Pasar Kripto Masih Perkasa, Ini Prediksi Analis Terkait Harga Bitcoin

Sebagian besar investor optimis Bitcoin akan mencapai harga yang lebih tinggi menjelang akhir tahun dan akan mengakhiri tahun dengan tren positif.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 09 Des 2023, 10:59 WIB
Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin kembali memikat dunia dengan lonjakan harganya yang mencengangkan, melewati angka USD 44.000 atau sekitar Rp 683 juta (asumsi kurs Rp 15.507 per dolar AS). Kenaikan ini merupakan level harga tertinggi dalam lebih dari setahun sejak April 2022.

Trader dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, memberikan pandangan mengenai faktor-faktor yang bisa mendorong harga Bitcoin lebih tinggi menjelang akhir 2023. Bitcoin terus menanjak hingga mencapai USD 44.000, memberikan apresiasi yang signifikan di awal Desember 2023. 

Menurut Fyqieh, apresiasi ini didukung oleh beberapa faktor kunci. Pertama, narasi mengenai ETF Bitcoin spot terus menjadi sorotan, dan tekanan dari kebijakan moneter Amerika Serikat mulai mereda.

Ini memungkinkan para pemain besar (whale) untuk mendorong harga lebih tinggi. Selain itu, hal ini menciptakan apa yang dikenal sebagai Fear of Missing Out (FOMO) di kalangan investor ritel, yang memperkuat tren akumulasi positif. 

“ETF Bitcoin akan menciptakan akses yang lebih besar terhadap bitcoin bagi lebih banyak investor ritel dan institusi, memberikan peluang untuk terpapar pada aset digital,” kata Fyqieh dalam siaran pers, dikutip Sabtu (9/12/2023)

Menurut pandangan Fyqieh, sebagian besar investor optimis Bitcoin akan mencapai harga yang lebih tinggi menjelang akhir tahun dan akan mengakhiri tahun dengan tren positif. 

Banyak yang memprediksi bahwa Bitcoin akan mencapai kembali All-Time High (ATH) yang terjadi pada 2021 dalam waktu dekat. Meskipun begitu, untuk mencapai ATH mungkin tidak akan terjadi begitu saja. 

Prediksi Gerak Harga Bitcoin

Fyqieh menuturkan, berdasarkan analisis di atas, jika tidak ada persetujuan dari SEC dan The Fed belum memberikan sinyal yang jelas, target harga Bitcoin hingga akhir 2023 kemungkinan berada dalam kisaran USD 40.000 atau setara Rp 620,2 juta hingga USD 45.000 atau setara Rp 697,7 juta. 

 


Sentimen yang Bayangi Pasar Kripto

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

"Perlu diingat bahwa ini hanyalah perkiraan, dan harga Bitcoin dapat berfluktuasi tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya di masa mendatang,” jelas Fyqieh.

Sentimen ETF Bitcoin dan The Fed

Dalam hal ini, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika (SEC) diperkirakan mengambil keputusan mengenai proposal ETF Bitcoin spot yang diajukan oleh beberapa institusi keuangan tradisional seperti BlackRock, Ark Invest, dan 21Shares pada awal 2024. 

Meskipun SEC awalnya menolak proposal tersebut dengan alasan kekhawatiran akan keamanan investor dan potensi manipulasi pasar kripto, kini tampaknya semakin mungkin bahwa ETF Bitcoin spot pertama akan diperdagangkan di bursa utama Amerika Serikat pada tahun 2024. 

Selain itu, keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk mulai menurunkan suku bunga dari level tertinggi dalam 22 tahun pada paruh pertama 2024 juga dapat mempengaruhi Bitcoin dan aset berisiko lainnya. 

Ekspektasi penurunan suku bunga AS sebesar setidaknya 25 basis poin (bps) pada Maret sekitar 60 persen, menurut FedWatch Tool CME, yang meningkat dari sedikit lebih dari 50 persen minggu sebelumnya. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


CEO Galaxy Digital Prediksi Harga Bitcoin Sentuh Rp 1 Miliar, Kok Bisa?

