Liputan6.com, Sangatta Sebagai tanah penuh keajaiban atau Magic Land, Kabupaten Kutai Timur tak hanya kaya akan sumber daya alam tetapi juga budaya dan kearifan lokal. Budaya tersebut bahkan memiliki jejak sejak ribuan tahun sebelum masehi.
Di kawasan karst banyak ditemukan goa-goa yang meninggalkan jejak peradaban masa lampau. Kawasan ini memberi informasi tentang jejak manusia purba yang bisa dilihat dari lukisan tangan, gambar perahu, dan lukisan berbagai jenis binatang yang tergambar jelas pada dinding-dinding gua dan konon telah ada sekitar 10.000 tahun Sebelum Masehi.
Advertisement
Jejak manusia purba selanjutnya adalah penemuan tulang, wadah yang terbuat dari tanah liat, serta alat-alat yang terbuat dari batu oleh para pen. Hasil penelitian memperkirakan penyebaran rumpun manusia purba Austronesia diawali dari pegunungan karst Sangkulirang. Beberapa peneliti menyimpulkan, Karst Sangkulirang Mangkalihat menjadi titik awal kemunculan manusia purba yang ada di Indonesia.
Tidak mengherankan kalau budaya sejak masa lampau masih melekat hingga kini. Salah satunya Suku Dayak Wehea yang hingga kini masih mempertahankan budaya, termasuk ritual yang salah satunya adalah Lom Plai.
Suku Dayak Wehea punya pesta adat tahunan yang menggambarkan rasa syukur, penyucian, hingga harapan. Nuansa budaya dayak yang menjaga kuat warisan leluhurnya terasa kuat dalam pesta adat ini.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur pun memasukkan Pesta Adat Lom Plai sebagai festival budaya yang jadi agenda rutin kebudayaan setiap tahun dan telah masuk dalam Karisma Event Nasional (KEN). KEN merupakan strategi kolaborasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Pemerintah Daerah dan seluruh stakholder pariwisata.
'Lebarannya' Masyarakat Dayak Wehea
Ibarat hari raya, ini adalah lebarannya masyarakat Dayak Wehea. Semua warga yang merantau untuk kuliah atau kerja, seolah harus wajib pulang merayakan bersama keluarga. Pesta adat ini dilaksanakan setiap tahun selama sepekan. Biasanya dilaksanakan di Bulan Mei.
Segala kemeriahan akan menghiasi sudut Desa mengalahkan perayaan Idul Fitri maupun Natal. Anak-anak dan remaja memakai pakaian adat Terbaiknya. Berkeliling pampung manyapa para Tetua Adat.
"Sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen dan rejeki yang sudah didapatkan selama satu tahun. Jadi Lom Plai ini kita ungkapkan dalam bentuk kegembiraan bersama. Di dalamnya itu juga ada proses ritual adat yang berjalan. Untuk itu kami tetap mempertahankan agar menjadi tradisi bagi kami sebagai generasi penerus di Wehea ini,” kata Siang Geah, seorang warga Dayak Wehea.
Pada puncak Lom Plai di akhir pekan, kemeriahan pesta adat dimulai dari Sungai. Sungai adalah simbol kehidupan suku Dayak. Ada beragam upacara adat yang dimulai dari Sungai. Salah satu yang paling menarik adalah aksi perang-perangan di Sungai. Ini adalah simbol perlawanan warga adat terhadap pengganggu desa. Perang-perangan ini diiringi musik dan tari-tarian khas suku dayak wehea.
Saat perang-perangan di sungai berlangsung, kaum ibu suku dayak wehea akan berkeliling kampung melakukan ritual penyucian. Tujuannya untuk membuang kesialan dan kejahatan yang ada di dalam kampung.
Advertisement
Puncak Pesta Adat Lom Plai
"Pada awal kita membuat acara ini sampai penutup, itu selalu bersiram-siraman air kemudian ditambah dengan arang. Tapi tujuannya adalah mengharapkan kesuburan tanaman kita. Mudahan padi yang kita tanam dan tananam lain itu mendapat hujan yang cukup sehingga tanaman padi dan tanaman lain itu tumbuh dengan subur dan memberikan hasil yang berlimpah," kata Ketua Adat Dayak Wehea, Ledjie Taq.
Bagi warga Suku Dayak Wehea, Pesta Adat Lom Plai adalah simbol menghormati padi. Mereka meyakini padi berasal dari manusia.
Puncak dari Pesta Adat Lom Plai adalah tarian hudoq. Para pemuda desa akan menuju ke lapangan menggunakan pakaian hudoq.
Di tengah lapangan, Tetua adat mempersiapkan ritual sebelum tarian hudoq dilaksanakan. Ritual tari hudoq dimaksudkan untuk mendatangkan roh padi agar memberikan semangat berladang dan bertani. Tarian hudoq juga melambangkan tarian jin yang dapat membantu manusia dalam beraktivitas sehari-hari.
(*)