Liputan6.com, Jakarta - Situs nuklir paling berbahaya di Inggris menjadi sasaran peretas yang diduga terkait dengan Rusia dan China. Kini masalah keamanan tengah dihadapi oleh pihak tersebut.
Sellafield, di pantai Cumbria, menampung timbunan plutonium seberat 140 ton dan memproses limbah radioaktif yang dihasilkan oleh reaktor yang masih berfungsi di Inggris, dikutip dari laman The Sun, Jumat (8/12/2023).
Advertisement
Pabrik tersebut -- yang sebelumnya dikenal sebagai Windscale dan merupakan lokasi bencana terkenal pada tahun 1957 -- telah dijuluki sebagai “tempat paling berbahaya di Eropa”.
Kini, situs Sellafield iklaim telah diretas oleh kelompok dunia maya yang terkait erat dengan Rusia dan China.
Dampaknya "secara konsisten ditutup-tutupi oleh staf senior" di lokasi nuklir, klaim sebuah surat kabar asal Inggris.
Media Inggris itu juga mengatakan pihaknya menemukan bahwa pihak berwenang tidak mengetahui secara pasti kapan sistem TI pertama kali disusupi.
Namun sumber dilaporkan mengklaim pelanggaran pertama kali terdeteksi pada tahun 2015, ketika para ahli menyadari adanya malware, sejenis perangkat lunak ditemukan di jaringan Sellafield.
Sumber juga menyatakan, kemungkinan besar peretas dari China atau Rusia yang memasang malware tersebut.
Besarnya kehilangan data dan risiko terhadap sistem menjadi lebih sulit untuk diukur karena kegagalan Sellafield dalam memberikan peringatan kepada regulator nuklir selama beberapa tahun, demikian klaim tersebut.
Sellafield membantah laporan tersebut, dan juga mengatakan jaringan komputer mereka tidak dapat ditembus dari luar.
Sanggahan dari Pihak Sellafield
Seorang juru bicara dari situs tersebut mengatakan kepada The Sun Online: "Kami tidak memiliki catatan atau bukti yang menunjukkan bahwa jaringan Sellafield Ltd telah berhasil diserang oleh peretas."
"Sistem pemantauan kami kuat dan kami sangat yakin bahwa tidak ada malware semacam itu di sistem kami."
"Hal ini telah dikonfirmasi jauh sebelum dipublikasikan, bersamaan dengan bantahan terhadap sejumlah ketidakakuratan lainnya dalam pemberitaan mereka."
Sementara itu, Kantor Regulasi Nuklir mengonfirmasi bahwa Sellafield gagal memenuhi standar sibernya namun menolak mengomentari dugaan pelanggaran, atau klaim “menutup-nutupi”.
Badan pengawas tersebut mengatakan: “Beberapa masalah spesifik masih dalam penyelidikan, jadi kami tidak dapat berkomentar lebih jauh saat ini.”
Pengungkapan ini adalah bagian dari penyelidikan The Guardian selama setahun terhadap peretasan dunia maya, kontaminasi radioaktif, dan budaya tempat kerja yang beracun di Sellafield.
Lokasi yang memiliki timbunan plutonium terbesar di dunia dan merupakan gudang limbah nuklir.
Advertisement
Situs Sellafield Dibangun 70 Tahun Lalu
Dibangun lebih dari 70 tahun yang lalu, pabrik ini memproduksi plutonium untuk senjata nuklir selama Perang Dingin dan menerima limbah radioaktif dari negara lain, seperti Italia dan Swedia.
Hal ini terjadi setelah para ahli penjinak bom dipanggil ke pabrik tersebut pada tahun 2018 menyusul insiden keamanan.
Laporan mereka menemukan bahwa situs tersebut gagal mengidentifikasi risiko bahan kimia yang sudah ketinggalan zaman, seperti yang dilaporkan Daily Mail.