Harga Bitcoin (Foto: Freepik)

Sebelumnya diberitakan, CEO Galaxy Digital, Michael Novogratz memperkirakan bitcoin mencapai harga puncaknya setahun dari sekarang, karena antisipasi semakin meningkat atas kemungkinan Komisi Sekuritas dan Bursa AS akan menyetujui ETF Bitcoin Spot.

Bitcoin mencapai level tertinggi hampir USD 69.000 atau sekitar Rp 1 miliar (asumsi kurs Rp 15.458 per dolar AS) pada November 2021, sebelum turun 64 persen tahun lalu di tengah serangkaian kasus dan kebangkrutan industri kripto. 

Menurut prediksinya harga Bitcoin akan kembali menyentuh level USD 69.000 ketika ETF Bitcoin Spot disetujui.

“Bisakah kita mencapai titik tertinggi pada saat ini tahun depan? Jawabannya Tentu saja,” kata Novogratz, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (4/12/2023). 

SEC diperkirakan akan menyetujui ETF Bitcoin spot pada 10 Januari, menurut analis Bloomberg Intelligence.

Setelah Bitcoin ETF mulai diperdagangkan, Novogratz mengatakan miliaran dolar akan mengalir ke ruang ETF dalam tahun pertama, jika tidak lebih. Ia mencontohkan, ketidakpastian tahun pemilu mendatang juga akan mendorong aset digital.

“Harga ditetapkan berdasarkan margin, jadi itu semua adalah uang baru,” kata Novogratz. “Kita akan melihat perubahan psikologi yang cukup sukses ketika pemerintah mengizinkan Anda membeli Bitcoin.

Novogratz telah lama memuji antisipasi atas adopsi institusional mata uang kripto melalui persetujuan SEC terhadap ETF Bitcoin.

Selama konferensi pendapatan kuartal ketiga Galaxy pada November, Novogratz memperkirakan Federal Reserve akan memilih untuk menurunkan suku bunga pada kuartal pertama tahun depan, yang selanjutnya mendukung pertumbuhan industri selama 18 bulan ke depan.

Novogratz sebelumnya mengatakan dia mengharapkan SEC akan menyetujui ETF Bitcoin pada akhir 2023. Galaxy Digital telah bermitra dengan Invesco dalam rencana peluncuran produk semacam itu.

 


FTX Bangkrut, Bank Sentral Inggris Sebut Perlu Aturan Kripto

Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) Jon Cunliffe mengatakan, ledakan bursa kripto FTX menunjukkan kebutuhan membawa dunia kripto dalam kerangka peraturan.

Mengutip Channel News Asia, Selasa (22/11/2022), FTX yang telah mengajukan perlindungan pengadilan kebangkrutan Amerika Serikat berutang hampir USD 3,1 miliar atau sekitar Rp 48,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.716 per dolar AS) kepada 50 kreditur terbesarnya.

“Sementara dunia kripto, seperti yang ditunjukkan selama musim dingin kripto tahun lalu, dan ledakan FTX minggu lalu saat ini tidak cukup besar atau cukup terhubung dengan keuangan arus utama untuk mengancam stabilitas sistem keuangan, hubungannya dengan keuangan arus utama telah berkembang pesat,” tutur Cunlife.

Ia menyoroti, tumbangnya FTX perlu regulator yang melakukan kontrol lebih ketat secepat mungkin. “kita tidak boleh menunggu sampai besar dan terhubung untuk mengembangkan kerangka peraturan yang diperlukan untuk mencegah kejutan kripto yang dapat memiliki dampak destabilisasi yang jauh lebih besar.” Tutur Cunliffe.

Saat ini, perusahaan kripto di Inggris hanya perlu menunjukkan dapat menerapkan kontrol yang memadai untuk menghentikan pencucian uang meski banyak permohonan perusahaan yang lisensinya ditolak oleh regulator Inggris.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya