Liputan6.com, Jakarta - Bencana alam menjadi sebuah peristiwa yang membuat publik terfokus pada bahaya langsung yang akan terjadi dan langkah-langkah penyelamatan yang harus dilakukan. Namun, di era digital saat ini, perhatian publik tidak hanya terfokus pada kedua hal tersebut, tetapi juga pada penyebaran informasi yang salah di media sosial.
Sebelumnya, lembaga-lembaga pemerintah telah menjadi sumber informasi utama dalam berbagai peristiwa bencana yang terjadi. Namun, munculnya media sosial telah mengambil peran dalam menyebarkan informasi yang kebenarannya masih tidak dapat diandalkan.
Advertisement
Dikutip dari The Indian Express, sebuah laporan yang diwartakan oleh The Conversation menyatakan bahwa alasan kebanyakan orang tidak menghiraukan informasi atau peringatan dari kanal resmi adalah karena mereka merasa sulit untuk memahami bahasanya, dan informasi yang disajikan terlalu banyak.
Hal tersebut memberi ruang bagi informasi yang salah untuk menyebar. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut adalah beberapa tips untuk semua orang yang mencoba menavigasi informasi selama keadaan darurat:
1. Verifikasi Sumber: Periksa ulang informasi dari berbagai sumber sebelum menerima atau membagikannya.
2. Percayai saluran resmi: Prioritaskan informasi yang berasal dari saluran resmi pemerintah, layanan darurat, dan media terkemuka. Sumber-sumber ini lebih mungkin memberikan pembaruan informasi yang akurat dan terverifikasi.
3. Pahami respons emosional Anda: Bencana alam membangkitkan emosi yang kuat. Sadari respons emosional Anda dan hindari membagikan informasi yang didasari oleh rasa takut atau panik.
4. Gunakan situs web pemeriksa fakta: Manfaatkan situs web pemeriksa fakta untuk memverifikasi keakuratan informasi.
5. Sebarkan berbagai informasi secara bertanggung jawab: Dorong teman dan keluarga untuk memverifikasi informasi sebelum membagikannya.
Dengan secara konsisten mengadopsi kebiasaan berbagi yang bertanggung jawab, penyebaran misinformasi dan hoaks dapat diminimalkan, terutama saat terjadi bencana alam.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement