PVMBG Catat Gempa Tektonik Lokal di Gunung Salak Meningkat, Tidak Mengalami Aktivitas Vulkanik

Akhir-akhir ini PVMBG mencatat adanya peninggkatan gempa tektonik lokal di Gunung Salak.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 12 Des 2023, 12:34 WIB
Pemandangan Gunung Salak di Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Salak, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan menyampaikan sebelumnya wilayah barat daya Kota Bogor sempat diguncang gempa dengan magnitudo 4,0 pada Jumat (8/12/2023) dini hari.

Hendra menjelaskan gempa tersebut menyebabkan adanya peningkatan gempa tektonik lokal di Gunung Salak. Tercatat gempa tektonik lokal tersebut mengalami peningkatan di atas empat kali kejadian per hari.

"Gempa tektonik lokal mengalami peningkatan jumlah gempa di atas empat kali kejadian per hari," ujarnya mengutip Antara pada Senin (11/12/2023).

Pihak PVMBG juga mencatat terdapat delapan kejadian gempa tektonik lokal di Gunung Salak pada 6 Desember 2023. Kemudian tercatat ada sekitar tujuh kali kejadian pada 7 Desember 2023 dan tujuh kali kejadian pada 8 Desember 2023.

 


Masih Didominasi Gempa Tektonik

Gunung Halimun termasuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). (Dok: Instagram @ramzmilano)

Melalui pengamatan kegempaan dalam periode 1-9 Desember 2023, pihak PVMBG mengungkapkan Gunung Salak masih didominasi oleh gempa tektonik jauh yang terekam sebanyak 31 kali kejadian dan gempa tektonik lokal sebanyak 22 kali kejadian.

Hendra menjelaskan gempa vulkanik sebagai indikasi aktivitas Gunung Salak tidak terekam. Namun tetap disarankan untuk mewaspadai terjadinya erupsi freatik yang bisa terjadi secara tiba-tiba.

"Meskipun dari kegempaan cenderung normal, namun tetap perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik berupa semburan lumpur atau erupsi uap air yang dapat terjadi tiba-tiba pasca terjadinya kenaikan gempa tektonik lokal beberapa hari lalu," kata dia.

Hendra menjelaskan bahwa musim hujan membuat kelembapan udara di sekitar kawah menjadi lebih tinggi. Hal tersebut membuat gas-gas vulkanik akan sulit terurai dan kondisi tersebut bisa menyebabkan konsentrasi gas meningkat dan dapat membahayakan kehidupan.


Aktivitas Gunung Salak Terpantau Normal

Kepala PVMBG Hendra Gunawan menyebutkan bahwa saat ini tingkat aktivitas Gunung Api Salak tidak mengalami aktivitas vulkanik. Sehingga statusnya terpantau berada dalam status level I atau normal.

Melansir dari Magma status Gunung Salak pada Senin (11/12/2023) terpantau masih berada pada status Level I (Normal). Terpantau asap kawah tidak teramati di Gunung yang mempunyai tinggi 2211 mdpl ini.

Sebagai informasi, dalam tingkat level I tersebut masyarakat direkomendasikan untuk tidak memasuki kawah dalam radius 500 meter. Di antaranya kawah-kawah yang aktif di Gunung Salak seperti Kawah Ratu, Kawah Hirup, hingga Kawah Paeh.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak mengunjungi lokasi kawah tersebut terutama ketika musim hujan. Diketahui hal tersebut untuk menghindari terjadinya akumulasi gas yang berbahaya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya