IKN Dapat Pasokan Listrik Hijau PLTA Kayan Mulai 2027

Suplai listrik hijau dari PLTA Kayan ke IKN nantinya akan turut menggunakan jaringan transmisi listrik milik PT PLN (Persero).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Des 2023, 16:04 WIB
Proyek pembangkit listrik tenaga air hydropower Sungai Kayan (PLTA Kayan) yang dibangun PT Kayan Hydro Energy (KHE) di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. (Maulandy/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kayan Hydro Energy (KHE) target menuntaskan pembangunan bendungan pertama untuk pembangkit listrik tenaga air atau hydropower dari Sungai Kayan, Kalimantan Utara pada 2027.

Direktur Operasional Kayan Hydro Energy Khaeroni mengatakan, jika bendungan 1 telah beroperasi komersial, PLTA Kayan tahap pertama nantinya akan memiliki kapasitas hingga 900 MW. Listrik hijau tersebut nantinya akan turut disalurkan untuk kawasan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

"Total kapasitasnya 900 megawatt untuk bendungan 1. Kalau penggunanya itu sebagian itu masuk ke kawasan industri, juga kita menopang untuk ibu kota negara di IKN," ujar dia di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Minggu (10/12/2023).

Pria yang akrab disapa Roni ini menuturkan, suplai listrik hijau dari PLTA Kayan ke IKN nantinya akan turut menggunakan jaringan transmisi listrik milik PT PLN (Persero). Namun, ia belum bisa menyampaikan lebih detil soal itu.

 

"PLN kan sudah ada transmisi tuh, yang Kalimantan juga terkoneksi itu juga sekalian ini, termasuk infrastruktur EBT atau energy green di IKN," ungkap dia.

Sementara untuk suplainya ke IKN, Kayan Hydro Energy juga masih menunggu permintaan dari pemerintah.

Selain itu, PLTA Kayan juga akan menyalurkan listrik hijau untuk kawasan industri hijau Indonesia (KIHI) di Kaltara, yang turut dikelola PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan PT Indonesia Strategis Industry (ISI).

"Karena ini ada proyek besar pemerintah, kita juga harus support, karena di IKN kan Presiden ngomong di sana harus green energy. Di sana tidak ada bakar karbon," kata Roni.

"Yang green ya adalah PLTS, PLTA, angin. Tapi yang pembangkit yang cukup stabil adalah air. Jadi pas lah kalau KHE ini men-support IKN untuk green-nya," pungkas dia.

 


Mengintip Potensi PLTA Kaltara dan Papua, Mampu Hasilkan Ribuan Megawatt Listrik

PT Kayan Hydro Energy (KHE) siap memulai pembangunan fisik Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara.

Sebelumnya, pemerintah saat ini tengah memaksimalkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai upaya mengurangi emisi karbon dalam rangka mitigasi dampak perubahan iklim.

Di Sungai Kayan Kalimantan Utara, pemerintah membangun PLTA dengan total kapasitas pembangkit listrik sebesar 9.000 MW.

"Kita punya kesempatan buat PLTA dengan rencana kapasitas 9.000 megawatt di Sungai Kayan, Kalimantan Utara," kata Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi, Nurul Ikhwan dalam acara Indonesia Solar Summit 2022, Jakarta, Selasa (19/4).

PLTA tersebut akan mengalirkan energi bersih untuk Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIPI Tanah). Adapun investasi komitmen pembangunan PLTA tersebut sebanyak USD 130 miliar.

"Ini buat kawasan industri KIPI Tanah Kuning yang investasinya USD 130 miliar," kata dia.

Selain di sungai Kayan, PLTA juga akan dibangun di Sungai Mamberamo, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Potensi energi yang dihasilkannya mencapai 24.000 MW. Nurul menyebut, energi yang dihasilkan cukup untuk memenuhi industrialisasi di Papua.

"Potensi energinya mencapai 24 ribu megawatt yang dapat menopang industrialisasi di Papua," ungkap Nurul.


Rencana Pembangunan PLTA

Proyek pembangkit listrik tenaga air hydropower Sungai Kayan (PLTA Kayan) yang dibangun PT Kayan Hydro Energy (KHE) di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. (Maulandy/Liputan6.com)

Dia melanjutkan rencana pembangunan PLTA tersebut sangat menarik perhatian global. Penggunaan energi bersih saat ini memang menjadi perhatian dunia.

Tak kurang dari 163 perusahaan dari 23 negara mengamati perkembangan penggunaan energi bersih. Bahkan di Eropa, ada aturan pajak tambahan bagi produk yang diolah namun mengabaikan lingkungan.

"Eropa punya kebijakan penambahan pajak buat produk yang menyumbang karbon di langit," kata dia.

Dia menambahkan, penggunaan sumber energi bersih akan menentukan masa depan investasi di Indonesia. Sebab di masa mendatang dunia hanya akan menerima produk-produk yang dihasilkan dengan dukungan listrik yang bersih.

"Artinya, investor hanya akan berinvestasi di negara yang menyediakan energi yang bersih," kata dia.

Infografis Optimisme KTT G20 di Tengah Krisis Pangan, Energi, Keuangan (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya