Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran yang menimpa bagian belakang Gedung A Museum Nasional pada Sabtu malam, 16 September 2023, berdampak pada 817 koleksi yang ditempatkan di enam ruangan. Hampir tiga bulan berlalu, proses pemulihan koleksi terus berjalan.
Budiman, kurator Museum Nasional Indonesia, mengatakan lebih dari 90 persen koleksi museum sudah berhasil dievakuasi ke ruangan yang lebih aman. Tahapan ini tidak mudah lantaran banyak koleksi kondisinya tidak lagi berwujud seperti semula. Mereka seringkali harus mengayak dari serpihan-serpihan yang ada untuk kemudian diidentifikasi.
Advertisement
"Tinggal beberapa koleksi seperti manik-manik, masih diayak, segala macam. Koleksi-koleksi dari kayu masih kita ambil sampelnya, dianalisa sama teman-teman, betul apa tidak dan ada material kayu lainnya... Kami sudah ikhlaskan tapi kami tetap berusaha mencarinya," kata dia ditemui di sela diskusi 'Road to Warna Baru Warisan Budaya - Shifting Cultures, Reimagining Museums' di Kemendikbud Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Ia menerangkan bahwa proses evakuasi koleksi berlangsung sejak 18 September 2023, sejak polisi mengizinkan area terdampak diakses. Banyak koleksi yang berhasil dievakuasi, terutama yang bermaterial logam, tetapi juga masih ada koleksi yang tertinggal di lokasi terdampak yang didominasi koleksi berbahan mudah terbakar, seperti kayu, rotan, kain, dan kulit kayu.
"Kami masih bekerja sama dengan kepolisian karena mereka terus mengawal proses evakuasi ini," sambung Budiman.
Setelah evakuasi dilakukan, proses berikutnya adalah identifikasi dan kemudian dilanjutkan dengan remediasi atau stabilisasi. Nahar Cahyandaru, Subkoordinator Konservasi Indonesian Heritage Agency, menerangkan bahwa proses remediasi dilakukan untuk memastikan kondisi koleksi tidak ada kerusakan lebih lanjut.
"Selama koleksi sudah kita stabilkan, kita bisa berpikir lebih jernih. Contohnya, keris, ada korosi aktif. Kalau dibiarkan, akan cepat sekali proses korosinya sehingga harus dihilangkan segera," ia menjelaskan.
Datangkan Ahli Logam dari Amerika Serikat
Nahar menyatakan dari sekitar 728 koleksi yang berhasil dievakuasi, 171 koleksi di antaranya dikategorikan perlu ditangani segera. Pihaknya saat ini baru menyelesaikan penanganan untuk 28 dari 171 koleksi tersebut. Mayoritas bermaterial logam, besi, perunggu, maupun lainnya.
"Kita tidak bisa menjanjikan (target penyelesaiannya) karena tingkat kesulitannya cukup bervariasi," kata dia. Selain tingkat kerusakan, pengkategorian perlu ditangani segera itu juga mempertimbangkan value dan kebutuhan koleksi untuk dipamerkan pada Januari atau Februari tahun depan.
Pihaknya melibatkan banyak pihak, baik dari dalam maupun luar negeri. Khusus untuk proses rekonstruksi koleksi berbahan logam, Nahar menyatakan bahwa Indonesia telah meminta bantuan dari luar negeri karena keterbatasan kemampuan. Sejauh ini, ia menyatakan Amerika Serikat bersedia mengirimkan ahli metalurgi mereka ke Indonesia dan direncanakan datang pada Januari 2024.
"Untuk logam, kenapa kita komunikasikan dengan ahli asing, karena logam ini rawan perubahan suhu. Mungkin kalau yang tahu penempaan, antara didinginkan mendadak dan tidak didinginkan mendadak, struktur kristalnya berbeda. Setelah meleyot, membutuhkan pemanasan ulang, ini hal yang punya risiko. Kami belum punya pengalaman dengan logam," Nahar menguraikan.
Advertisement
Pemulihan Bangunan Terdampak
Setelah remediasi dilakukan, tahapan selanjutnya barulah proses rekonstruksi dan restorasi sebagai solusi final yang ditargetkan mulai berjalan tahun depan. Budiman menjelaskan bahwa tidak semua koleksi bisa direkonstruksi, terutama koleksi yang sudah hangus terbakar, seperti model rumah adat. Yang bisa dilakukan adalah membuat ulang dari model tersebut, demikian pula dengan koleksi dari kain.
Tapi, koleksi yang bisa direkonstruksi akan diupayakan dikembalikan kondisinya seperti sediakala. Salah satunya arca siwa yang dua dari empat tangannya patah karena terjatuh saat musibah kebakaran terjadi. Patahan lengan arca siwa dari abad ke-9 itu salah satunya bisa ditemukan, tetapi satu lagi sudah berserak sehingga sulit mendapatkan bentuk semula.
"Pergelangan yang sudah ketemu bisa dilakukan rekonstruksi ke depan," ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa proses rekonstruksi tidak hanya berlaku bagi koleksi, tetapi juga bangunannya karena berstatus cagar budaya. Pihak museum telah meminta bantuan dari Balai Konservasi Borobudur dan Balai Konservasi Banten-DKI untuk menganalisis kondisi bangunan. Pihaknya juga mendapatkan dukungan dari ahli cagar budaya terkait saran mengenai koleksi dan bangunan.
"Kami sedang menyusun atau mengkaji langkah apa saja yang akan kami lakukan terhadap bangunan itu sendiri," katanya.
Sekitar 24--30 Persen Bangunan Terdampak Kebakaran
Luasan bangunan yang terbakar itu mencapai 24--30 persen dari total luas Gedung A. Posisinya, kata Nahar, ada di balik pintu kecil dan jarang dilewati pengunjung karena tempatnya yang berada di pojokan.
"Jadi, ruang imersif itu aman. Arca-arca yang di taman itu juga aman... Ini ada di belakang Gedung A," katanya.
"Betul-betul dari peristiwa ini kita harus ambil hikmahnya, belajar banyak untuk kembangkan lebih banyak lagi," katanya.
Meski belum diputuskan, Nahar menyebut kemungkinan satu bangunan tambahan di tengah akan dibongkar untuk dikembalikan ke bentuk orisinalnya saat proses rekonstruksi dilakukan. Budiman menambahkan, tim sedang mengkaji untuk membangun sistem keamanan yang lebih canggih dari bangunan lama.
"Ini jadi sebuah pelajaran karena sistem keamanan tidak bisa sembarangan, tidak bisa langsung pasang sprinkler yang semprotkan air karena kan ada banyak koleksi. Mungkin ada metode-metode lain bisa diterapkan," imbuhnya.
Sebelumnya, Kemenparekraf mengusulkan agar beberapa museum, seperti Museum Nasional, dijadikan objek vital nasional agar keamanannya lebih terjaga. "Ini baru usulan kita supaya lebih ketat penjagaannya. Kita masih kita bahas bagaimana pelaksanaannya untuk kita usulkan nanti. Tentunya nanti akan melibatkan lintas sektor termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Nia Niscaya selaku Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf,dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secaa hybrid pada Senin, 18 September 2023.
Baca Juga
Advertisement