Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menyinggung pelayanan publik yang selama ini terjadi adalah persoalan yang berulang saat debat capres Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Dengan demikian perlu ada terobosan pelayanan yang transparan dan terukur.
Anies Baswedan lalu membeberkan keberhasilan dirinya memimpin Jakarta dengan membuat aplikasi Jakarta Kini atau JAKI khusus untuk pelayanan kelompok rentan seperti lansia, anak, ibu hamil, dan kelompok disabilitas.
Advertisement
"Pelayanan pemerintah itu bukan pelayanan baru, semua yang dilayani pemerintah itu hal berulang, kalau itu masalah pasti itu yang berulang," kata Anies dalam Debat Capres di Kantor KPU, Jakarta, Selasa 12 Desember 2023.
Namun, usai disebut oleh Anies, aplikasi JAKI diduga diretas. Di bagian notifikasi, terdapat pesan dari sang peretas yang menyebut bahwa JAKI masih belum bisa diunggulkan dari segi keamanan data.
Ada pun pesan tersebut muncul sekitar pukul 21.00 WIB. Kemudian, pada pukul 22.03 WIB notifkasi tersebut tak dapat dibuka meskipun masih muncul di aplikasi. Selanjutnya pada 22.20 WIB, notifikasi itu sudah tak dapat ditemukan.
Sesuai debat, Anies menanggapi aplikasi JAKI diretas tersebut.
"Masa, serius?," kata Anies usai debat capres.
Anies mengatakan, peristiwa itu menjadi contoh bahwa harus ada perubahan. Karena, kata dia, masalah kebebasan berpendapat yang terancam.
Berikut sederet fakta terkait aplikasi JAKI disinggung Anies Baswedan saat debat capres Pilpres 2024 perdana namun tak lama langsung diretas dihimpun Liputan6.com:
1. Jadi Peluru Anies Baswedan Jawab Pelayanan Publik Jakarta
Calon Presiden Anies Baswedan mengatakan, bahwa persoalan pelayanan publik yang selama ini terjadi adalah persoalan yang berulang. Dengan demikian perlu ada terobosan pelayanan yang transparan dan terukur.
Anies lalu membeberkan keberhasilan dirinya memimpin Jakarta dengan membuat aplikasi Jakarta Kini atau JAKI khusus untuk pelayanan kelompok rentan seperti lansia, anak, ibu hamil, dan kelompok disabilitas.
"Pelayanan pemerintah itu bukan pelayanan baru, semua yang dilayani pemerintah itu hal berulang, kalau itu masalah pasti itu yang berulang," kata Anies dalam Debat Capres di Kantor KPU, Jakarta, Selasa 12 Desember 2023.
Di dalam aplikasi JAKI dibuat transparan. Sehingga publik yang melapor terkait pelayanan publik bisa mengukurnya.
"Dengan begitu standarisasi bisa terjadi," kata Anies.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan aplikasi Jakarta Kini (JAKI) yang dikembangkan melalui Unit Pengelola Jakarta Smart City. JAKI diproyeksikan menjadi city-apps, one-stop service untuk warga yang hidup dan beraktivitas di Jakarta.
Aplikasi yang dikenalkan pada Town Hall Meeting 2019 hari Jumat, 27 September 2019 lalu akan membantu memenuhi kebutuhan informasi dan mengintegrasikan seluruh layanan masyarakat yang ada di Pemprov DKI Jakarta. Dengan kata lain, menjadi aplikasi pusat informasi dan layanan untuk berbagai kebutuhan di Jakarta.
"JAKI didesain untuk memudahkan hidup semua orang yang beraktivitas di Jakarta. Pemprov DKI Jakarta sadar betul bahwa kota ini bukan hanya milik warganya yang lahir, tumbuh, dan menetap, tetapi juga warga dari kota tetangga yang ikut berkontribusi memajukan perekonomian Ibu Kota," ujar Kepala UP Jakarta Smart City, Yudhistira Nugraha.
Advertisement
2. Aplikasi JAKI Diduga Langsung Diretas
Namun, usai disebut oleh Anies, aplikasi JAKI diduga diretas. Di bagian notifikasi, terdapat pesan dari sang peretas yang menyebut bahwa JAKI masih belum bisa diunggulkan dari segi keamanan data.
Adapun pesan tersebut muncul sekitar pukul 21.00 WIB. Kemudian, pada pukul 22.03 WIB notifkasi tersebut tak dapat dibuka meskipun masih muncul di aplikasi. Selanjutnya pada 22.20 Wib, notifikasi itu sudah tak dapat ditemukan.
Berikut pesan lengkap yang ditulis oleh si peretas.
