Liputan6.com, Jakarta - Menjelang libur akhir tahun, bukan hanya peningkatan kasus COVID-19 dan mycoplasma pneumonia yang diwaspadai sejumlah negara di dunia, melainkan juga hewan kecil penghisap darah yang dikenal dengan: kutu busuk!
Beberapa waktu terakhir, kutu busuk menjadi mimpi buruk global. Pada awalnya, mereka menghantui Paris di Oktober lalu yang diikuti oleh kepanikan akan kemungkinan outbreaks di wilayah Eropa dan Amerika Serikat.
Advertisement
Kini, hewan mungil itu mulai menginvasi sejumlah negara di Asia. Kemunculannya tak hanya membuat masyarakat khawatir, melainkan juga mendorong pemerintah setempat bertindak.
Di Asia, Korea Selatan menjadi negara pertama yang menyatakan perang terhadap makhluk pengisap darah itu sejak awal November 2023. Sebetulnya kutu busuk di negara aktor Lee Min Ho itu sudah diberantas sejak 1960-an. Namun, sekarang hewan-hewan itu muncul lagi dan menimbulkan kekhawatiran.
Meski hanya ada 13 kasus kutu busuk yang terkonfirmasi dan lusinan kasus suspek, sudah dinilai cukup untuk negara itu meningkatkan kewaspadaan. Korea Selatan secara khusus membentuk satuan tugas (satgas) antarkementerian untuk mengatasinya. Pemerintah pusat dan daerah pun mulai mendisinfeksi sejumlah lokasi yang dinilai berisiko tinggi seperti tempat pemandian dan transportasi umum. Bahkan, warga yang prihatin akan kemunculan kutu busuk membuat situs web dengan peta interaktif guna melacak serangan kutu busuk di seantero negeri.
Kekhawatiran mengenai serangan kutu busuk atau bedbugs juga meningkat di Hong Kong. Negara itu berpenduduk padat. Pemerintah setempat berupaya meredakan kekhawatiran bahwa kutu busuk berpotensi masuk ke Hong Kong melalui Korea Selatan, dilansir Times.
Selebaran mengenai penyebaran kutu busuk pun mulai dibagikan pada para pelancong di bandara. Perusahaan-perusahaan transportasi seperti kereta api Hong Kong gerak cepat melakukan bersih-bersih menyeluruh setelah sebuah foto viral. Foto yang diunggah salah seorang pengguna media sosial itu menduga ada kutu busuk di salah satu kursi kereta Airport Express.
Meski parlemen telah mendesak pemerintah mengeluarkan pedoman pembersihan area-area yang berisiko tinggi, warga sudah lebih dulu ambil tindakan pencegahan. Penjualan insektisida meningkat dalam beberapa pekan terakhir di November. Sebuah platform e-commerce lokal mengatakan, penjualan produk anti-kutu busuk melonjak 172 kali lipat selama pesta belanja 11/11 yang dikenal sebagai Single's Day.
Kekhawatiran Landa Singapura
Kekhawatiran munculnya kutu busuk juga jadi berita utama di Singapura dan Jepang.
Umumnya, peningkatan keberadaan kutu busuk berkorelasi dengan perjalanan manusia. Serangga parasit itu bisa bersembunyi di celah-celah seperti pakaian, koper, dan terbawa melintasi perbatasan oleh para pelancong.
Para ahli telah memperingatkan, kebangkitan kutu busuk secara global selama dua dekade terakhir. Ancaman mikroskopis ini sudah mengembangkan resistensi terhadap insekstisida umum dan menjadi sangat efisien dalam melipatgandakan jumlah mereka.
Mengutip laman The Straits Times, kutu busuk sangat aktif di malam hari sehingga sulit untuk menemukan mereka ketika siang. Ukurannya pun kecil, hanya sekitar 5mm.
Meski gigitannya tidak menyebarkan penyakit, bekas gigitan kutu busuk menyebabkan gatal, demikian menurut platform kesehatan nasional Singapura HealthHub.
