Liputan6.com, Ponorogo - RSUD Hardjono Ponorogo menyiapkan ruang perawatan khusus untuk mengantisipasi peningkatan kasus gangguan kejiwaan atau depresi yang dialami calon anggota legislatif (caleg), akibat kalah dalam bursa pemilihan di Pemilu 2024.
"Intinya sudah kami siapkan. Mengantisipasi jika ada yang mengalami depresi paskapemilu nanti," kata Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Andri Nurdiyana Sari, Selasa (12/12/2023).
Advertisement
Ia tak menyebut spesifik persiapan untuk menampung pasien depresi dari kalangan caleg gagal meraih kursi dewan di Pemilu 2024.
Namun jika menilik tren kasus pada gelaran pemilu sebelumnya, baik di Ponorogo maupun daerah lain, pihaknya telah melakukan persiapan dan kesiagaan.
"Total ada 35 bed kami siapkan untuk pasien yang mengalami depresi. Dari jumlah itu, 20 bed di antaranya untuk pasien dengan kondisi kesehatan jiwa berat," katanya.
Andri juga menjelaskan jika pasien dalam kondisi depresi berat jarang ditemukan pada caleg.
Pasalnya mereka biasanya sudah menyiapkan metal jauh jauh hari jika seumpama kalah dalam pemilu. Apabila ada, biasanya masuk dalam kategori kondisi ringan.
"Kalau gangguan berat sangat jarang malah hampir tidak pernah jika mengaca pemilu sebelumnya. Tapi memang ada beberapa yang depresi ringan biasanya susah tidur, nafsu berkurang, muntah setelah dicek mengalami depresi," katanya.
Pihaknya juga menambahkan munculnya gejala depresi biasanya tidak langsung. Biasanya kemunculan indikasi depresi beberapa bulan paskakejadian atau peristiwa.
Sedangkan untuk penyembuhan tingkat depresi juga bermacam macam, mulai hitungan hari, tahun atau bahkan seumur hidup.
Kesiapan Kemenkes
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya baru mulai mengantisipasi lonjakan kasus gangguan jiwa yang kemungkinan dialami calon legislatif (caleg) yang kalah dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Dia menyebut kesiapan fasilitas rumah sakit untuk antisipasi caleg yang alami gangguan jiwa masih dalam pembahasan.
"Belum, belum. Ini baru mau mulai," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 29 November 2023.
Dia menjelaskan bahwa ada beragam penyakit gangguan jiwa atau mental disorder yang dialami masyarakat. Budi menuturkan biasanya seseorang mengalami gangguan jiwa secara bertahap, dimulau dari anxiety atau kecemasan hingga depresi.
"Biasanya kan penyakit jiwa itu kan macem-macem atau mental disorder. Mulanya anxiety, cemas. Anxiety tuh kayak sekarang tuh mau pemilihan kan cemas. Baru setelah itu ada depression disorder, tapi biasanya itu kan udah pemilu udah tau kalah baru tau depresi," jelasnya.
Kendati begitu, Budi menilai saat ini tidak ada caleg yang cemas menyambut Pemilu 2024. Sehingga, Kementerian Kesehatan belum menyiapkan tenaga kesehatan untuk menghadapi lonjakan kasus gangguan jiwa.
"Belom ah. Calegnya seneng-senang aja," ucap Budi.
Advertisement