"HALO WARGA JAKARTA SELAMAT MALAM!!! ..BARUSAN JAKI DI MENTION DI DEBAT PILPRES NIH, WAH SORRY TO SAY, BUT APLIKASI INI TAMPAKNYA TIDAK TERLALU DIURUS KENYATAANNYA. DARI SEGI TEKNOLOGI, KEAMANAN IT-NYA YANG ASAL-ASALAN DIURUS, DAN SUB-SUB FUNGSI APLIKASI YANG SEPERTI DIBUAT KURANG MAKSIMAL DAN TERLIHAT HANYA SEPERTI TEMPLATE AGAR TERLIHAT MENDONGKRAK KREDIBILITAS DI SEKTOR INFRASTRUKTUR IT DAN DIGITALISASI MERATA DI JAKARTA, MUNGKIN BANYAK PIHAK YANG AKAN TIDAK SUKA DENGAN AKSI SAYA SAAT INI, BUT TO BE HONEST, HAMPIR SELURUH JAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI INI DENGAN SEMUA IZIN YANG DI ALLOW DI PERANGKATNYA DAN I ADMIT IT. APLIKASI INI KEREN. TAPI BELUM CUKUP LAYAK UNTUK DISEBUT TEROBOSAN TEKNOLOGI JIKA ADA CACAT DI SISI KEAMANAN DATANYA YANG MENGANCAM PRIVASI SELURUH PENGGUNANYA. BAYANGKAN ADA BERAPA DATA YANG BERLALU LALANG SETIAP HARINYA DAN APABILA SELURUH DATA PERSONAL WARGA JAKARTA INI TERANCAM OLEH ULAH ORANG YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB, DISINI SAYA HANYA MENGINGATKAN DAN MENCOBA MEMBERI AWARENESS LEBIH JAUH TENTANG BAGAIMANA SEHARUSNYA "ANDA"," tulisnya.
3. Respons Anies Baswedan Usai Kabar Peretasan
Aplikasi Jakarta Kini atau JAKI diduga diretas setelah disinggung Capres nomor urut satu Anies Baswedan ketika debat perdana calon presiden (capres). Sesuai debat, Anies menanggapi peretasan tersebut.
"Masa, serius?," katanya ditemui usai debat di KPU, Jakarta, Selasa 12 Desember 2023.
Anies mengatakan, peristiwa itu menjadi contoh bahwa harus ada perubahan. Karena masalah kebebasan berpendapat yang terancam. Mantan gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, ketika ada orang yang berbicara, malah langsung berhadapan dengan rasa takut.
"Menurut saya Ini salah satu adalah ciri bahwa kita harus berubah jangan sampai ketika ada ungkapan politik kebebasan berbicara lalu harus berhadapan dengan rasa takut," ujar Anies.
Ia pun meminta pemerintah untuk mengusut peretasan aplikasi JAKI tersebut. Tidak boleh dibiarkan terjadi.
"Tidak boleh terjadi dan pemerintah harus mengusut," tegas Anies.
Advertisement
4. Pihak Jakarta Smart City Meminta Maaf
Jakarta Smart City (JSC) selaku pengelola aplikasi Jakarta Kini alias JAKI buka suara soal dugaan aksi peretasan platform tersebut usai disebut oleh capres nomor urut satu Anies Baswedan saat debat pada Selasa 12 Desember 2023.
JSC meminta maaf terhadap dugaan aksi peretasan tersebut. Ia juga mengklaim pihaknya dengan cepat segera mengatasi permasalahan tersebut.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh gangguan teknis yang baru-baru ini terjadi. Kami berupaya untuk melakukan deteksi dan respons cepat untuk memitigasi segala ganguan untuk menjaga keamanan dan privasi data pengguna JAKI," tulis JSC dalam akun resmi X @JSCLab, Rabu (13/12/2023).
5. Jakarta Smart City Pastikan Keamanan Data
Terkait keamanan data, JSC menegaskan bahwa sistem keamanan aplikasi tersebut sudah sesuai dengan standar ISO/SNI 27001.
"Kami ingin sampaikan bahwa keamanan aplikasi JAKI diselenggarakan dengan menerapkan sistem manajemen keamanan informasi, sesuai dengar standar ISO/SNI 27001," ujar JSC.
Maka dari itu, JSC mengaku melakukan pengawasan secara rutin agar keamanan aplikasi bisa tetap dijaga.
"Untuk memastikan penyelenggaraan Sistem Elektronik yang andal, aman dan bertanggung jawab, tim kami secara rutin memonitor ancaman dan kerentanan keamanan. Iniadalah bagian dari komitmen kami untuk menjaga kepercayaan dan keamanan dan privasi data pengguna kami," jelas JSC.
Advertisement