Liputan6.com, Pekanbaru - Duka masih menyelimuti keluarga Nazatra Adzin Mufadhal. Pria 22 tahun yang tinggal di Pekanbaru itu merupakan korban meninggal erupsi Gunung Marapi pada Minggu petang, 3 Desember 2023.
Jenazah pendaki Gunung tersebut dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Seroja, Selasa siang, 5 Desember, sekitar pukul 10.00 WIB. Usai itu, kerabat dan rekan sejawat silih berganti di Jalan Kapau Sari, Pekanbaru.
Baca Juga
Advertisement
Jenazah Nazatra dijemput pihak keluarga ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DR Achmad Mochtar Bukittinggi, Sumatra Barat, usai teridentifikasi. Dalam proses itu, keluarga Nazatra mengeluarkan sejumlah uang.
Ayah korban, Nazlil Huda menjelaskan, saat mengurus jenazah anaknya dimintai sejumlah uang. Pria 56 tahun itu menyebut ada Rp3.540.000 yang dirogoh dari koceknya.
Nazlil merincikan, biaya pengurusan jenazah Nazatra di RSUD DR Achmad Mochtar Bukittinggi sebesar Rp1.890.000. Petugas menyebut uang itu untuk biaya visum pendaki Marapi meninggal tersebut.
"Saya bayar Rp2 juta malahan, sisanya saya kasih saja, ada kuitansinya," kata Nazlil.
Nazlil membayar tanpa berdebat apakah boleh ada pungutan untuk korban bencana agar anaknya bisa cepat dibawa pulang ke Pekanbaru. Dia ingin jenazah anaknya cepat dipulangkan hingga dikuburkan.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Biaya Sopir Ambulan
Jenazah Nazatra dibawa pakai ambulans rumah sakit ke Pekanbaru. Nazlil mengira tak perlu lagi ada uang yang dikeluarkan hingga sang sopir ambulan meminta bayaran.
"Sampai di Pekanbaru, sopirnya bilang ke saya biaya ambulans belum dibayar, saya bayar Rp1.650.000," sebut Nazlil.
Nazatra Adzin Mufadhal merupakan salah satu dari 4 korban meninggal dunia dari Riau karena erupsi Gunung Marapi. Korban meninggal dunia lainnya, yaitu Muhammad Adhan, Muhammad Wilky Syaputra dan Ilham Nanda Bintang.
Advertisement