Platform kesehatan itu juga tak bisa memastikan ada berapa banyak kasus gigitan kutu busuk di Singapura lantaran mereka yang mengalaminya cenderung lebih memilih pengobatan non medis. Individu yang digigit kutu busuk jarang mengembangkan komplikasi dan rasa gatalnya pun perlahan mereka. Gigitan kutu busuk biasanya menimbulkan benjolan merah di area yang tergigit seperti di leher, lengan, dan kaki. Area tersebut merupakan area terbuka yang jarang tertutupi pakaian.
Sejauh ini, tidak ada wabah kutu busuk besar yang dilaporkan di Asia pada musim gugur ini. Namun beberapa penduduk dan pemerintah kota sudah mempekerjakan perusahaan pengendalian hama atau membeli persediaan pengendalian hama begitu saja.
Pembasmi hama mengatakan mereka baik-baik saja dengan hal itu. "Kutu busuk selalu ada, namun minat konsumen terhadap pengendalian hama meningkat akhir-akhir ini sebagai akibat dari liputan media," kata Darian Ee, direktur Ikari, sebuah perusahaan pengendalian hama di Singapura yang mengalami peningkatan sebesar 10-15 persen.
Advertisement
Langkah Agensi Perjalanan Singapura Hadapi Isu Kutu Busuk
Menanggapi kekhawatiran akan penyebaran kutu busuk di negaranya, para agensi perjalanan mengambil sejumlah langkah pencegahan dan penanganan. Chan Brothers Travel misalnya, menerapkan sejumlah cara untuk melindungi para pelancong meski belum pernah menemukan keluhan dari pelanggan terkait kutu busuk.
Senior Marketing Communication Manager Chan Brother Jeremiah Wong mengatakan, para sopir bus agensinya meningkatkan protokol kebersihan dan disinfeksi sehari-hari pada bus-bus yang mereka operasikan ke destinasi wisata.
Lalu, jika ada wisatawan yang merasa telah digigit kutu busuk dalam trip tersebut akan diganti kamar hotelnya dan ditemani ke dokter untuk mendapat pengobatan.
"Kami juga mendorong para pelancong untuk membeli asuransi perjalanan untuk meng-cover jika ada kedaruratan," tutur Wong pada Straits Times.
Kebijakan yang kurang lebih sama juga diterapkan oleh Dreamcation Cruises and Tours. Mereka tidak mau mengambil risiko meski hingga saat ini tak satu pun kliennya yang melaporkan masalah terkait kutu busuk.
“Sebagai bagian dari tindakan proaktif kami, kami memastikan tindakan pencegahan keselamatan yang ketat, membersihkan semua barang bawaan sebelum naik bus dan check in ke hotel. Jika ada kecurigaan terhadap barang bawaan tertentu, tim kami akan segera mengisolasinya,” jelas pihak travel.
Bagasi yang diisolasi kemudian diperiksa dan dibersihkan secara menyeluruh untuk meminimalkan potensi dampak pada wisatawan lain, tambah Dreamcation.
“Paket perjalanan sudah termasuk perlindungan kesehatan. Jika terjadi masalah kesehatan, termasuk yang berkaitan dengan kutu busuk, individu yang terkena dampak dapat mengklaim biaya pengobatan untuk masalah kesehatan mereka,” katanya.
Bagaimana di Indonesia?
Mencermati adanya kekhawatiran terhadap wabah kutu busuk di sejumlah negara Asia, termasuk Singapura, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengimbau masyarakat untuk traveling di dalam negeri saja, khususnya pada momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Kutu busuk di negara tetangga ini satu lagi alasan untuk tidak pergi ke mana-mana cukup di Indonesia saja," ucap Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin, 11 Desember 2023.
Menparekraf mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan mencegah agar Indonesia jauh dari wabah kutu busuk. "Salah satu negara yang terkenal terbersih di dunia seperti Singapura saja ternyata bisa terserang kutu busuk, hal ini tentu cukup berbahaya. Mari kita jaga-jaga agar tidak masuk ke Indonesia. Jadi kita, berwisata di Indonesia aja," kata pria yang biasa disapa Sandi.
Sementara itu, menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir mengenai kemungkinan wabah kutu busuk karena telah ada cara penanganannya di Tanah Air.
"Sudah ada cara penangananyaa jadi ndak perlu khawatir," demikian ujar Nadia melalui pesan yang diterima Liputan6.com, Selasa, 12 Desember 2023.
Dalam kesempatan berbeda, peneliti Global Health Security Dicky Budiman menyebut, kutu busuk yang bernama ilmiah Cimex lectularius juga ada di Indonesia. Bahkan ada variasi penyebutan nama kutu busuk di Indonesia dalam bahasa Jawa dan Sunda.
"Untuk diketahui, di Indonesia ada juga kutu busuk. Kalau dalam bahasa Jawa namanya tinggi. Kalau saya kan dari Sunda, jadi nyebut kutu busuk itu namanya tumbila," kata Dicky kepada Health Liputan6.com.
Kutu busuk biasanya bersembunyi atau hidup di lipatan kasur, celah kayu, bantal, dan tempat lembab serta gelap yang kurang terkena sinar matahari.
"Cimex ini bersembunyi saat siang hari pada celah sempit tadi atau retakan dan aktif di malam hari. Satu ekor Cimex dapat menghisap darah manusia itu 10-15 menit dan biasanya anak-anak, wanita dan juga lansia ya," Dicky Budiman menerangkan.
"Jadi yang mobilitasnya kurang lebih berisiko digigit. (Gigitan) Kutu busuk ini juga berkaitan dengan ketebalan kulit dari manusia itu sendiri."
Sampai saat ini, belum ada penyakit yang ditularkan dari kutu busuk.
"Syukurnya, sejauh ini belum terdeteksi penyakit yang bisa ditularkan ya oleh tumbila atau gigitan kutu busuk. Tapi menyebabkan gangguan kenyamanan, termasuk orang yang alergi," sambung Dicky yang juga epidemiolog.
Agar kutu busuk tidak mewabah di Indonesia, Dicky menekankan pentingnya menjaga kebersihan di beberapa tempat, utamanya panti jompo dan sekolah.
"Dalam konteks Indonesia ya kita bangun literasi soal kutu busuk. Lalu pada lokasi-lokasi, tempat-tempat seperti panti jompo atau sekolah dibiasakan adanya upaya membersihkan dan meningkatkan sanitasi serta personal hygiene maupun kebersihan lingkungannya," tegasnya.
Advertisement
Cara Mengatasi Bentol Akibat Gigitan Kutu Busuk
Jika muncul bentol yang meluas akibat gigitan kutu busuk, maka itu merupakan tanda alergi sehingga perlu diredakan dengan minum obat, seperti disampaikan spesialis kulit dan kelamin Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK.
"Reaksi alergi, kalau yang terparah itu bentolnya bisa menyebar ke seluruh badan, seperti biduran. Gatal dan bentol-bentol," tutur Kepala Departemen Dermatologi dan Venereologi FK Udayana, dilansir Antara.
Darma menjelaskan, efek gatal-gatal akibat gigitan kutu busuk juga berbeda-beda tiap orang. Bagi individu yang tidak alergi, biasanya gatal sudah mulai mereda dalam kurun waktu satu hingga dua hari. Namun, pada orang yang memiliki alergi, gatal-gatal bisa dirasakan hingga sepekan bahkan lebih lama.
"Usahakan, sewaktu muncul harus diobati," tuturnya.
Alergi akibat gigitan kutu busuk, kata Darma, tidak menimbulkan sesak napas, mata bengkak, ataupun bibir bengkak. Reaksi terparah adalah bentol yang menyebar ke seluruh badan.
"Kalau gigitan begini biasanya efeknya lokal dan sekitarnya," kata Darma.
Jika seseorang merasa digigit kutu busuk sehingga muncul tanda inflamasi atau radang, Darma menyarankan agar segera memeriksakan diri ke dokter. Biasanya dokter akan memberi resep salep anti-radang atau kortikosteroid.
Jika muncul reaksi alergi yang memerlukan obat minum, dokter bisa memberi resep untuk membeli obat minum berupa antihistamin atau kortikosteroid yang dapat diminum.
"Itu harus dalam resep dokter," Darma menekankan.