Hujan Deras Bukan Penyebab Utama Banjir yang Melanda Dukuh Kupang Surabaya

Ia menegaskan rumah warga yang menutupi saluran harus dibongkar. "Ada saluran yang mengecil, itu karena apa? Karena ada bangunan rumah di tengah-tengah seperti itu, maka kita akan kembalikan lagi fungsinya," katanya.

oleh Tim Regional diperbarui 10 Des 2023, 08:00 WIB
“Dengan adanya reformasi birokrasi ini, maka semua pelayanan di Kota Surabaya kita lakukan dengan digitalisasi. Semua informasi dan semua yang dikerjakan sudah kita lakukan bersama masyarakat, mulai RT/RW di Surabaya bisa melihat jumlah stunting, kemiskinan, hingga pengangguran di kampungnya masing-masing,” kata Eri Cahyadi. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur mengurai penyebab banjir yang melanda kawasan Dukuh Kupang. Banjir tersebut diduga bukan hanya karena intensitas hujan yang tinggi.

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan curah hujan dengan intensitas tinggi bukan satu-satunya penyebab terjadinya banjir yang melanda kawasan Dukuh Kupang.

"Tapi, ada rumah warga di kawasan ini yang letaknya berada di dalam cekungan dan bangunan menutupi saluran sehingga terjadi banjir. Nah itu jalannya tinggi, itu langsung menjorok menurun begitu. Banyu Urip dan Dukuh Kupang kan banyak lokasi yang seperti itu," katanya di Surabaya, dilansir dari Antara, Sabtu (9/12/2023).

Wali Kota mengatakan sejak 1976 kawasan ini sering banjir hingga saat ini sehingga Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) saat ini sedang mencari formula untuk mengatasi tersebut.

Saat inspeksi, Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri itu geram karena mayoritas rumah di kawasan ini bangunannya menutupi saluran dan menyesalkan mengapa saluran di kawasan ini bisa sampai dibangun teras rumah oleh warga.

Ia menegaskan rumah warga yang menutupi saluran harus dibongkar. "Ada saluran yang mengecil, itu karena apa? Karena ada bangunan rumah di tengah-tengah seperti itu, maka kita akan kembalikan lagi fungsinya," katanya.

Agar segera teratasi, Cak Eri ingin jajarannya di DSDABM, kecamatan, dan kelurahan menggelar koordinasi bersama RT, RW, serta warga untuk membahas soal ini.

"Jadi jangan sampai demi kepentingan satu, dua orang, tapi mengorbankan semua rumah. Semua harus berani amar ma’ruf nahi munkar, kalau ada yang nggak benar ya harus dibenarkan, maka warga harus mau teras-terasnya yang menutupi itu dibongkar untuk saluran," katanya.

 


Solusi Banjir Dukuh Kupang

Cak Eri menyempatkan diri berdiskusi bersama warga menyelesaikan permasalahan tersebut. Nantinya, air akan dipotong (crossing) melalui jalan utama untuk disalurkan menuju ke sungai sehingga air tidak sampai melewati perkampungan.

“Jadi nantinya kami potong alirannya melewati jalan. Yang perkampungan, salurannya kami betulkan dan diberi box culvert. Rumah-rumah yang bangunannya di atas saluran itu dibongkar," ucapnya.

Setelah proses perencanaan pembangunan selesai didiskusikan bersama RT/RW, maka segera dilakukan proses lelang, lalu pada akhir Desember 2023 atau awal Januari 2024 pengerjaan box culvert dilakukan.

Infografis Banjir Datang, Waspada Klaster Pengungsian. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya