Liputan6.com, Jakarta - Hoaks bisa mencatut nama lembaga apa saja tak terkecuali lembaga yang bernaung di bawah PBB. Hoaks ini beredar melalui media sosial maupun aplikasi percakapan.
Lalu apa saja hoaks yang mencatut nama badan PBB? Berikut beberapa di antaranya:
Advertisement
1. Cek Fakta: Hoaks UNICEF Kirim Pesan Berantai Berisi Pencegahan Virus Corona
Kabar tentang organisasi UNICEF yang memberikan tips untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19 beredar di media sosial.
Kabar ini disebarkan akun Facebook Nurwanti Listya Dewi pada 7 Maret 2020. Akun ini menyebarkan pesan berantai yang diklaim dari UNICEF.
Berikut narasinya:
*INFORMASI PENTING*1. Corona merupakan virus berukuran besar. Diameter virus ini 400-500 micro, sehingga masker jenis apa pun dapat mencegah masuknya ke tubuh kita dan tidak perlu menggunakan masker yang mahal.
2. Virus corona tidak melayang di udara, tapi menempel pada benda, sehingga penularannya tidak melalui udara.
3. Apabila menempel di permukaan logam, virus corona dapat hidup selama 12 jam. Mencuci tangan dengan sabun dan air sudah cukup.
4. Apabila menempel di kain, virus corona dapat hidup selama 9 jam, sehingg mencuci pakaian atau menjemurnya di bawah sinar matahari selama 2 jam sudah cukup untuk membunuhnya.
5. Apabila menempel di tangan, virus corona dapat hidup selama 10 menit, sehingga menyediakan _*sterilizer*_ berbahan dasar alkohol cukup untuk berjaga-jaga.
6. Apabila berada di udara bersuhu 26-27 °C, virus corona akan mati sehinga tidak hidup di daerah panas . Di samping itu, minum air panas dan berjemur di bawah sinar matahari sudah cukup sebagai pencegahan.Menghindari makanan dan minuman dingin termasuk ice cream sangat penting.
7. Berkumur sampai dalam dengan air hangat dan garam akan membunuh virus corona di sekitar anak tekak (telak - Jw.) dan mencegahnya masuk kedalam paru-paru.
Dengan mengikuti petunjuk ini cukup untuk mencegah virus corona.
*UNICEF*
Mohon sebarkan informasi ini untuk mencegah timbulnya ketakutan yang tidak perlu."
Konten yang disebarkan akun Facebook Nurwanti Listya Dewi telah 6.100 kali dibagikan dan mendapat 298 komentar warganet.
Lalu benarkah pesan berantai tersebut? Simak dalam artikel berikut ini...
2. Cek Fakta: Tidak Benar Direktur Jenderal WHO Ditangkap Interpol Karena Kejahatan Kemanusiaan
Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ditangkap interpol karena kejahatan kemanusiaan dan genosida. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 25 Juli 2022.
Dalam postingan itu terdapat artikel berjudul "WHO director arrested for crimes against humanity, the WEF may be next" atau dalam Bahasa Indonesia "Direktur WHO ditangkap karena kejahatan terhadap kemanusiaan, WEF mungkin berikutnya"
Akun itu menambahkan narasi "Kita hanya bisa berharap"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ditangkap interpol karena kejahatan kemanusiaan dan genosida? Simak dalam artikel berikut ini...
3. Cek Fakta: Hoaks Akun UNHCR Minta Pemerintah RI Sediakan Rumah, KTP dan Makanan Bagi Rakyat Rohingya
Beredar di media sosial postingan akun UNHCR meminta pemerintah RI menyediakan rumah, KTP, dan makanan bagi rakyat Rohingya. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 11 Desember 2023.
Dalam postingannya terdapat akun bernama UNHCR Indonesia membuat cuitan sebagai berikut:
"Semoga rakyat rohingya bisa di terima masyarakat Indonesia dan pemerintah bisa berikan dia rumah, makan, dan tempat tinggal, dan buat KTP Indonesia."
Postingan itu disertai dengan tulisan "Capek-capek kerja buat beli tanah bikin rumah nyicil material eh rohingya dateng mau di kasih tanah, rumah kerjaan, ngeri syekalii..!"
Akun itu juga menambahkan narasi, "Kasih aja tanah kuburan enak banget dateng" Minta tanah org Indonesia nya aja klo mau tanah harus beli..apakah Indonesia akan bernasib seperti Palestina?"
Lalu benarkah postingan akun UNHCR meminta pemerintah RI menyediakan rumah, KTP, dan makanan bagi rakyat Rohingya? Simak dalam artikel berikut ini...
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement