1.200 Etnis Rohingya Tiba di Aceh, UNHCR: Terima Kasih Indonesia

Kedatangan etnis Rohingya ke Indonesia menjadi sorotan.

oleh Tommy K. RonyTim Global diperbarui 12 Des 2023, 07:12 WIB
Pengungsi Rohingya yang baru tiba beristirahat di pesisir pantai di pulau Sabang, provinsi Aceh, Rabu (22/11/2023). (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Juru bicara badan pengungsi PBB (United Nations High Commissioner For Refugees atau UNHCR) menyampaikan apresiasi kepada Indonesia karena menerima kedatangan etnis Rohingya. Sebelumnya, ada 400 lagi etnis Rohingya yang tiba ke Aceh. Totalnya, ada 1.200 etnis Rohingya yang baru-baru ini datang.

"Menyelamatkan nyawa manusia putus asa yang membutuhkan adalah tindakan kemanusiaan... bukan meningkatnya jumlah. Terima kasih Indonesia," ujar jubir UNHCR Asia Babar Balock via situs Twitter, Selasa (12/12).

Kedatangan Rohingya yang makin banyak ke Aceh juga menimbulkan penolakan dari warga lokal, sebab jumlah etnis Rohingya telah semakin berat. Sementara, pemerintah Indonesia mulai mencuriga aksi human trafficking yang membawa etnis Rohingya ke Aceh.

Berdasarkan laporan VOA Indonesia, lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak bulan November, menurut data dari UNHCR. Tetapi, warga lokal menyorot keadaan ekonomi lokal yang juga kekurangan.

“Masih banyak orang miskin di sini,” kata Ella Saptia, 27, warga Pidie di provinsi Aceh, di mana masyarakatnya pada umumnya bersimpati kepada para pengungsi Rohingya.

“Mengapa kita harus mengurus ribuan warga Rohingya yang menimbulkan banyak masalah?” ia menambahkan. "Mereka memberi pengaruh buruk. Ada di antara mereka yang kabur, melakukan hubungan seks di luar nikah dan narkoba."

Juru bicara pemerintah Aceh tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Tahun ini para pengungsi itu menghadapi permusuhan dan ancaman bahwa mereka dan kapal-kapal yang mereka tumpangi, akan diperintahkan pulang.


Unjuk Rasa Warga Lokal

Pengungsi Rohingya berkumpul dalam tenda di pantai di Pulau Sabang, Provinsi Aceh, Indonesia, Minggu (3/12/2023). Lebih dari 100 pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, mendarat di pantai Aceh pada tanggal 2 Desember 2023 dini hari. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Pekan lalu, para pengunjuk rasa di Pulau Sabang, Aceh, memindahkan tenda-tenda yang didirikan sebagai tempat penampungan sementara bagi warga Rohingya, seperti yang ditunjukkan dalam video-video yang disiarkan di televisi-televisi lokal, dan mengancam akan mendorong kapal-kapal mereka kembali ke laut.

Babar Baloch, juru bicara UNHCR untuk wilayah Asia, mengatakan bahwa badan tersebut “terkejut” dengan laporan tersebut, yang dapat membahayakan nyawa para penumpang.

Kedatangan pengungsi Rohingya cenderung meningkat antara bulan November dan April, ketika laut lebih tenang. Banyak dari mereka naik kapal dan berlayar menuju negara tetangga Thailand, serta Indonesia dan Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim.

“Terlalu banyak orang Rohingya di Aceh,” kata Desi Silvana, 30, salah seorang warga yang tinggal di daerah tersebut. “Tahun ini sudah ratusan, bahkan ribuan yang datang.”

“Saya tidak mau membayar pajak jika digunakan untuk Rohingya,” kata salah satu pengguna platform sosial X, trianiwiji9. Yang lain menggambarkan Rohingya sebagai “parasit.”


Jokowi: Pemerintah Akan Tampung Sementara Pengungsi Rohingya

Presiden Jokowi memerintahkan Menko Polhukam Mahfud Md untuk menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya di Aceh. Hal itu disampaikan Jokowi saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin 4 Desember 2023. (Merdeka.com)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia akan ditampung sementara. Namun, dia tak menjawab di mana para pengungsi Rohingya akan ditampung.

"Saya sampaikan bahwa sementara, sementara kita tampung, sementara," kata Jokowi di Stasiun Pompa Ancol Sentiong Jakarta Utara, Senin (11/12).

Dia menyampaikan bahwa pemerintah terus berkoordinasi dengan organisasi-organisasi internasional salah satunya, Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) terkait pengungsi Rohingya di Indonesia. Pasalnya warga lokal menolak pengungsi Rohingya.

"Karena kita masih berbicara dengan organisasi-organisasi internasional UNHCR dan lain-lain untuk karena memang masyarakat lokal tidak menginginkannya (pengungsi Rohingya)," tutur Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan kemanusiaan sementara untuk pengungsi Rohingya yang sudah terlanjur tiba di Indonesia. Namun, Jokowi memastikan bantuan tersebut akan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal.

"Bantuan kemanusiaan sementara kepada pengungsi akan diberikan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal," kata Jokowi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (8/12/2023).

Jokowi menuturkan pemerintah akan Indonesia akan terus berkoordinasi dengan organisasi internasional untuk menangani masalah pengungsi Rohingya.

 


Dugaan Perdagangan Orang

Pengungsi etnis Rohingya berada di atas kapal milik nelayan Indonesia di pesisir Pantai Seunuddon, Aceh Utara (24/6/2020). Para pengungsi Rohingya diselamatkan nelayan Aceh setelah kapal yang ditumpangi puluhan pengungsi itu rusak. (AP Photo/Zik Maulana)

Jokowi juga mengungkapkan adanya dugaan kuat keterlibatan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dibalik banyaknya pengungsi Rohingya ke Indonesia. Dia menekankan pemerintah akan menindak tegas pelaku TPPO tersebut.

"Saya memperoleh laporan mengenai pengungsi Rohingya yang semakin banyak yang masuk ke wilayah Indonesia, terutama Provinsi Aceh. Terdapat dugaan kuat ada keterlibatan jaringan TPPO dalam arus pengungsian ini," jelas dia.

"Pemerintah Indonesia akan menindak tegas pelaku TPPO," sambung Jokowi.

Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Laoly juga mengatakan, ratusan pengungsi itu merupakan korban dari mafia. Hal ini, kata Yasonna, berdasarkan temuan Polri yang mengungkap dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terhadap pengungsi Rohingya.

"Memang ini adalah sindikat, sudah (ada yang) ditangkap polisi. Karena mereka juga adalah korban-korban dari mafia-mafia yang membawa mereka," kata Yasonna dilansir dari Antara, Senin (11/12).

Yasonna menduga, ada pengungsi-pengungsi yang menjual harta bendanya kemudian datang ke Indonesia dengan ditawarkan iming-iming kehidupan yang lebih layak.

"Tapi sekarang kita lihat reaksi sosial dari masyarakat kita (yang menolak). Perbedaan kultur, perbedaan budaya selalu terjadi," jelasnya.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya