Liputan6.com, Jakarta - Peningkatan pariwisata di Spanyol selama setahun terakhir membuat Madrid mengaktifkan alarm "black level" untuk mengantisipasi masuknya pengunjung ke kota selama libur Natal 2023. Dengan demikian, jalan-jalan mungkin ditutup karena kepadatan di pusat kota.
Melansir Euronews, Selasa, 12 Desember 2023, ibu kota Spanyol disebut akan memakai pengaturan "black level" hanya ketika terdapat kepenuhan luar biasa di ruang publik dan transportasi. Tindakan ini bertujuan mengelola keamanan dan mobilitas di kota, klaim mereka. Polisi akan memantau jalan-jalan paling padat dari langit menggunakan drone.
Advertisement
Ketika jumlah orang yang masuk telah mencapai batas maksimum, jalan-jalan akan ditutup, sehingga pejalan kaki dapat keluar, namun tidak dapat memasuki area tersebut. Sekitar 450 anggota polisi kota, dan hingga 850 personel tambahan pada hari-hari sibuk, akan memantau kota selama musim perayaan.
Meski seluruh wilayah Madrid diperkirakan akan terdampak, titik-titik kritisnya adalah jalan-jalan Preciados dan El Carmen, Plaza del Celenque, bagian Calle Alcala dekat Plaza de Cibeles, serta Gran Via. Stasiun Sol Metro de Madrid dan jaringan Renfe Cercanias sempat ditutup antara pukul 18.00 dan 21.00 hingga 9 Desember 2023.
Nyatanya, jumlah wisatawan di Spanyol meningkat sepanjang tahun, tidak hanya pada Desember. Selama 10 bulan pertama tahun 2023, 74,7 juta wisatawan mengunjungi negara itu untuk berlibur, meningkat 18,2 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Oktober 2023, yang bukan merupakan bulan "turis" pada umumnya, tercatat ada 8,17 juta turis asing mengunjungi negara ini, 13,9 persen lebih banyak dibandingkan Oktober 2022.
Kembali Dipadati Turis
Pada November 2023, terdapat 3,3 juta wisatawan asing yang memasuki Spanyol, meningkat sebesar 9,3 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Selain Spanyol, Jerman, Prancis, Inggris, Rusia dan negara-negara Nordik telah berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan pariwisata internasional di Eropa.
"Kami mengubah sifat historis pariwisata kami," kata Menteri Perindustrian dan Pariwisata Spanyol Jordi Hereu. "Spanyol terus jadi pemimpin, dan pemulihan sektor ini bersifat mutlak dan menyeluruh. Namun, kami melakukan diversifikasi dan de-musiman arus pariwisata, sehingga menghasilkan pariwisata lebih berkelanjutan dan tidak terlalu bergantung pada puncak musim panas."
Dengan masuknya wisatawan, peningkatan pengeluaran juga terjadi. Setiap wisatawan yang berkunjung ke negara ini menghabiskan rata-rata 1.260 euro pada Oktober 2023, 9,8 persen lebih banyak dibandingkan tahun lalu dan 14,9 persen lebih banyak dibandingkan pada 2019.
Pengeluaran per hari juga meningkat, dengan setiap wisatawan menghabiskan 185 euro setiap hari pada Oktober 2023, 15 persen lebih banyak dibandingkan 2019. Alasan utama peningkatan pengeluaran pariwisata ini adalah kenaikan harga.
Advertisement
Dampak Positif terhadap Lapangan Pekerjaan
Di sisi lain, pariwisata berdampak positif terhadap lapangan kerja di Spanyol. Antara April dan Juni 2023, aktivitas terkait pariwisata mencatat hampir 150 ribu lebih banyak karyawan dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya, dengan 25 persen dari seluruh pekerjaan baru di Spanyol berasal dari aktivitas terkait pariwisata.
"Sektor pariwisata adalah salah satu mesin perekonomian utama negara kami," kata penjabat Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata Spanyol Hector Gomez. "Spanyol terus menciptakan lapangan kerja terkait kegiatan pariwisata dan melakukannya dengan cara yang semakin kuat dan selalu di bawah moto kualitas, stabilitas, dan keunggulan."
Overtourism nyatanya tidak hanya jadi momok di Spanyol, namun juga banyak negara di dunia, termasuk Jepang. Dengan jutaan pengunjung setiap tahun dan banyaknya bus, truk pasokan, toko mi, serta magnet kulkas, Gunung Fuji bukan lagi tempat ziarah yang damai seperti dulu.
Menurut laporan AFP, dikutip dari CNA, 9 September 2023, pihak berwenang pun mulai bertindak, menyebut bahwa jumlah pendaki gunung berapi terkenal di dunia itu, baik siang maupun malam, berada di angka berbahaya dan "memalukan" secara ekologis.
Gunung Fuji Berteriak
"Gunung Fuji berteriak," kata gubernur wilayah setempat, pekan lalu. Memuji Gunung Fuji berperan penting pada agama dan inspirasi para seniman, pada 2013, UNESCO menambahkan "ikon Jepang yang diakui secara internasional" ke dalam daftar Warisan Dunia.
Namun, seperti yang terjadi di tempat-tempat seperti Bruges di Belgia atau Sugarloaf Mountain di Rio de Janeiro, penunjukan tersebut merupakan berkah sekaligus kutukan. Jumlah pengunjung meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2012 dan 2019 jadi 5,1 juta, dan itu hanya terjadi di prefektur Yamanashi, titik awal pendakian.
Otoritas setempat mengumumkan pada Agustus 2023 bahwa mereka akan menerapkan tindakan pengendalian massa untuk pertama kalinya jika jalur pendakian jadi "terlalu sibuk."
Pengumuman itu sudah efektif berlaku, namun pada akhirnya tidak ada tindakan yang diambil, kata seorang pejabat setempat, Masatake Izumi. Jumlah pengunjung diperkirakan akan sedikit menurun tahun ini dibandingkan 2019, namun pada 2024, jumlah tersebut dapat meningkat lagi seiring kembalinya wisatawan, terutama dari China.
Advertisement