Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (bank bjb) mampu menjaga pertumbuhan bisnis di tengah berbagai tantangan ekonomi sepanjang 2023. bank bjb terus menjalankan inovasi sehingga pertumbuhan bisnis tersebut mampu terakselerasi.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi menyampaikan, penyaluran kredit bank bjb tetap bertumbuh di 2023, salah satunya didorong oleh kondisi ekonomi. Tercatat, kredit bank bjb hingga triwulan III 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 10,2 % menjadi Rp 125 triliun. Pertumbuhan ini didorong dari seluruh segmen kredit baik konsumsi ataupun business.
Advertisement
Pada kuartal III 2023 bank bjb secara konsolidasi membukukan laba bersih sebesar Rp 1,42 triliun. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tercatat sebesar Rp 5,23 triliun.
Lebih lanjut, pendapatan berbasis komisi atau fee based income menjadi Rp 1,02 triliun pada kuartal III/2023, dibanding sebelumnya Rp 834,37 miliar pada kuartal III/2022. Total aset tercatat sebesar Rp179,31 triliun pada September 2023.
"Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tercatat 1,26% dan NPL net 0,63%. Adapun, dari segi himpunan dana pihak ketiga (DPK) bank tercatat Rp 130,86 triliun," jelas dia, Senin (11/12/2023).
Melihat kondisi tersebut, Yuddy optimis pertumbuhan kredit untuk keseluruhan 2023 diproyeksikan dapat tumbuh positif sesuai rencana bisnis meski tidak setinggi realisasi di tahun lalu. Oleh karena itu, bank bjb juga fokus mendorong pendapatan lainnya melalui produk layanan berbasis fee based income, ekosistem digital, produk layanan berbasis teknologi, dan wealth management.
"bank bjb selama 2023 berfokus mengambil langkah lebih selektif untuk pertumbuhan kredit yang berkualitas sekaligus berupaya menjaga yield yang memadai," ucap Yuddy.
Penyesuaian Suku Bunga
Menurut Yuddy, di tengah tantangan ekonomi, suku bunga kredit bank bjb mengikuti perkembangan kondisi pasar dengan melakukan repricing untuk menjaga margin yang sehat. Namun implementasinya dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan bayar debitur dan menjaga kualitas kredit.
Ia menjelaskan, mengimbangi kebijakan suku bunga acuan yang terus mengalami kenaikan, bank bjb pun terus melakukan manajemen likuiditas yang baik agar likuiditas tetap ample dengan biaya dana yang manageable, sehingga lebih efisien dalam biaya dana.
Yuddy menjelaskan, di tengah tantangan suku bunga, ekspansi pada segmen corporate dan commercial akan dilakukan secara selektif dengan melihat suku bunga yang diberikan. Hal ini untuk menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat demi mengimbangi tekanan biaya dana.
Untuk menjaga pertumbuhan bisnis, bank bjb berkomitmen untuk memperluas bisnis, yakni memperkuat jaringan hybrid offline dan online channels. Di mana saat ini bank bjb memiliki 926 jaringan fisik dan 1.883 terminal perbankan elektronik terus kami pertahankan.
Dia juga menyebut, ekosistem digital bank bjb terus bertumbuh pesat dengan jumlah pengguna DIGI Mobile apps user sebanyak 1,38 juta user atau tumbuh 103% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan QRIS merchant tercatat sebanyak 945,9 ribu merchant atau tumbuh 70,8% dibandingkan tahun sebelumnya.
Advertisement
Tantangan 2024
Di sisi lain, Yuddy mencermati laporan terbaru dari publikasi Badan Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) baru-baru ini, tentang kemungkinan dari suku bunga yang lebih tinggi dan lebih lama (higher for longer), bagi sektor perbankan sehingga akan menekan sisi bisnis di berbagai negara. IMF juga mengingatkan, berbagai risiko lain seperti risiko ketegangan geopolitik, risiko lonjakan harga minyak, risiko krisis biaya hidup, dan risiko fragmentasi atau divergensi ekonomi.
Melihat proyeksi IMF tersebut, manajemen bank bjb akan mengedepankan sikap untuk lebih berhati-hati dan semakin selektif dalam memilih segmen pertumbuhan bisnis di tahun depan. Harapannya, langkah dan strategi tersebut dapat lebih mengantisipasi kebijakan periode suku bunga tinggi dan juga tantangan ekonomi yang semakin pelik
"bank bjb senantiasa mengedepankan langkah bisnis perbankan dengan prudent dan hati-hati dengan selalu melihat potensi peluang yang tersedia di pasar," ujar Yuddy.
Langkah lain yang dilakukan bank bjb, dengan terus-menerus melakukan evaluasi bisnis guna lebih adaptif di tengah risiko kenaikan suku bunga acuan dan risiko geopolitik di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang berpotensi untuk terjadinya penyesuaian berbagai kebijakan di bidang ekonomi.
Tetap Prudent
Di tengah era suku bunga global yang bertahan tinggi dan diperkirakan masih berlangsung cukup lama (higher for longer), berdasarkan data Bank Indonesia, perbankan di Indonesia tetap solid ditandai tingkat permodalan (capital adequacy ratio/CAR) yang tinggi di level 27,41% atau jauh di atas rata-rata CAR negara lain yang berada di bawah 20%.
Kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit per September 2023 tercatat 8,96% year on year (yoy) menjadi Rp6.837,30 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 11,19% yoy.
Di lain sisi, simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat tumbuh 6,54% yoy menjadi Rp8.147,17 triliun. Giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 9,84% yoy.
Kualitas kredit juga terlihat tetap terjaga baik dengan NPL net sebesar 0,77% dan NPL gross sebesar 2,43%. Seiring terjaganya perekonomian nasional yang tumbuh secara tahunan berkisar 5%, nilai kredit terdampak COVID-19 yang direstrukturisasi konsisten menurun sebesar Rp9,17 triliun menjadi Rp316,98 triliun.
Yuddy menyampaikan, meskipun secara fundamental konsisi perbankan nasional tetap solid, bank bjb berkomitmen untuk terus memperkuat bisnis dan mengelola berbagai risiko dengan prudent.
Yuddy bersyukur, berkat strategi bisnis yang tepat, pendekatan yang prudent di berbagai segmen bisnis, juga kemampuan menjaga efisiensi dalam pengelolaan aset & liabilitas membuat tekanan terhadap cost of fund dapat lebih terkendali, alhasil kinerja bank bjb terus tumbuh positif.
Advertisement