BTPN Kantongi Restu Pemegang Saham untuk Rights Issue

BTPN akan menambah modal melalui rights issue dengan menawarkan maksimal 3,09 miliar saham. Dana rights issue akan digunakan untuk akuisisi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 09 Des 2023, 14:14 WIB
RUPSLB BTPN menyetujui rencana penarikan saham treasury dan menambah modal melalui rights issue.(Dok. Jenius BTPN)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) telah menggelar Rapat Umum  Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada Kamis, 7 Desember 2023.

Dalam  RUPSLB tersebut, pemegang saham resmi menyetujui rencana penarikan saham-saham Perseroan hasil pembelian kembali (Treasury Stock), serta rencana Penambahan Modal dengan Memberikan  Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue, sesuai dengan ketentuan Anggaran  Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

Dalam pembahasan agenda pertama, BTPN berencana melakukan penarikan sejumlah 92.292.198 treasury stock. Merujuk pada POJK No.2/POJK.04/2013 tentang Pembelian Kembali Saham yang  Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi secara Signifikan (POJK 2/2013), Bank BTPN melakukan pembelian kembali saham hingga total  95.198.900 saham dalam kurun waktu antara l 23 Februari-23 Mei 2016. 

Selanjutnya untuk memenuhi POJK 2/2013 tersebut , BTPN telah melakukan beberapa upaya  terkait kewajiban pengalihan saham sesuai dengan peraturan, di antaranya dengan menggunakan  sejumlah 2.633.202 saham untuk Material Risk Takers berdasarkan Keputusan RUPST pada 22  April 2021; dan mengalihkan 92.565.698 saham dengan cara dijual melalui BEI

Namun, dalam kondisi pasar yang fluktuatif karena dampak dari COVID-19 dan ketidakpastian global  lainnya, jumlah Treasury Stock sampai dengan 30 September 2023 adalah sejumlah 92.314.998, artinya  hanya sebanyak 250.700 saham atau 0,27% dari total treasury stock Perseroan yang berhasil dialihkan ke publik melalui penjualan di BEI. 

Akan tetapi, mengingat batas waktu pengalihan akan berakhir pada 2024,  Perseroan bermaksud untuk menarik treasury stock ke dalam modal dalam simpanan Perseroan, sebagai upaya pengalihan saham lainnya yang diatur dalam POJK 2/2013.

 


Bakal Rights Issue

Nasabah mengamati layanan digital Banking BTPN bernama Jenius di Jakarta, Jumat (26/1). Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, perbankan semakin gencar mengembangkan layanan berbasis digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Dengan pelaksanaan penarikan teasury stock ini, modal ditempatkan dan disetor akan berkurang,  namun modal dalam simpanan (portepel) akan bertambah dan total saham yang dimiliki oleh masing masing pemegang saham tidak akan berkurang. Penarikan Treasury Stock ini pun tidak berdampak  pada kinerja keuangan Perseroan, karenanya tidak akan mengganggu pemenuhan kewajiban Perseroan  kepada pihak ketiga,” kata Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar dalam keterangan resminya, ditulis Sabtu (9/12/2023).

Sementara itu, pada pembahasan agenda kedua, BTPN mengungkapkan rencana untuk  Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue, yang akan menawarkan sebanyak-banyaknya 3.095.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai  nominal Rp 20 per saham.

Perseroan berencana untuk menggunakan seluruh dana yang diterimanya dari PMHMETD II (setelah dikurangi dengan biaya emisi), untuk pembiayaan proyek Perseroan yang akan datang untuk  pertumbuhan inorganic (termasuk melakukan akuisisi di perusahaan lain).

"Saham baru tersebut akan diterbitkan dari portepel Perseroan dan akan dicatatkan di BEI sesuai  dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Saham baru tersebut pun akan memiliki hak  yang sama dan sederajat dalam segala aspek dengan seluruh saham lama Perseroan, termasuk hak atas  dividen,” ujar dia.


Kinerja Semester I 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya diberitakan, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mengumumkan kinerja keuangan selama semester I 2023. Pendapatan bunga tumbuh sebesar 26 persen, sementara pendapatan bunga bersih tercatat di level Rp5,95 triliun, atau naik 4 persen year-on-year (yoy), di tengah kenaikan suku bunga.

Di sisi lain, BTPN juga mencatat peningkatan pendapatan operasional (konsolidasi) sebesar 3 persen yoy, sementara Pre-Provision Operating Profit (PPOP) berada di level Rp3,32 triliun. Net Interest Margin (NIM) Bank terjaga di 6.3 persen.

BTPN memutuskan untuk menambah pencadangan kredit pada kuartal kedua tahun 2023 sebagai bagian dari antisipasi Bank terkait proses restrukturisasi nasabah korporasi dan sebagai bagian dari upaya mitigasi dari berakhirnya kebijakan stimulus COVID-19 dari pemerintah.

Dengan penambahan pencadangan ini, biaya kredit meningkat sebesar Rp422 miliar, yang kemudian memengaruhi laba bersih setelah pajak BTPN (konsolidasi). Laba bersih setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat di level Rp1,46 triliun sepanjang Januari-Juni 2023, lebih rendah 13 persen yoy.

“Kami patut bersyukur Indonesia telah memasuki masa transisi endemi sehingga perekonomian mulai kembali bangkit. Bank terus berupaya mendukung berbagai kebijakan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan dan antisipasi risiko kredit” kata Henoch, Direktur Utama BTPN dalam keterangan resmi, ditulis Rabu (2/8/2023).

Dia bilang, di luar itu, pulihnya perekonomian adalah angin segar yang ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak.

 


Pertumbuhan Kredit

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Dari sisi pertumbuhan kredit, kredit di segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan syariah tercatat masing-masing meningkat sebesar 18 persen yoy dan 8 persen yoy. Total kredit yang disalurkan oleh Bank BTPN per akhir Juni 2023 turun 0,4 persen yoy ke posisi Rp148,71 triliun.

BTPN senantiasa berkomitmen menjaga kualitas kredit. Rasio gross non-performing loan (NPL) Bank terjaga di 1,39 persen, masih lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,52 persen pada akhir Mei 2023.

Dana pihak ketiga Bank BTPN meningkat sebesar 4 persen yoy menjadi Rp107,35 triliun akhir Juni tahun ini, dari Rp103,17 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

BTPN berhasil menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 223,3 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) di 124,0 persen pada posisi 30 Juni 2023. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada di level yang kuat yakni 29,8 persen.

Sejalan dengan visi untuk menjadi bank pilihan utama di Indonesia yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang terutama dengan teknologi digital, main choice bank in Indonesia that gives significant change in the lives of millions of people salah satu pionir dalam layanan perbankan digital di tanah air dan life finance solution bagi para nasabah digital savvy.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya