Cuci Pakaian Dalam dengan Deterjen yang Salah Bisa Timbulkan Masalah Kesehatan di Organ Kewanitaan

Jika produk yang digunakan tidak tepat, deterjen justru dapat membahayakan serta mengganggu kesehatan tubuh, seperti salah satunya adalah organ vital yang ada di dalam area kewanitaan.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 11 Des 2023, 07:00 WIB
Filmore Pharma Konferensi Pers - Laundry Lab - Deterjen Yang Aman Untuk Hormon dan Kesehatan Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Desember 2023. (Dok. Liputan6.com/Winda Syifa Sahira)

Liputan6.com, Jakarta - Deterjen umum digunakan mayoritas orang untuk mencuci pakaian. Tahukah Anda jika produk yang digunakan tidak tepat, deterjen justru dapat membahayakan serta mengganggu kesehatan tubuh, salah satunya organ kewanitaan?

Organ sensitif itu bersentuhan secara langsung dengan pakaian dalam. Jika menggunakan deterjen yang berbahaya, kesehatan organ tersebut dapat terganggu dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Seperti apakah jenis deterjen yang berbahaya?

"Sebetulnya, banyak kandungan yang berbahaya. Namun, yang menjadi ciri-ciri deterjen yang berbahaya (bagi organ kewanitaan) adalah yang memiliki kandungan basa, yaitu dengan pH di atas 7," jelas dr. Raumanen Lingkan, SpOG, saat ditemui di Filmore Pharma Konferensi Pers - Laundry Lab - Deterjen Yang Aman Untuk Hormon dan Kesehatan Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Desember 2023.

Ia menjelaskan bahwa seharusnya vagina dan rahim memiliki sifat yang asam. Maka itu, penggunaan deterjen yang bersifat basa dapat menyebabkan perubahan pada organ kewanitaan tersebut.

Jika digunakan secara teru- menerus, deterjen tersebut dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada hormon wanita yang bisa berujung pada ketidaksuburan (infertilitas). "(Penggunaan deterjen berbahaya) dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon dengan endocrine disrupting chemicals. Kondisi tersebut akan sangat berdampak bagi kesuburan wanita," ungkap dr. Lingkan.

Ia menjelaskan bahwa tingkat kesuburan (fertilitas) pada wanita dapat ditandai dengan siklus menstruasi yang normal. Jika terjadi ketidakseimbangan hormonal, siklus menstruasi akan menjadi tidak teratur.

 

Menyebabkan Ketidaksuburan

Dr. Raumanen Lingkan, SpOG, saat ditemui di Filmore Pharma Konferensi Pers - Laundry Lab - Deterjen Yang Aman Untuk Hormon dan Kesehatan Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Desember 2023. (Dok. Liputan6.com/Winda Syifa Sahira)

"Kalau tidak teratur, maka ovulasi dan menstruasi tidak bisa diprediksi. Jika tidak bisa diprediksi, maka peluang untuk hamil dan kesuburan menjadi semakin menurun," dr. Lingkan menerangkan.

Hormon-hormon tersebut adalah estrogen, progesteron, dan tiroid yang sangat penting untuk meregulasi siklus menstruasi pada wanita. "Menurut penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika dan Eropa, bahwa ternyata hampir semua kasus endometriosis, PCOS, dan infertilitas, disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon," ungkapnya.

Dalam sebuah jurnal dari The Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG), dikatakan bahwa ketika seorang perempuan dilahirkan ke dunia, ia sudah dimodali dengan satu sampai dua juta sel telur yang tidak akan pernah bertambah lagi selama hidupnya, ungkap dokter tersebut. "Oleh karena itu, harus kita jaga," katanya lagi.

Ia juga menyebutkan endocrine disrupting chemical ada di bahan-bahan produk yang dipakai sehari-hari seperti parfum, pakaian, bahkan cairan pembersih. "Deterjen ini sangat berpengaruh karena kita pakai sabun cuci tangan, sabun cuci muka setiap hari. Memang semuanya adalah deterjen, tapi apa bahan dari deterjen itu?" jelasnya.


Bahaya Kontak Terus-menerus dengan Endocrine Disrupting Chemical

Filmore Pharma Konferensi Pers - Laundry Lab - Deterjen Yang Aman Untuk Hormon dan Kesehatan Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Desember 2023. (Dok. Liputan6.com/Winda Syifa Sahira)

Dr. Lingkan menjelaskan, bahwa infertilitas (ketidaksuburan) dapat terjadi jika terdapat kontak secara terus-menerus dengan endocrine disrupting chemical dalam waktu yang lama. "Jika sudah jangka panjang, kondisi tersebut menjadi kronis. Jadi, jika mau menyembuhkan ke kondisi semula membutuhkan waktu yang lama," ungkapnya.

Bukan hanya wanita, kemandulan juga dapat dialami oleh pria. Salah satu penyebabnya adalah ketika pria mengalami penyakit varikokel. Dikutip dari kanal Hot, Liputan6.com, Senin, 5 September 2022, varikokel adalah kondisi yang sangat mirip dengan varises yang terjadi pada kaki.

Varikokel biasanya muncul di atas salah satu testis, paling sering yang kiri. Varikokel bisa dibilang adalah kondisi yang tidak berbahaya, tetapi membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan kesakitan. Dalam kasus yang parah, varikokel dapat mempengaruhi kesuburan seorang pria dan membuat testis menyusut.

Dilansir dari WebMD, varikokel merupakan penyakit yang umum menyerang pria muda. Sekitar 10 hingga 15 dari 100 pria memiliki masalah dengan varikokel. Tidak jarang anak laki-laki mengalami varikokel saat mereka melewati masa pubertas.


Penyebab Varikokel

Varikokel terjadi saat pembuluh darah di dalam skrotum menjadi membesar. (iStockphoto)

Secara umum, penyebab varikokel bisa terkait dengan masalah aliran darah di korda spermatika, yang membawa darah dari dan ke testis. Jika katup di dalam pembuluh darah di tali pusat tidak berfungsi sebagaimana mestinya, darah akan mundur dan pembuluh darah menjadi lebih lebar.

Setiap testis memiliki korda spermatika yang menahannya. Korda spermatika memiliki vena, arteri, dan saraf. Vena memiliki katup yang menjaga darah mengalir dalam satu arah menuju jantung. Jika katup di korda spermatika tidak menutup sebagaimana mestinya, darah akan kembali naik dan menyebabkan varikokel.

Ketika varikokel terjadi pada remaja laki-laki, seringkali karena pertumbuhan cepat yang mereka alami selama masa pubertas. Testis membutuhkan lebih banyak darah daripada biasanya saat berkembang, dan segala jenis masalah di pembuluh darah dapat membuat darah tidak mengalir ke tempat yang seharusnya.

Varikokel sebenarnya adalah penyakit yang jarang menimbulkan rasa sakit. Namun ketika kondisi itu menimbulkan rasa sakit, biasanya akan terasa seperti ditusuk.

Rasa sakit akibat varikokel biasanya terasa lebih parah ketika berdiri, terutama dalam waktu yang lama. Semakin hari, rasa sakit akibat varikokel akan semakin menyiksa, kemudian rasa sakit itu akan perlahan menghilang ketika Anda berbaring.

Infografis Tahapan Tumbuh Kembang Bayi. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya