Liputan6.com, Jakarta - Forbes telah merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2023. Prajogo Pangestu pun masuk dalam jajaran teratas daftar tersebut.
Pundi-pundi cuan yang didapatkan oleh Prajogo Pangestu berasal dari sejumlah perusahaan yang dikelolanya. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat empat emiten yang dikendalikan Prajogo, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Barito Renewables Energy (BREN).
Advertisement
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis menuturkan, dari empat saham emiten milik Prajogo Pangestu, Barito Pacific merupakan salah satu yang dinilai masih bisa dikoleksi oleh investor. Ini mengingat, saham tersebut masih prospektif ke depannya.
"Untuk BRPT ini sentimen positifnya lebih ke ekspansi bisnis salah satunya yaitu meningkatkan kapasitas produksi di masa depan dengan membuat pabrik caustic soda dan ethylene dichloride," kata Abdul kepada Liputan6.com, ditulis Selasa (12/12/2023).
Di samping itu, ia mencermati kenaikan saham BREN dikarenakan pelaku pasar menilai perusahaaan panas bumi tersebut prospektif. Ini mengingat, panas bumi menjadi salah satu konsentrasi Pemerintah dalam energi terbarukan.
"Tetapi harga yang sudah tinggi dengan valuasi yang sudah mahal berpotensi adanya taking profit," kata dia.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi menilai saham BRPT, TPIA, dan BREN dapat dicermati oleh investor. Sebab, kinerja BRPT pun terus mengalami peningkatan, hal itu tercermin dari kinerja keuangan yang semakin solid.
Selain itu, upaya penurunan utang dan peningkatan kemampuan menghasilkan arus kas dari anak perusahaan memberikan dampak positif. Proteksi arus kas yang diperkuat, hasil dari manajemen utang yang bijaksana, menciptakan fondasi keuangan yang lebih kokoh.
"Kemampuan BRPT dalam menghasilkan arus kas yang lebih besar juga menggambarkan daya saing yang meningkat, menegaskan keberlanjutan pertumbuhan di pasar yang dinamis," kata Lanjar.
Saham BREN
Kemudian, TPIA mencatatkan pendapatan senilai USD 1,66 miliar per akhir kuartal III 2023 dan EBITDA positif USD 108,9 juta, naik 881% dari periode yang sama tahun 2022 (USD 11,1 juta). Prestasi ini mencerminkan pertumbuhan finansial yang luar biasa.
Selanjutnya, Barito Wind Energy, anak perusahaan Barito Renewables, telah mencapai kesepakatan prinsip membuka jalan untuk akuisisi 100% saham PT UPC Sidrap Bayu Energy (Sidrap). Sidrap, yang terletak di Sulawesi Selatan, adalah pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia dan salah satu yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas 75 MW.
Di sisi lain, Lanjar mengatakan, kenaikan saham BREN dipengaruhi oleh banyaknya berita positif seperti potensi akusisi pembangkit listrik tenaga angin, laba bersih yang naik 149 persen pada kuartal III 2023, profil likuiditas yang kuat pada kuartal III-2023, dengan rasio utang terhadap modal yang ditempatkan sebesar 53,2 persen.
Selain itu, saham BREN juga meningkat dikarenakan ekspansi yang strategis setelah salah satu anak usaha BRPT membantu dukungan pengembangan industri hulu aluminium, sekaligus percepatan kendaraan listrik domestik.
"Hal tersebut membuat permintaan saham BREN meningkat hingga alami kenaikan harga yang diluar fundamentalnya (PE Ratio tinggi) dibanding peers nya," tandasnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Saham BRPT Masuk Radar UMA, Emiten Milik Prajogo Pangestu Buka Suara
Sebelumnya diberitakan, emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) angkat bicara soal volatilitas transaksi efek di pasar modal. Ini mengingat, harga saham BRPT mengalami kenaikan yang begitu signifikan dalam beberapa waktu lalu.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan telah terjadi peningkatan harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Hal tersebut dilakukan dalam rangka perlindungan investor.
"Pengumuman Unusual Market Activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal,” kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono, dikutip Senin (11/12/2023).
Adapun informasi terakhir mengenai perusahaan tercatat adalah informasi pada 7 Desember 2023 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) tentang jatuh tempo obligasi atau sukuk korporasi.
Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham BRPT tersebut, BEI saat ini mencermati perkembangan pola transaksi saham ini. Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Selain itu, mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS, mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Di samping itu, Manajemen PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjelaskan, seluruh informasi atau fakta material berdasarkan POJK 31/2015 telah disampaikan oleh Perseroan melalui situs web BEI dan Perseroan. Sampai dengan tanggal surat ini, tidak ada fakta atau informasi material tambahan lain berdasarkan POJK 31/2015 yang perlu diungkapkan kepada publik oleh Perseroan.
Belum Ada Aksi Korporasi
"Sampai dengan tanggal surat ini, dan sepanjang pengetahuan Perseroan, tidak ada informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal sebagaimana yang diatur dalam point III.2.1. dan IV.2.1. Peraturan I-E,” tulis Manajemen BRPT.
Meski demikian, tidak ada informasi atau fakta maupun kejadian penting lain yang material yang baru terjadi atau muncul yang menurut Perseroan dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan hidup Perseroan.
Sepanjang pengetahuan Perseroan tidak ada aktivitas yang mengakibatkan kepemilikan atau perubahan kepemilikan saham yang dimiliki oleh anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau setiap pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki saham Perseroan sebanyak 5% atau lebih, yang dilaporkan kepada Perseroan, dan wajib dilaporkan kepada OJK berdasarkan ketentuan yang diatur dalam POJK 11/2017.
"Sampai dengan tanggal surat ini, Perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi (setidaknya dalam waktu 3 bulan mendatang), yang berakibat terhadap pencatatan saham Perseroan di Bursa,” tulisnya.
Melansir RTI, harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ditutup naik 5,14 persen ke posisi Rp 1.840 per saham pada penutupan perdagangan sesi I, 11 Desember 2023. Sedangkan secara year to date (ytd), saham BRPT melesat 143,71 persen.
Advertisement