Bos Kayan Hydro Energy Diangkat Jadi Warga Kehormatan Dayak

Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) memberikan gelar Warga Kehormatan Dayak Nasional kepada pemilik PT Kayan Hydro Energy (KHE), Tjandra Limanjaya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Des 2023, 18:00 WIB
Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) memberikan gelar Warga Kehormatan Dayak Nasional kepada pemilik PT Kayan Hydro Energy (KHE), Tjandra Limanjaya. (dok: Maul)

Liputan6.com, Jakarta Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) memberikan gelar Warga Kehormatan Dayak Nasional kepada pemilik PT Kayan Hydro Energy (KHE), Tjandra Limanjaya. Pemberian gelar ini tertera dalam Surat Keputusan Majelis Adat Dayak Nasional Nomor 239/VII/2023.

Gelar serupa juga turut diberikan kepada Direktur PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN), Tria Suprajeni.

Untuk Tjandra Limanjaya, gelar Warga Kehormatan Dayak Nasional dicantumkan sebagai bentuk penghormatan atas pembangunan pembangkit listrik tenaga air, atau PLTA Kayan yang akan menjadi pusat ekonomi di wilayah adat Sungai Kayan, Kalimantan Utara.

Presiden MADN Marthin Billa mengatakan, pengangkatan Tjandra sebagai warga kehormatan Dayak sebagai apresiasi atas perhatian PT KHE yang tidak lupa terhadap pembangunan daerah dan masyarakat sekitar.

"Kita ada pendekatan dengan masyarakat, kemudian mereka (KHE) juga membantu menjelaskan kepada masyarakat program ke depan. Kita harapkan dengan penganugerahan ini menjadikan mereka sungguh-sungguh membangun daerah bersama dengan masyarakat," ujarnya seusai proses pemberian gelar di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Sabtu (9/12/2023).

Hal itu diamini Kedua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Utara, Jhonny Laing Impang. Tjandra Limanjaya telah ditetapkan jadi bagian keluarga besar Dayak Kalimantan Utara berkat jasanya dalam membantu pembangunan ekonomi dan SDM di sekitar wilayah kerjanya.

"Sebenarnya bapak-bapak ini telah banyak berbuat. Ratusan anak-anak kita disekolahkan, sampai cokelat hasil kita yang dijual ke luar negeri. Beliau bina masyarakat, kelompok-kelompok tani kita," kata Jhonny.


Dukung Ganjar, Dewan Adat Dayak Titipkan 3 Aspirasi

Calon Presiden Ganjar Pranowo mendapat dukungan dari organisasi Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Barat (Istimewa)  

Dukungan elemen masyarakat pada pasangan Capres Cawapres 2024 Ganjar Pranowo-Mahfud MD terus bertambah. Kali ini, Ganjar Mahfud mendapat dukungan dari organisasi Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Barat.

Dukungan itu disampaikan langsung okeh Ketua DAD Kalbar, Cornelius Kimha di hadapan Ganjar saat mantan Gubernur Jateng dua periode itu berkunjung ke Pontianak, Minggu (26/11/2023). Bersama puluhan pengurus DAD se Provinsi Kalbar, Cornelius mantap menyatakan dukungan masyarakat adat Dayak untuk Ganjar.

"Selamat datang di Bumi Khatulistiwa pak Ganjar. Saya lihat senyum bapak, membuat kami yakin bapak jadi presiden 2024. Meski kami masyarakat adat Dayak Kalbar ini berasal dari berbagai partai, namun kami tak ada pilihan lain selain pak Ganjar," ucap Cornelius disambut teriakan 'Ganjar Presiden' dengan lantang oleh para tokoh Dayak yang hadir.

Dukungan sebenarnya sudah terlihat saat Ganjar tiba di lokasi. Ia disambut dengan suka cita dan diberikan pakaian adat. Ganjar dipakaikan rompi perang khas Dayak, syal, tengkulas atau mahkota dan Mandau, senjata khas Dayak oleh Cornelius. Ganjar juga disambut dengan tarian Kanayant oleh generasi muda Dayak yang sangat memesona.

"Sejak awal melihat bapak, kami sudah yakin rasanya jadi ini (jadi presiden). Maka nanti wajib jadi," tegasnya.

Untuk itulah Cornelius berani menyatakan sikap bahwa Dewan Adat Dayak Kalbar mendukung Ganjar. Ia langsung menitipkan tiga aspirasi yang selama ini menjadi problem masyarakat adat di Kalbar.

"Kami titip tiga aspirasi kami pada bapak. Kalau Pak Ganjar jadi presiden dan saya yakin pasti jadi, bapak bisa menindaklanjuti aspirasi kami," ucapnya.


3 Aspirasi

Ilustrasi tarian Suku Dayak, Kalimantan, Indonesia, budaya. (Photo by Ainun Jamila on Unsplash)

Cornelius kemudian menerangkan tiga aspirasinya itu dengan gamblang dan jelas. Pertama terkait konflik agraria. Selama ini, masyarakat Dayak menjadi korban dengan banyaknya investasi perusahaan besar di Kalbar yang memakan lahan masyarakat adat. Hampir 70 persen lahan masyarakat adat masuk dalam lingkup perusahaan besar, baik sawit maupun batubara.

"Kalau ini dibiarkan dan tidak ada kebijakan atau regulasi yang berpihak pada kami, maka masa depan anak cucu kami akan terancam. Anak cucu kami pasti akan kesulitan karena tidak memiliki lahan," tegasnya.

Kedua terkait perkembangan Sumber Daya Manusia. Cornelius berharap Ganjar memperhatikan peningkatan SDM khususnya masyarakat Dayak di Kalimantan. Sebab sampai saat ini, banyak masyarakat adat Dayak yang kesulitan mengakses pendidikan.

"Selain itu, banyak juga SDM kami yang sudah sekolah tinggi, menjadi profesor, doktor, insinyur dan lainnya. Tapi dalam pembangunan IKN saja, kami tidak dilibatkan. Jangankan level tinggi, tukang sapu saja saya tidak yakin ada dari masyarakat Dayak," ucapnya.

Aspirasi ketiga lanjut Cornelius adalah peningkatan ekonomi masyarakat adat Dayak. Ia mencontohkan, banyak kebijakan yang diambil pemerintah saat ini tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat Dayak. Misalnya terkait Hak Guna Usaha (HGU) selama 90 tahun dan dapat diperpanjang selama 90 tahun.

"Kalau seperti ini terus, mimpi memiliki generasi emas di 2045 tidak akan terwujud di Kalbar, karena generasi Dayak akan menjadi generasi lumpur. Kami harap pak Ganjar mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap masyarakat adat khususnya Dayak Kalbar," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya