal hasil positif Desember masing-masing sebesar 29,2 persen dan 38,8 persen. 

“Sementara, pada 2020, setelah kenaikan Oktober dan November sebesar 28,1 persen  dan 42,9 persen, BTC melonjak sebesar 47,8 persen pada Desember, menunjukkan tren historis yang konsisten. Pola ini yang diharapkan akan terulang pada 2023,” jelas Fyqieh.

Dengan wawasan sejarah ini, semua mata tertuju pada Bitcoin karena komunitas kripto sangat menantikan apakah tren ini akan terus berlanjut, menjadikan Desember 2023 sebagai bulan yang tak terlupakan bagi para penggemar. 

Faktor Pendorong 

Fyqieh menuturkan ada beberapa faktor pendorong yang bisa menguatkan harga Bitcoin pada Desember mendatang. Fokus utama pelaku pasar masih akan seputar pembaruan berita terkait ETF Bitcoin spot, sikap The Fed dan situasi makroekonomi lainnya. 

 


Faktor Penting Bitcoin

Harga Bitcoin (Foto: Freepik)

"Spekulasi terhadap ETF Bitcoin spot diprediksi masih kuat, jika mengacu pada potensi disetujui pada Januari 2024, sehingga dapat memberikan dampak signifikan terhadap harga Bitcoin karena menciptakan FOMO di kalangan investor retail,” tutur Fyqieh.

Selain itu, situasi makroekonomi dan sikap dovish The Fed akan menjadi faktor penting. Jika positif akan ada pelemahan dolar AS, investor mungkin lebih cenderung untuk mengalokasikan dana ke aset-aset berisiko, termasuk Bitcoin. 

Adapun Fyqieh menyoroti pertumbuhan kapitalisasi pasar stablecoin Tether (USDT) sebagai indikasi lain bahwa investor institusional mengalihkan fiat mereka ke stablecoin dan akan berpotensi mengubahnya menjadi kripto lain, seperti Bitcoin. 

"Kemudian, kenaikan biaya transaksi Bitcoin baru-baru ini sebagai bukti lebih lanjut dari bullish,” pungkasnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Produk Investasi Bitcoin Menerima Arus Masuk Rp 23 Triliun Sepanjang Tahun Ini

Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, produk yang diperdagangkan di bursa Bitcoin (ETP) telah mengalami peningkatan signifikan sebesar USD 312 juta atau setara Rp 4,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.352 per dolar AS) pada pekan ketiga November 2023. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu (2/12/2023), ini berkontribusi terhadap total arus masuk sekitar USD 1,5 miliar atau setara Rp 23 triliun sepanjang tahun ini, menurut data dari CoinShares.

Hal ini menunjukkan kelanjutan aliran masuk dana positif selama sembilan minggu terakhir, dengan keseluruhan aliran masuk mingguan untuk semua mata uang kripto mencapai USD 346 juta atau setara Rp 5,3 triliun.

Arus masuk ke ETP kripto biasanya dianggap sebagai pertanda positif bagi pasar kripto yang lebih luas, menandakan meningkatnya kepercayaan investor ketika nilai saham melebihi nilai aset dasar.

Pada periode menjelang 25 September, ETP kripto mengalami arus keluar selama berminggu-minggu berturut-turut. Namun, sejak pekan tanggal 25 September, sektor ini telah mengamati arus masuk mingguan yang berkelanjutan dan semakin mendapatkan momentum. 

CoinShares melaporkan, ETP Kanada dan Jerman menyumbang sebagian besar arus masuk selama seminggu, mewakili 87 persen dari total. Sebaliknya, arus masuk dari Amerika Serikat tetap terbatas, yakni sebesar USD 30 juta atau setara Rp 460,5 miliar. 

Aset gabungan yang dikelola dana kripto kini telah melonjak menjadi USD 45,4 miliar atau setara Rp 696,9 triliun, menandai level tertinggi dalam 18 bulan terakhir. 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya