Menguak Fakta Geologi di Balik Keindahan Pantai Pulau Merah Banyuwangi, Daratan Pertama di Kawasan Geopark Ijen

Siapa yang tak kenal dengan keeksotisan pantai Pulau Merah yang merupakan salah satu destinasi wisata terpopuler di Banyuwangi. Faktanya, selain menawarkan keindahan alam yang memukau, Pantai Pulau Merah menyimpan sejarah panjang tentang jejak geologinya.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 08 Des 2023, 18:03 WIB
Kawasan Destinasi Wisata Pulau Merah Banyuwangi (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi Siapa yang tak kenal dengan keeksotisan Pantai Pulau Merah, salah satu destinasi wisata terpopuler di Banyuwangi.

Faktanya, selain menawarkan keindahan alam yang memukau, Pantai Pulau Merah menyimpan sejarah panjang tentang jejak geologinya.

Di balik pasir putih yang lembut, air laut yang jernih, dan pemandangan sunset yang menawan, ditambah aksen pulau yang menjulang ke angkasa dengan tekstur tanah berwarna merah itu, banyak hal yang dapat kita pelajari saat sedang berlibur di sana.

General Manager Geopark Ijen Abdillah Baraas, mengungkapkan semua yang ada di kawasan Geopark Ijen itu berawal dari pantai Pulau Merah. Dimulai dari adanya tumbukan lempeng Indo-australia yang berada di selatan dengan lempeng Eurasia yang ada di sebelah utara sekitar 66 juta tahun yang lalu.

"Sebelumnya wilayah selatan Banyuwangi diperkirakan adalah sebuah lautan luas. Setelah adanya tumbukan, perlahan baru muncul daratan hingga jajaran pegunungan di kawasan pantai selatan waktu itu,” ujar Abdillah, jumat (8/12/2023).

Sedangkan bagian utara dari kawasan utara Banyuwangi masih tetap menjadi danau yang luas hingga sekitar empat juta tahun lalu.

Pegunungan yang terus tumbuh dan berkembang di selatan Jawa tersebut, kata Abdillah, membuat wilayah pantai Pulau Merah menjadi daratan pertama di kawasan Geopark Ijen.


Proses Erupsi Pegunungan

Destinasi Pulau Merah Banyuwangi (Istimewa)

Dilanjutkan adanya proses erupsi pegunungan, juga mengakibatkan kawasan pantai yang terletak di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, itu, menjadi tempat yang ideal untuk memulai kehidupan. Pasalnya setelah erupsi adalah sebuah berkah bagi wilayah sekitarnya, flora dapat tumbuh dengan subur, fauna pun bisa tinggal dengan nyaman dengan dukungan lingkungan yang penuh sumber pakan.

“Sayangnya lambat laun, aktivitas pegunungan diselatan itu terhenti. Hal ini diperkirakan sekitar empat juta tahun yang lalu, bersamaan dengan mulainya tumbuh batu gamping di kawasan tersebut," tandasnya.

Diterangkan oleh Abdillah, berhentinya aktivitas gunung berapi itu disebabkan oleh pasokan magma yang berasal dari dapur magma semakin berkurang bahkan habis di kala itu. Akibatnya arah pembentukan gunung berpindah ke kawasan utara Geopark Ijen.

"Saat ini bagian tubuh gunung yang tersisa itu adalah pulau merah yang menjadi salah satu jejak batuan terobosan, dan sekarang dikenal jadi ikon dari pantai Pulau Merah," tuturnya

 


Batuan Tertua

Ilustrasi Pulau Merah Banyuwangi (Istimewa)

Dari pulau berwarna merah yang berada ditengah laut itulah, para pengunjung dapat menyaksikan batuan tertua di kawasan Geopark Ijen yang kala itu menjadi alas gunung.

Dalam kesempatanya, Abdillah memberikan sedikit pengetahuan, jika geologi tidak hanya berbicara mengenai masa lalu, namun juga bercerita apa yang ada di masa lalu, masa sekarang dan prediksi yang terjadi di masa mendatang. Bagaimana panjangnya sejarah dari situs geologi batuan terobosan Pulau Merah tersebut, menjadi bukti kecil begitu dinamisnya bumi akibat peristiwa geologi tersebut.

“Sudah kita rasakan bagaimana pantai Pulau Merah menjadi rujukan kunjungan penelitian, wisata, edukasi hingga studi banding bahkan oleh urang luar,” cetus Abdillah.

 

Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas, antara lain Borobudur, Likupang, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya