AI Bisa Bikin Industri Logistik Lebih Efisiensi 20%

Pemanfaatan teknologi digital termasuk kecerdasan buatan (AI) semakin signifikan pemanfaatannya pada sektor logistik. Pemanfaatan AI berpotensi menciptakan efisiensi logistik hingga 20 persen.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 11 Des 2023, 20:10 WIB
Digitalisasi mendorong perubahan cara atau proses bisnis logistik. Pola pergerakan komoditas atau fisik, termasuk barang, proses pemesanan dan keuangan yang sebelumnya dilakukan dengan manual berubay dengan kemampuan digital.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemanfaatan teknologi digital termasuk kecerdasan buatan (AI) semakin signifikan pemanfaatannya pada sektor logistik. Pemanfaatan AI berpotensi menciptakan efisiensi logistik hingga 20 persen.

Pakar Kemaritiman Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) Raja Oloan Saut Gurning menerangkan, proses digitalisasi memberikan level efisiensi yang faktual walau tidak hanya faktor digitalisasi semata.

Pertama, digitalisasi mendorong perubahan cara atau proses bisnis logistik. Pola pergerakan komoditas atau fisik, termasuk barang, proses pemesanan dan keuangan yang sebelumnya dilakukan dengan manual berubay dengan kemampuan digital.

Pergerakan logistik fisik (angkutan, simpan dan penanganan) barang tetap. Namun, aliran pembayaran, pemesanan, evaluasi, perencanaan, termasuk visibilitas (tracking/tracing) sudah dilakukan lewat virtual.

Kedua, koneksi usaha semakin terbuka. Peluang ekspansi pasar, jumlah dan variasi pengguna jasa serta tipe jasanya dapat lebih aksesibel. "Termasuk mendorong semakin banyaknya pelaku atau penyedia jasa sebanding yang skalanya bisa lokal, regional dan internasional. Jadi ada plus-minusnya," terangnya, Senin (11/12/2023).

Selanjutnya, proses administrasi terkait pemerintahan yang selama ini cukup birokratif menjadi lebih mudah. "Tidak perlu berulang dan dapat disimpan untuk berbagai kegiatan yang berbeda," imbuh Saut.

Lebih lanjut, Saut menilai besaran angka efisiensi dari pemanfaatan digital ini sangat beragam bergantung banyak faktor. Utamanya proses bisnis yang berubah, tingkat kolaborasi serta skala atau cakupan penerapan digitalisasinya.

"Kalau di maritim, dalam beberapa kasus yang saya amati bisa hingga 20 persen, khususnya di terminal, pelayaran, operasi pandu-tunda, dan jasa ekspedisi muatan laut (forwarding). Khususnya aktivitas administrasi, perencanaan, koordinasi, pembayaran yang bersifat fisik menjadi touch processes atau digitalisasi," jelasnya.

 


Tantangan Unik Logistik

Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (16/6/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2021 kembali surplus sebesar USD 2,36 miliar dan menjadi tertinggi sepanjang tahun 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menurut dia, sejumlah tantangan masih menghadang pemanfaatan digital di sektor logistik. Mulai dari tingkat kebutuhan atau maturitas dari kebutuhan pengguna jasa logistik. Konsekuensi faktor ini sangat mempengaruhi pemilihan teknologi (enablers) atau varian sistem informasi atau ICT yang dipilih.

Co Founder forwarder.co Stephanus Sugiharto menilai, geografi Kepulauan Indonesia memberikan tantangan unik logistik. Platform pengiriman barang digital menawarkan optimalisasi rute dan kemampuan koordinasi yang canggih, membantu menavigasi kerumitan pengangkutan barang di berbagai pulau secara efisien.

"Beragam industri di Indonesia, mulai dari perdagangan hingga manufaktur, membutuhkan jaringan logistik yang fleksibel dan adaptif. Platform digital memberikan fleksibiliras yang diperlukan mengakomodasi beragam kebutuhan dari berbagai segmen rantai pasokan yang berbeda, memfasilitasi pergerakan barang yang mulus," paparnya.

Sugiharto lantas memberi contoh pemanfaatan teknologi digital agar bisa meraih efisiensi, terutama dalam pengiriman lintas batas.

"Seperti dilakukan bisnis rintisan kami, dengan memberikan beberapa layanan pengiriman barang digital berupa solusi pengiriman yang disesuaikan, penawaran instan, dasbor pribadi, dan wawasan operasi logistik," tuturnya.


UMKM Mulai Go Digital, Industri Logistik Ketiban Untung

Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Lion Parcel (PT. Lion Express), perusahaan jasa ekspedisi terkemuka di Indonesia mencatat adanya peningkatan tonase pengiriman hingga 50% sepanjang tahun berjalan hingga kuartal III/2023. Adanya peningkatan ini didorong oleh ekspansi pasar dan sejumlah inovasi Lion Parcel terhadap segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berdampak positif bagi kinerja perusahaan.

Chief Marketing Officer Lion Parcel Kenny Kwanto menjelaskan bahwa aktivitas bisnis dan perekonomian nasional yang terus membaik di tahun 2023 turut memberikan dampak positif terhadap industri logistik.

Salah satunya pertumbuhan UMKM, termasuk tren digitalisasi, yang mendorong peningkatan kebutuhan layanan pengiriman. Hal ini membuat salah satu fokus Lion Parcel di tahun 2023 adalah menggarap segmen UMKM lewat berbagai pengembangan bisnis, serta inovasi dan program yang diluncurkan.

“Sebagai perusahaan jasa ekspedisi, salah satu misi Lion Parcel adalah tumbuh bersama UMKM. Merespon tingginya kebutuhan pengiriman termasuk dari sisi UMKM dan para seller, Lion Parcel menghadirkan berbagai inovasi dalam bentuk program dan insentif sebagai komitmen perusahaan memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan,” ujar Kenny dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

 


Diskon 20% GASS

Sebuah kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Penyebab kinerja ekspor sedikit melambat karena dipengaruhi penurunan aktivitas manufaktur dan mitra dagang utama, seperti AS, China, dan Jepang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada awal Oktober, guna menjawab kebutuhan pasar, Lion Parcel memperkenalkan program Diskon 20% GASS, yaitu adanya potongan harga ongkos kirim sebesar 20% untuk pengiriman reguler (REGPACK) di bawah 1kg dan pengiriman besar (BIGPACK) di bawah 10kg.

Program Diskon 20% GASS ini merupakan pengembangan dari program sebelumnya sebagai solusi bagi UMKM dan para seller dengan kebutuhan pengiriman beragam, baik paket kecil maupun besar.

Lion Parcel juga meluncurkan metode pembayaran terbaru yaitu Cash on Delivery (COD) sebagai upaya mengakomodir segmen pasar yang membutuhkan jaminan keamanan dalam bertransaksi online ketika menerima barang.

COD dapat membantu UMKM menjangkau pasar yang lebih luas, yaitu masyarakat yang belum memiliki akses terhadap keuangan digital, dengan proses tarik dana secara real time.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya