Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie angkat suara soal survei Poltracking Indonesia yang menyebut PSI terancam gagal masuk Senayan dalam Pemilu 2024 ini.
Grace Natalie mengaku tak terlalu ambil pusing dengan survei tersebut. Malah, kata Grace, survei itu menjadi pemacu semangat bagi kadernya untuk bekerja lebih keras.
Advertisement
"Kita lihat tren, lihat mayoritas, yang penting semua kita, kita pantau saja, menjadi tambahan semangat buat jalan terus," ujar Grace di Kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (12/12/2023).
Grace tak ambil pusing dengan survei yang dilakukan Poltracking Indonesia lantaran dalam survei yang dilakukan lembaga lain elektabilitas PSI justru kian kuat.
"Tapi kalau lihat-lihat (survei) Kompas dan lain-lain, ya indikator itu trennya positif, semua bacanya trennya saja," kata dia.
Poltracking Indonesia menggelar survei bertajuk 'Pengaruh Jokowi dan Migrasi Pemilih Terhadap Peta Elektoral Terkini'. Dalam survei tersebut, PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra menjadi dua partai yang memperoleh elektabilitas tertinggi.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menyebut, dalam simulasi surat suara partai politik, PDIP menempati urutan nomor satu disusuh oleh Partai Gerindra dan Golkar yang menempati urutan nomor dua dan tiga.
"PDIP memperoleh elektabilitas 22,2 persen, diikuti Partai Gerindra 18,3 persen, Partai Golkar 9,8 persen, PKB 9,4 persen, Partai NasDem 8,5 persen, Partai Demokrat 5,8 persen, PKS 5,1 persen, PAN 4,5 persen," ujar Hanta Yuda dalam pemaparan surveinya, Senin (11/12/2023).
Suara PPP dan PSI Tak Penuhi Ambang Suara
Hanta menyebut, partai di luar itu mendapatkan elektabilitas di bawah 4 persen, alias tidak memenuhi parliamentary threshold 4 persen. Partai yang terancam tidak bisa masuk ke Senayan itu di antaranya PPP, PSI, hingga Perindo.
Hanta menyebut, dalam surveinya PPP hanya mendapatkan elektabilitas 3,4 persen, sementara Perindo 1,5 persen.
"Sementara partai politik lainnya masih di bawah 1 persen," kata dia.
Meski demikian, dia menyebut partai politik yang memiliki elektabilitas di atas 1,5 persen masih berpotensi masuk ke parlemen. Menurut dia, semua itu tergantung para calon anggota legislatif meyakinkan masyarakat untuk memilih partai mereka.
"Faktor kerja-kerja mesin politik partai politik dan pergerakan para calon anggota legislatifnya pada masa kampanye akan sangat menentukan lolos atau tidak sebuah partai politik ke parlemen," kata Hanta.
Advertisement
Metode Survei
Survei ini dilakukan pada tanggal 29 November hingga 5 Desember 2023 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Sampel pada survei ini adalah 1.220 responden dengan margin of error +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Klaster survei menjangkau 34 provinsi di seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024. Metode sampling representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur peta kekuatan elektoral calon presiden (capres), calon wakil presiden (cawapres), partai politik, dan melihat pergerakan pemilih pasca tahapan masa kampanye Pilpres dilaksanakan.