Cuaca Besok Sabtu 9 Desember 2023: Jabodetabek Pagi Hari Cerah Berawan

Langit pagi Jakarta besok di akhir pekan, Sabtu 9 Desember 2023 keseluruhannya diprakirakan cerah berawan, kecuali kecuali Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu berawan tebal. Seperti itulah prakiraan cuaca hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 08 Des 2023, 10:19 WIB
Langit pagi Jakarta besok di akhir pekan, Sabtu 9 Desember 2023 keseluruhannya diprakirakan cerah berawan, kecuali kecuali Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu berawan tebal. Seperti itulah prakiraan cuaca hari ini. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta besok di akhir pekan, Sabtu 9 Desember 2023 keseluruhannya diprakirakan cerah berawan, kecuali Jakarta Pusat berawan serta Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu berawan tebal. Seperti itulah prakiraan cuaca hari ini.

Hujan dengan intensitas ringan pada siang hari diprakirakan guyur Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, sisanya berawan serta Kepulauan Seribu cerah berawan, seperti laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Untuk malam hari, seluruh wilayah Ibu Kota Jakarta diprediksi bakal cerah berawan tanpa terkecuali.

"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Jaksel dan Jaktim di sore hari," papar BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id.

Berbeda di wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat, pagi hingga siang diprakirakan hujan dengan intensitas ringan dan malam harinya berawan.

Lalu di Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat, pagi dan malam hari diprediksi BMKG bakal berawan, namun siangnya diguyur hujan berintensitas ringan.

"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada rentang waktu antara menjelang siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur," tegas BMKG.

Sedangkan di Kota Tangerang, Banten, pada sepanjang hari ini diprakirakan bakal berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara   Berawan Tebal  Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Bekasi   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Depok   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kota Bogor   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tangerang  Berawan  Berawan  Berawan

NASA dan IBM Berkolaborasi Kembangkan Model AI untuk Aplikasi Cuaca dan Iklim

Pengendara menerjang hujan deras di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut pihaknya akan mengkaji penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), hal ini berkaitan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi tentang potensi cuaca ekstrem pada penghujung 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, NASA dan IBM bekerja sama membangun model dasar AI (kecerdasan buatan) untuk aplikasi cuaca dan iklim. 

Mereka menggabungkan pengetahuan dan keterampilan masing-masing di bidang ilmu kebumian dan AI untuk model tersebut.

Mengutip Engadget, Senin 4 Desemebr 2023, mereka mengklaim bahwa model tersebut akan menawarkan 'keunggulan signifikan dibandingkan teknologi yang sudah ada'.

Model AI saat ini, seperti GraphCast dan Fourcastnet, bisa menghasilkan prakiraan cuaca lebih cepat daripada model meteorologi tradisional. Namun, IBM mencatat bahwa ini adalah emulator AI (bukan model dasar). 

Seperti namanya, model dasar adalah teknologi dasar yang mendukung aplikasi AI generatif. 

"Emulator AI dapat membuat prediksi cuaca berdasarkan kumpulan data pelatihan, tetapi tidak memiliki aplikasi lebih dari itu. Mereka juga tidak dapat mengkodekan fisika yang menjadi inti prakiraan cuaca," kata IBM.

NASA dan IBM berharap model dasar AI yang mereka bangun memiliki aksesibilitas lebih luas, waktu inferensi lebih cepat, dan keragaman data lebih besar. Selain itu juga meningkatkan keakuratan perkiraan untuk aplikasi iklim lainnya.


Harapan pada Model Dasar NASA dan IBM

Sejumlah kendaraan melintas saat hujan di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (18/2/2022). BMKG mengungkapkan potensi curah hujan meningkat dan cuaca ekstrem sepanjang 17-23 Februari 2022. Sejumlah wilayah diminta waspada dampak yang terjadi dari cuaca buruk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Model ini juga diharapkan mampu memprediksi fenomena meteorologi, menyimpulkan informasi beresolusi tinggi berdasarkan data beresolusi rendah, dan "mengidentifikasi kondisi yang kondusif untuk segala hal mulai dari turbulensi pesawat hingga kebakaran hutan."

Ini mengikuti model dasar lain miliki NASA dan IBM yang dikerahkan pada bulan Mei lalu. Dengan memanfaatkan data dari satelit NASA untuk kecerdasan geospasial, IBM berpendapat bahwa ini merupakan model geospasial terbesar pada platform AI sumber terbuka Hugging Face.

Sejauh ini, model AI tersebut telah digunakan untuk melacak dan memvisualisasikan aktivitas penanaman dan pertumbuhan pohon di kawasan menara air (lanskap hutan yang menahan air) di Kenya.

Tujuannya adalah untuk menanam lebih banyak pohon dan mengatasi masalah kelangkaan air. Model ini juga digunakan untuk menganalisis pulau panas perkotaan di Uni Emirat Arab.

Sebelumnya, tim peneliti DeepMind Google telah menciptakan algoritma prediksi cuaca berbasis pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan (AI), yang dikenal sebagai GraphCast. Alat ini dilaporkan menjadi sebuah terobosan baru di dunia pelaporan cuaca

Dalam waktu kurang dari satu menit, GraphCast mampu memprediksi variabel cuaca untuk kurun waktu 10 hari, mengungguli teknologi prediksi pola cuaca tradisional dengan tingkat kebenaran mencapai 90 persen.


GraphCast, AI Milik Google Mampu Prediksi Cuaca Kurang dari Semenit

Sukarelawan Gerakan Desa untuk (Gardu) Ganjar jaringan Jawara Banten ikut berkontribusi menyelamatkan petani dari gagal panen karena cuaca ekstrem yang belakangan melanda beberapa daerah di Banten (Istimewa)

Cara kerja GraphCast melibatkan pengambilan dua kondisi cuaca terkini dari Bumi, termasuk variabel dari waktu pengujian dan enam jam sebelumnya.

Dengan memanfaatkan data ini, program artificial intelligence dapat memprediksi kondisi cuaca dalam enam jam ke depan, memberikan keunggulan dalam kecepatan dan akurasi prediksi.

Dilansir Engadget, Rabu 15 November 2023, GraphCast telah membuktikan kemanjurannya dalam praktik, seperti memprediksi pendaratan Badai Lee di Long Island 10 hari sebelum terjadi.

Kecepatan prediksi ini menjadi unggul karena GraphCast tidak harus mengatasi kompleksitas fisika dan dinamika fluida seperti model prediksi cuaca tradisional.

Kelebihan GraphCast tidak hanya terbatas pada kecepatan dan skala prediksi. Program ini juga dapat memprediksi peristiwa cuaca buruk, seperti siklon tropis dan gelombang suhu ekstrem. 

Dengan kemampuan untuk dilatih ulang menggunakan data terbaru, GraphCast diharapkan semakin meningkat dalam memprediksi osilasi pola cuaca yang terkait dengan perubahan iklim.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya